Ilustrasi foto: www.catholicireland.net |
Seri Katekismus
USKUP & PRESBITER & DIAKON
Syalom aleikhem.
Anggota-anggota Gereja Katolik berbeda-beda bentuk kehidupan dan jabatannya, pekerjaan dan ladang karyanya. Di dalam Gereja pun, ada aneka pelayanan. Meski aneka macam, semua pelayanan itu “satu” dalam hal perutusan, sama-sama diutus oleh Sang Kristus.
Para Rasul dan para pengganti mereka diserahi tiga tugas utama: (1) mengajar; (2) menyucikan; (3) memimpin. Ketiga tugas dilaksanakan dalam nama dan kuasa Kristus. Sementara itu, kaum awam mengemban tugas perutusan di tengah dunia sesuai lahan karyanya.
Jabatan Gerejawi
Mengapa di dalam Gereja Katolik ada jabatan gerejawi? Buatan manusia? Tidak! Itu semua dicetuskan oleh Kristus sendiri. Beliau menciptakan jabatan gerejawi, lalu memberikan wewenang dan perutusan, arah dan tujuan. Setelah diberi wewenang, orang-orang terpilih diutus. Dalam perutusan, mereka tak bertindak menurut keinginan sendiri, melainkan mengikuti arahan Kristus supaya Umat-Nya sampai pada tujuan-Nya.
Jabatan gerejawi diterimakan dalam suatu sakramen khusus. Mereka tak mengangkat diri sendiri. Mengapa? Karena sifatnya sebagai “pelayan”, para pejabat gerejawi bergantung sepenuh pada Kristus. Dan Kristus tak pernah memanggil Para Rasul dalam kesendirian, melainkan dalam persekutuan. Ini disebut sifat kolegial. Mereka dipilih bersama-sama dan diutus bersama-sama. Sampai hari ini, penetapan ini tetap berlaku. Para uskup sebagai para pengganti Para Rasul melaksanakan pelayanan dalam dewan (kolegialitas) dan dalam persekutuan dengan Uskup Roma sebagai pengganti Rasul Petrus.
Sifat kebersamaan itu diimbangi dengan sifat pribadi. Meski dipilih bersama-sama, tiap-tiap murid Kristus dipanggil secara pribadi karena panggilan memerlukan jawaban pribadi. Dengan demikian, pelayanan gerejawi adalah pelayanan bersama sekaligus pribadi. Para pejabat gerejawi bertanggung jawab secara pribadi kepada Kristus. Sebagai pribadi, mereka satu per satu melayani dalam pribadi (atas nama) Kristus.
Ringkasnya, pelayanan oleh para pejabat gerejawi sifatnya bersama (kolegial) sekaligus pribadi. Sifat kolegial menjauhkan seorang pelayan dari sikap sewenang-wenang semaunya sendiri. Sifat pribadi menjauhkan seorang pelayan dari sikap melempar tanggung jawab yang seharusnya dipikulnya sebagai pribadi.
Mata Rantai Tanpa Putus
Tuhan memberi Simon nama baru: Petrus yang dijadikan batu karang untuk Gereja-Nya, dan menyerahkan kepemimpinan Gereja kepada Rasul Petrus. Setelah Sang Rasul meninggal dunia, tugasnya digantikan oleh penggantinya, dan pengganti itu digantikan oleh pengganti yang lain, demikian seterusnya. Pengganti itulah Uskup Roma. Uskup Roma itulah Sri Paus.
Demikian pula rasul-rasul lain, tugas mereka digantikan oleh para pengganti dan para pengganti itu digantikan oleh para pengganti yang lain, seterusnya begitu. Mereka itulah para uskup. Setiap uskup sebagai pengganti rasul dibantu oleh para presbiter (imam) dan para diakon. Jabatan presbiter dan diakon sudah ada sejak zaman Para Rasul. Gereja Katolik melanjutkannya hingga kini dalam mata rantai tanpa putus melintasi abad demi abad dari zaman Para Rasul.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 871-887
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring