| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 28 September 2019 Hari Biasa Pekan XXV

Sabtu, 28 September 2019
Hari Biasa Pekan XXV
                
“Setan bukanlah mereka yang menyalibkan-Nya, melainkan engkau, yang bersama mereka menyalibkan-Nya dan masih tetap menyalibkan-Nya, dengan berpuas diri dalam perbuatan jahat dan dalam dosa” (St. Fransiskus dari Assisi).
                

Antifon Pembuka (Za 2:10)

Bersorak-sorailah, sebab Aku sungguh datang dan akan tinggal di tengah-tengahmu.
 
      
Doa Pembuka

Tuhan Yesus Kristus, Engkau berkenan hadir dan tinggal bersama kami. Mampukanlah kami untuk menjaga hidup tanpa cela di hadapan-Mu agar kami semakin pantas menjadi kediaman-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Nubuat Zakharia (2:1-5.10-11A)
   
 
"Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu."
  
Aku, Zakharia, melayangkan mataku dan melihat: Tampak seorang yang memegang tali pengukur. Aku lalu bertanya, “Ke manakah engkau pergi?” Maka ia menjawab, “Ke Yerusalem, untuk mengukurnya, untuk melihat berapa lebar dan panjangnya.” Lalu malaikat yang berbicara dengan daku maju ke depan, sementara itu seorang malaikat lain maju, mendekatinya dan diberi perintah. “Larilah, katakanlah kepada orang muda yang di sana itu, demikian, ‘Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya. Dan Aku sendiri’, demikianlah sabda Tuhan, ‘akan menjadi tembok berapi di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya.’.” “Bersorak sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu,” demikianlah sabda Tuhan, “dan pada waktu itu banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan dan akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan tinggal di tengah-tengahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanan dombanya.
Ayat. (KIDUNG Yer 31:10.11.12ab.13)
1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerahkan Israel akan menghimpunnya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya!
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
3. Waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira, Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:43b-45)
  
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."
    
Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dengarkan dan camkanlah segala perkataanku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan



Sama seperti murid Yesus dalam Injil hari ini, sering' kali kita tidak memahami dengan baik penderitaan Yesus. Mengapa? Sengsara, Salib, dan kematian Yesus, justru dipahami setelah murid-murid mengalami kebangkitan Yesus. Demikian juga kita dapat memahami sengsara Yesus, justru karena iman akan kebangkitan. Iman akan kebangkitan Yesus menegaskan makna dari salib-Nya. Kita tidak mungkin mengakui Yesus sebagai Kristus dan Anak Allah dengan menyingkirkan salib. Makajelaslah Kisah Sengsara menempati tempat penting dalam keempat Injil. Kebangkitan menerangi sengsara dan wafat Yesus. Kemuliaan kebangkitan adalah hasil dari sengsara dan wafat Yesus. Kebangkitan Yesus mewahyukan nilai pengorbanan-Nya dan menegaskan sengsara dan wafat bukanlah kekalahan. Sengsara merupakan suatu perjuangan penuh kemenangan dan sekaligus pemenuhan rencana Allah.

Sebagai orang kristiani, dengan iman akan kebangkitan, kita memandang salib sebagai tanda kasih Allah yang nyata (bdk. Rm. 5:6-8). Pengalaman salib dan sengsara tidak asing dalam hidup kita. Percaya pada Kristus yang disalibkan berarti percaya bahwa cinta yang hadir di dunia lebih berkuasa daripada kebencian, kekerasan, dan kejahatan, Percaya pada cinta yang demikian ini berarti percaya pada kerahiman Allah. Cinta yang dijamin dalam kerahiman Allah harus menjadi dasar dari kehidupan kita, keluarga, Gereja, dan masyarakat. Kebenaran Allah adalah kerahiman-Nya dan kerahiman-Nya adalah kebenaran. Allah mewahyukan kerahiman-Nya dalam kematian dan kebangkitan Yesus. Salib merupakan tanda kemenangan, cinta mengatasi kebencian, kehidupan mengatasi kematian, kerahiman menang atas keputusan pengadilan. Tanpa iman akan kebangkitan, orang beriman tidak mengerti sengsara Yesus, sebab arti dan makna kebangkitan masih tersembunyi bagi mereka. Sengsara, kematian, dan kebangkitan tak dapat dipisahkan.



Antifon Komuni (Mrk 10:45) )

Putra Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.    
 
 


JT/INSPIRASI BATIN 2019

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy