Senin, 23 September 2019
Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam
“Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan” (St. Pius dari Pietrelcina)
Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam
“Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan” (St. Pius dari Pietrelcina)
Antifon Pembuka (Bdk. Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
The Spirit of the Lord is upon me, for he has anointed me and sent me to preach the good news to the poor, to heal the broken-hearted
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan penuh belaskasih, Engkau sudah memasyhurkan Santo Padre Pio. Semoga berkat doa dan teladannya kami berusaha membawa sesama kepada cinta kasih Kristus dan dapat memperoleh kemuliaan abadi bersama mereka. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ezra (1:1-6)
"Barangsiapa termasuk umat Allah, hendaknya ia pulang ke Yerusalem dan mendirikan rumah Allah."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ul:lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawaria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah melihat cahayanya. Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar. Karena barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Apa perbedaan mendasar antara pamer dan memberi kesaksian. Pamer berarti berusaha menunjukkan kebaikan, keutamaan, kehebatan dan segala yang indah kepada orang lain. Bahkan, segala cara dilakukan agar dirinya terlihat hebat, terkenal dan baik. Tujuan pamer adalah mendatangkan pujian bagi diri sendiri.
Ada tindakan serupa, namun sangat
berbeda maknanya yakni memberi kesaksian. Memberi kesaksian berarti
melakukan kebaikan dan kebenaran dengan motivasi agar orang lain menjadi
baik dan memuji Allah sebagau sumber kebenaran dan kebaikan. Bukan
diarahkan untuk mendatangkan pujian bagi dirinya. Yesus menggambarkannya
seperti orang menyalakan pelita dan menempatkan di atas kaki dian
sehingga semua orang melihat cahayanya.
Dengan terang atau cahaya dalam
ruangan, orang bisa melakukan apa saja, membersihkan yang kotor atau
aktivitas lainnya. Demikian juga jika kesaksian hidup kita baik akan
seperti cahaya yang memberi inspirasi bagi banyak orang, entah untuk
bertobat, ingat akan Tuhan, ingat sesamanya yang menderita atau solider
dengan sesama. Maka, jangan menyembunyikan sikap dan perbuatan yang baik
dan benar jika itu bisa memberikan kebaikan kepada orang lain.
Keengganan memberi kesaksian sering
disebabkan oleh sikap kita yang ingin rendah hati maka menahan atau
tidak menunjukkan perbuatan baik di hadapan orang lain. Kalau ini
terjadi, maka sebenarnya tanpa sadar kita menghambat orang lain untuk
menjadi baik atau berbuat baik.
Yang perlu kita sadari adalah dengan
melakukan aneka kebaikan dalam hidup, kita tidak akan kehilangan apa
pun. Justru sebaliknya, Tuhan akan menambahkan berkat-Nya kepada kita.
Inilah yang disabdakan oleh Yesus, "Barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil."
Kalau kita tidak memberikan yang baik
kepada orang lain, sebenarnya kita menutup pintu rahmat Allah bagi diri
sendiri dan orang lain. Sebaliknya, kalau kita mau berbagi dan
memberikan aneka kebaikan kepada orang lain, kita membuka pintu rahmat
bagi diri sendiri dan orang lain. Masihkah kita menahan diri untuk
berbuat baik dan memberi kesaksian akan kebaikan Tuhan bagi orang lain?
(Rm. Heribertus Supriyadi, O.Carm/CAFE ROHANI)
Antifon Komuni (Mat 28:20)
Lihatlah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai akhir zaman, sabda Tuhan.
Behold, I am with you always, even to the end of the age, says the Lord