| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 07 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XVIII

Rabu, 07 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XVIII
 
Berkhotbah tentang salib adalah fana, jika tidak tampak dalam hidup dengan Dia yang disalibkan. --- St. Teresia Benedikta dari Salib

 
Antifon Pembuka (Mzm 106:4)

Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan hati-Mu. Perhatikanlah aku demi keselamatan karya tangan-Mu.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber belas kasih, ampunilah kiranya kami, bila kami sampai menempuh jalan yang sesat dan semoga kami menengadah kepada Dia, yang sabda-Nya menjadi rezeki kehidupan kami, ialah Yesus Putra-Mu terkasih, belaskasih-Mu yang nyata bagi setiap orang sepanjang zaman. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Bacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25;14:1.26-29.34-35)
   
    
"Israel mengolah tanah yang diidamkan."
    
Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka.” Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu. Mereka berceritera, “Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam di sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan.” Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, “Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya.” Tetapi para pengintai lainnya membantah, “Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita.” Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya. Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian.” Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, “Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup’, demikianlah sabda Tuhan, ‘Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku. Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik dari padamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.13-14.21-22.23)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan nasihat-Nya; Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16b)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
   
"Hai ibu, sungguh besar imanmu!"
     
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Dalam bacaan yang pertama, Musa menyuruh beberapa orang untuk mengintai tanah Kanaan, yang berlimpah susu dan madu, yang akan menjadi tempat tinggal mereka. Namun, ada pengkhianat-pengkhianat yang menyampaikan kabar burung, yang membuat orang Israel menjadi takut dan meragukan rencana Allah bagi mereka. Akhirnya, rencana memasuki tanah Kanaan tertunda sampai 40 tahun lamanya. Iman dikalahkan oleh kabar yang tidak benar. 
 
Dalam bacaan Injil, kita justru disuguhkan cerita yang sebaliknya: iman yang kokoh mengalahkan keraguan. Wanita Kanaan tanpa ragu meminta Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan setan dan sangat menderita. Wanita ini tahu universalitas penyelamatan Yesus. Meskipun Yesus menantangnya dengan kata-kata yang keras dan terkesan menolak, wanita ini tidak mundur. "Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Totalitas iman wanita ini berbuah nyata. Ia tak perlu menunggu lama, saat itu juga mukjizat terjadi. Injil mencatat, "Seketika itu juga anaknya sembuh." 
 
Iman adalah penyerahan diri yang total kepada Allah. Kita percaya bahwa Allah tidak membiarkan anak-anak-Nya, umat pilihannya, berada dalam kesulitan. Wanita Kanaan itu telah memperlihatkan kepada kita imannya yang besar. Pertanyaannya, apakah kita memiliki iman sedemikian? (IR/Renungan Harian Mutiara Iman).
 
Yesus mengiringi kata-kata-Nya dengan "kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda" (Kis 2:22). Semuanya ini menunjukkan bahwa Kerajaan hadir di dalam-Nya, karena memberi kesaksian bahwa Yesuslah Mesias yang di-janjikan itu Bdk. Luk 7:18-23. (Katekismus Gereja Katolik, 547)
      
Antifon Komuni (Mat 15:28)

Yesus bersabda, "Sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki."



renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy