KATKIT (Katekese Sedikit) No. 266
Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:22-25
Mrk. 5:22
datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
Et venit quidam de archisynagogis nomine Iairus et videns eum procidit ad pedes eius
Syalom aleikhem.
Waktu itu, Tuhan Yesus masih berada di sekitar danau, di sisi barat, dan dikerumuni oleh orang-orang yang ingin mendapat pelayanan-Nya. Beliau didatangi seorang kepala sinagoga (tempat ibadat orang Yahudi). Jabatan kepala sinagoga adalah jabatan terhormat yang dipegang seorang awam, bukan imam. Biasanya kepala sinagoga dipilih oleh umat yang biasa berkumpul di suatu sinagoga. Tugasnya mengatur penyelenggaraan peribadatan tiap Sabat. Nama kepala itu Yairus. Tak dijelaskan di mana tempat tinggal Yairus.
Kata “tersungkur” bukan berarti jatuh, melainkan sikap sujud untuk menghormati dan mengakui bahwa orang yang ada di hadapannya pantas dihormati karena kuasanya dianggap lebih besar. Dengan bersujud di depan Tuhan Yesus, Yairus mengakui kuasa Beliau.
Mrk. 5:23
dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
et deprecatur eum multum dicens: “ Filiola mea in extremis est; veni, impone manus super eam, ut salva sit et vivat ”.
Pengakuan akan kuasa Tuhan Yesus makin tampak ketika Yairus memohon kepada-Nya mengenai anak perempuannya yang “sedang sakit, hampir mati”. Frasa ini secara harafiah bermakna ‘sedang sekarat’. Keadaan sungguh gawat, namun Yairus menaruh kepercayaan yang besar kepada Tuhan Yesus. Dengan yakin, ia memohon agar Tuhan datang dan meletakkan tangan-Nya. Dalam kebiasaan Yahudi, meletakkan tangan artinya mendoakan atau memberkati.
Keyakinan Yairus sungguh penuh. Tercatat pada akhir ayat, Yairus berkata “supaya ia selamat dan tetap hidup”. Yairus penuh iman bahwa Tuhan mampu menyelamatkan anaknya yang sedang sekarat, ia yakin anaknya akan tetap hidup kalau Tuhan menolongnya. Ingatlah, semua ucapan Yairus disampaikan sambil bersujud di depan Tuhan. Sebuah ungkapan iman yang mendalam.
Mrk. 5:24
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Et abiit cum illo. Et sequebatur eum turba multa et comprimebant illum.
Tuhan memenuhi permintaan Yairus, lalu berangkat menuju rumah Yairus. Waktu itu, banyak sekali orang mengerumuni Tuhan. Ayat ini mengisahkan bahwa keberangkatan Tuhan diiringi oleh orang banyak. Suasana ramai sekali karena orang berdesak-desakan dalam perjalanan menuju rumah Yairus.
Mrk. 5:25
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Et mulier, quae erat in profluvio sanguinis annis duodecim
Keterangan “di situ” artinya di tengah-tengah kerumunan orang. Perempuan itu berada di antara orang banyak yang berdesak-desakan. Kata “pendarahan” terkait dengan haid. Menurut hukum Yahudi, perempuan haid itu najis, dan orang yang bersentuhan dengannya ikut najis. Karena penyakitnya itu, si perempuan terkucil secara jasmani dan rohani. Sebab, orang najis tak bisa ikut beribadat.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:22-25
Mrk. 5:22
datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
Et venit quidam de archisynagogis nomine Iairus et videns eum procidit ad pedes eius
Syalom aleikhem.
Waktu itu, Tuhan Yesus masih berada di sekitar danau, di sisi barat, dan dikerumuni oleh orang-orang yang ingin mendapat pelayanan-Nya. Beliau didatangi seorang kepala sinagoga (tempat ibadat orang Yahudi). Jabatan kepala sinagoga adalah jabatan terhormat yang dipegang seorang awam, bukan imam. Biasanya kepala sinagoga dipilih oleh umat yang biasa berkumpul di suatu sinagoga. Tugasnya mengatur penyelenggaraan peribadatan tiap Sabat. Nama kepala itu Yairus. Tak dijelaskan di mana tempat tinggal Yairus.
Kata “tersungkur” bukan berarti jatuh, melainkan sikap sujud untuk menghormati dan mengakui bahwa orang yang ada di hadapannya pantas dihormati karena kuasanya dianggap lebih besar. Dengan bersujud di depan Tuhan Yesus, Yairus mengakui kuasa Beliau.
Mrk. 5:23
dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
et deprecatur eum multum dicens: “ Filiola mea in extremis est; veni, impone manus super eam, ut salva sit et vivat ”.
Pengakuan akan kuasa Tuhan Yesus makin tampak ketika Yairus memohon kepada-Nya mengenai anak perempuannya yang “sedang sakit, hampir mati”. Frasa ini secara harafiah bermakna ‘sedang sekarat’. Keadaan sungguh gawat, namun Yairus menaruh kepercayaan yang besar kepada Tuhan Yesus. Dengan yakin, ia memohon agar Tuhan datang dan meletakkan tangan-Nya. Dalam kebiasaan Yahudi, meletakkan tangan artinya mendoakan atau memberkati.
Keyakinan Yairus sungguh penuh. Tercatat pada akhir ayat, Yairus berkata “supaya ia selamat dan tetap hidup”. Yairus penuh iman bahwa Tuhan mampu menyelamatkan anaknya yang sedang sekarat, ia yakin anaknya akan tetap hidup kalau Tuhan menolongnya. Ingatlah, semua ucapan Yairus disampaikan sambil bersujud di depan Tuhan. Sebuah ungkapan iman yang mendalam.
Mrk. 5:24
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Et abiit cum illo. Et sequebatur eum turba multa et comprimebant illum.
Tuhan memenuhi permintaan Yairus, lalu berangkat menuju rumah Yairus. Waktu itu, banyak sekali orang mengerumuni Tuhan. Ayat ini mengisahkan bahwa keberangkatan Tuhan diiringi oleh orang banyak. Suasana ramai sekali karena orang berdesak-desakan dalam perjalanan menuju rumah Yairus.
Mrk. 5:25
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Et mulier, quae erat in profluvio sanguinis annis duodecim
Keterangan “di situ” artinya di tengah-tengah kerumunan orang. Perempuan itu berada di antara orang banyak yang berdesak-desakan. Kata “pendarahan” terkait dengan haid. Menurut hukum Yahudi, perempuan haid itu najis, dan orang yang bersentuhan dengannya ikut najis. Karena penyakitnya itu, si perempuan terkucil secara jasmani dan rohani. Sebab, orang najis tak bisa ikut beribadat.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring