Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Hari Minggu Biasa XIX Kamu
“ditanam dan dibangun dalam Yesus Kristus, kokoh dalam iman”
(bdk. Kol 2:7). Perkataan dari surat St. Paulus tersebut ditulis
untuk menanggapi kebutuhan khusus jemaat di kota Kolose. Komunitas
itu diancam oleh tren budaya tertentu yang membuat umat beriman
menjauhi Injil. Konteks budaya kita, sahabat muda terkasih, seperti
yang terjadi pada jemaat di Kolose lampau. Memang, ada arus
pemikiran sekuler yag bertujuan meminggirkan Allah dalam kehidupan
masyarakat dengan mengajukan dan mengupayakan untuk membuat “surga”
tanpa-Nya. Namun pengalaman memberitahu kita bahwa dunia tanpa Allah
menjadi “neraka”: penuh dengan keegoisan, keluarga yang rusak,
kebencian di antara individu dan bangsa, dan kurangnya kasih sayang,
sukacita dan harapan yang besar. .... Namun beberapa orang Kristen
membiarkan diri mereka dihasut oleh sekulerisme atau ditarik oleh
arus religius yang menjauhkan mereka dari iman kepada Yesus Kristus.
Ada juga mereka yang, walau tidak takluk terhadap bujukan tersebut,
namun semata-mata membiarkan iman mereka menjadi dingin, dengan
dampak negatif yang tak terhindarkan dalam kehidupan moral mereka.
(Paus Benediktus XVI, 6 Agustus 2010)
Antifon Pembuka (Mzm
74:20.19.22.23/PS 329)
Ingatlah akan
perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang
tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau
lupakan seruan orang yang mencari Engkau.
Look
to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones
for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the
cries of those who seek you.
Respice,
Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas
in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris
voces quærentium te.
Mzm.Ut
quid Deus repulisti in finem: iratus est furor tuus super oves pascuæ
tuæ?
Doa Pembuka
Allah
Bapa, pencipta alam semesta dan segala yang hidup, Engkau membangun
kota-Mu di tengah-tengah kami. Penuhilah kami dengan semangat
kegiatan untuk membangun dunia baru, yang Kaupercayakan kepada kami.
Semoga kami siap sedia bila tiba saatnya Engkau menyempurnakan
segalanya dengan cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh
Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab
Kebijaksanaan (18:6-9)
"Dengan satu tindakan
yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan
kami."
Malam
pembebasan telah diberitahukan lebih dahulu kepada nenek moyang
kami, supaya mereka benar-benar insaf akan sumpah yang mereka
percayai dan menjadi berbesar hati. Maka inilah yang menjadi harapan
umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh.
Sebab dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para
lawan dan serentak memuliakan kami, setelah kami Kaupanggil
kepada-Mu. Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik
mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada
dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil
bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya. Dan dalam
pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para
leluhur.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada
Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 840
Ref.
Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah
Tuhanku.
atau Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku
bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat.
(Mzm 33:1.12.18-19.20.22; Ul:12b)
1. Bersorak-sorailah
dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi
orang jujur. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa
yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
2. Sungguh, mata
Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang
berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari
maut,
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3.
Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita.
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami
berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat kepada Orang
Ibrani (11:1-2.8-19)
"Ia
menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dikarenakan dan
dibangun oleh Allah sendiri."
Saudara-saudara, iman adalah dasar
dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita
lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek
moyang kita. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk
berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia
berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, ia diam
di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di
situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi
ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang
beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri.
Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan
anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia,
yang memberikan janji itu, setia. Itulah sebabnya dari satu orang
yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti
bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak
terhitung banyaknya. Dalam iman, mereka semua ini telah mati sebagai
orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya
dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan
mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan
rindu mencari suatu tanah air. Andaikata dalam hal itu mereka ingat
akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup
mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi yang mereka
rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi.
Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah
mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena iman Abraham
mempersembahkan Ishak, tatkala ia dicobai. Ia, yang telah menerima
janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun
kepadanya telah dikatakan, Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang
akan disebut keturunanmu. Abraham percaya bahwa Allah berkuasa
membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati! Dan dari sana ia
seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda
Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f,
4/4, PS 960 Ref. Alleluya, alleluya,
alleluya Ayat. (Mat 24:42a.44) Berjaga-jagalah
dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia
akan datang.
Inilah Injil Yesus Kristus
menurut Lukas (12:32-48)
"Hendaklah kamu siap
sedia."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus
kepada murid-murid-Nya, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil!
Karena Bapamu telah berkenan memberi kamu Kerajaan-Nya. Juallah
segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang
tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis,
yang tidak dapat didekati pencuri, dan yang tidak dirusakkan ngengat.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Hendaklah
pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu
seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah,
supaya jika tuannya itu datang dan mengetuk pintu, segera dapat
dibukakan pintu. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang
berjaga ketika ia datang: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan
mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia
akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam
atau pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka
berbahagialah hamba itu.Tetapi camkanlah ini baik-baik! Jika tuan
rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan
rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka.” Petrus
bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksudkan dengan perumpamaan
ini, ataukah juga semua orang?” Jawab Tuhan, “Siapakah pengurus
rumah yang setia dan bijaksana, yang akan diangkat oleh tuannya
menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada
mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya
sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata
kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas
segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam
hatinya, Tuanku tidak datang-datang. Lalu ia mulai memukuli
hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak
disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan
itu akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang
tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak
mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki
tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak
tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang seharusnya
mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa
diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya. Dan barangsiapa
dipercaya banyak lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U.
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
ANUGERAH
IMAN BAGI YANG SETIA
Kita sering begitu
sibuk dan cemas tentang hal-hal di dunia ini sehingga kita lupa
mengejar harta yang berikutnya, "harta yang tak ada habisnya di
surga sehingga tidak ada pencuri yang dapat mencapai atau ngengat
menghancurkan." Dalam bekerja begitu keras , ada di antara kita
yang jatuh ke dalam perangkap lain untuk mengejar setiap hiburan dan
pelarian kecil untuk mengimbangi dedikasi tersebut. Sementara itu,
kita dengan mudah melupakan tujuan kita yang sebenarnya dan hubungan
nyata yang harus kita bina setiap hari dengan Allah, Bapa kita, yang
mengasihi kita .
Banyak orang
merasa bahwa hidup mereka seolah-olah tidak memiliki makna. Mereka
sudah berusaha mati-matian untuk menumbuhkan imannya, tetapi
seolah-olah hidup ini tidak menunjukkan perkembangan yang bermakna.
Mereka kecewa terhadap Tuhan yang mereka imani. Mereka menolak
kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Mereka memilih jalan mereka
sendiri tanpa bantuan Tuhan.Tentu saja situasi seperti ini
menunjukkan bahwa orang kurang bertekun dalam imannya akan Tuhan.
Tuhan menuntut ketekunan dan kesetiaan kepada-Nya. Tuhan ingin agar
orang beriman itu tetap bertahan di dalam imannya. Iman yang tidak
mudah luntur oleh berbagai tantangan dan godaan. Dalam bacaan kedua kita diingatkan bahwa, “Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan
kesaksian kepada nenek moyang kita.” (Ibr 11:1-2). Iman menjadi
dasar pengharapan akan sesuatu yang tidak kita lihat, dan iman itu
timbul dari kesaksian tentang kebenaran. Karena yang memberikan
kesaksian tersebut pertama- tama adalah Allah sendiri melalui Kristus
dan para rasul-Nya, maka kita mempunyai alasan yang kuat untuk percaya.
Sebab jika kesaksian diberikan oleh manusia, maka kita tidak dapat yakin
akan kebenaran sepenuhnya, namun jika Allah sendiri yang memberikan
kesaksian tersebut, maka kita dapat yakin akan kebenarannya.
Dengan
demikian iman berhubungan dekat dengan ketaatan. Tak heranlah bahkan di
Alkitab sendiri Rasul Paulus mengajarkan tentang keduanya sekaligus,
yaitu tentang “ketaatan iman” (Rom16:26 ; lih. Rom1:5 ; 2 Kor 10:5-6)
kepada Tuhan. Maka Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
KGK
1814 Iman adalah kebajikan ilahi, olehnya kita percaya akan Allah dan
segala sesuatu yang telah Ia sampaikan dan wahyukan kepada kita dan apa
yang Gereja kudus ajukan supaya dipercayai. Karena Allah adalah
kebenaran itu sendiri. Dalam iman “manusia secara bebas menyerahkan
seluruh dirinya kepada Allah” (Dei Verbum 5). Karena itu, manusia
beriman berikhtiar untuk mengenal dan melaksanakan kehendak Allah.
“Orang benar akan hidup oleh iman” (Rom 1:17); Iman yang hidup “bekerja
oleh kasih” (Gal 5:6). Sebagai orang
beriman, apa yang mesti kita buat? Orang beriman mesti selalu setia
mengembangkan imannya kepada Tuhan. Orang beriman mesti selalu
menemukan cara-cara yang terbaik dalam menumbuhkembangkan imannya.
Untuk itu, dibutuhkan suatu kesetiaan dan ketekunan dalam berproses
menghidupi iman akan Tuhan.
Antifon Komuni (Mzm
142:12,14)
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia
mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
O
Jerusalem, glorify the Lord, who gives you your fill of finest
wheat.
Atau (Yoh 6:51)
Roti
yang Kuberikan ialah Daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda
Tuhan.
The bread that I will give, says the
Lord, is my flesh for the life of the world.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati