Hari Biasa Pekan XX
Kitab Mazmur mempunyai daya kekuatan mengobarkan jiwa kita untuk giat mengusahakan segala kebaikan. (St. Pius X, Paus)
Antifon Pembuka (Mzm 106:44)
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki agar semua orang diselamatkan. Semoga kami dapat mendengarkan sabda-Mu dan tidak mengikuti keinginan kami sendiri seturut teladan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang taat kepada-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim (2:11-19)
Setelah Yosua meninggal dunia, orang Israel melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan, dan mereka beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Mereka mengikuti allah lain, dewa-dewa dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Mereka sujud menyembah kepada dewa-dewa itu, sehingga mereka menyakiti hati Tuhan. Demikianlah mereka meninggalkan Tuhan dan beribadah kepada Baal dan para Ashtoret. Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka. Setiap kali mereka maju, tangan Tuhan melawan mereka dan mendatangkan malapetaka ke atas mereka. Hal ini sesuai dengan peringatan yang disampaikan Tuhan kepada mereka dengan sumpah, sehingga mereka sangat terdesak. Maka Tuhan membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan para perampok. Tetapi para hakim pun tidak dihiraukan mereka, karena mereka berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Bangsa Israel segera menyimpang dari jalan yang ditempuh nenek moyang mereka yang mendengarkan perintah Tuhan. Mereka melakukan yang tidak patut. Setiap kali, apabila Tuhan membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka Tuhan menyertai hakim itu, dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh selama hakim itu hidup. Sebab Tuhan berbelas kasih mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. Tetapi begitu hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Mereka mengikuti allah lain, beribadah dan sujud menyembah kepadanya. Dalam hal apa pun mereka tidak menghentikan perbuatan jahat dan kelakuan mereka yang tegar itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan kami, ya Tuhan yang Mahamurah.
Ayat. (Mzm 106:34-37.39-40.43ab.44)
1. Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa kafir seperti yang diperintahkan Tuhan kepada mereka, mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa itu, dan meniru kebiasaan mereka.
2. Mereka beribadah kepada berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka. Mereka mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kurbankan kepada roh-roh jahat.
3. Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berlaku serong dalam perbuatan-perbuatan mereka. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.
4. Banyak kali mereka dibebaskan oleh-Nya, tetapi mereka memberontak dengan sengaja, namun Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ayat. (Mat 5:3); 2/4
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Seorang muda yang sangat kaya ingin hidup lebih sempurna. Orang muda itu sudah lama melakukan perintah Allah. Maka ia datang kepada Yesus dan bertanya, “Apa yang harus aku lakukan untuk hidup kekal?” Yesus menjawab, “Kalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, berikan kepada orang miskin, dan ikutilah Aku.” Orang muda itu akhirnya pergi karena hartanya banyak. Maka Yesus berkata, “Lebih mudah unta masuk lubang jarum daripada orang kaya masuk Kerajaan Surga.”
Barangkali kalau orang muda tadi hanya diminta menjual sebagian hartanya dan memberikan kepada orang miskin, tidak terlalu berat. Tetapi karena diminta menjual seluruh hartanya, memberikan kepada orang msikin, dan ikut Yesus, maka berat! Ikut Yesus berarti orang tadi tidak mempunyai lagi kekayaan yang dapat menjadi pegangan dan jaminan masa depan. Itulah yang sangat berat. Awalnya punya jaminan masa depan yang jelas yaitu seluruh kekayaannya; lalu harus hidup tanpa jaminan yang jelas; sungguh mahaberat! Maka ia pergi. Dia memilih hidup dengan jaminan kekayaannya.
Bagaimana dengan aku? Apakah bagiku mudah untuk melepaskan kekayaan, untuk ikut Yesus? Barangkali yang mengikat dan menghalangi kita bukan kekayaan, tetapi hobi, kesenangan, nafsu, ikatan, keinginan tidak teratur dalam hidupku. Hal-hal itu dapat menghambat aku untuk mengikuti Yesus secara penuh. Bagaimana aku dapat melepaskan hal-hal yang menghalangi aku untuk ikut Yesus dalam hidup ini? Apa yang harus aku lakukan?
Antifon Komuni (Mat 19:16, 17)
Tuhan Yesus, untuk menjadi pengikut-Mu harus berani meninggalkan segala sesuatu karena hidup dan segala kekayaan hanyalah sarana dan bukan tujuan hidup. Berilah aku keberanian untuk menumpukan hidup dan masa depanku hanya kepada-Mu, sebab Engkaulah Juruselamatku, untuk selama-lamanya. Amin.