Selasa, 29 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXX
“Maria adalah ibu umat manusia yang paling lembut; dialah tempat pengungsian bagi para pendosa.” (St. Alfonsus Maria de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 126:6)
Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber kebebasan, Engkau menghendaki ciptaan-Mu dibebaskan dan disempurnakan dalam diri Yesus, Adam baru. Kami mohon perkenankanlah kami lahir kembali menjadi putra dan putri kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
Hari Biasa Pekan XXX
“Maria adalah ibu umat manusia yang paling lembut; dialah tempat pengungsian bagi para pendosa.” (St. Alfonsus Maria de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 126:6)
Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber kebebasan, Engkau menghendaki ciptaan-Mu dibebaskan dan disempurnakan dalam diri Yesus, Adam baru. Kami mohon perkenankanlah kami lahir kembali menjadi putra dan putri kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
"Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."
Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: lh. 3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Perumpamaan yang baru saja kita dengar disampaikan oleh Yesus agar orang-orang paham tentang Kerajaan Allah. Ia tidak menjelaskannya melalui teori, melainkan perumpamaan yang kita alami sehari-hari. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Sesawi yang dipakai Yesus dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah ini berbeda dengan sesawi di tempat kita. Yang dimaksud Yesus adalah sesawi jenis pohon, yang bijinya sangat kecil - bahkan dikatakan paling kecil dari segala jenis benih - tetapi setelah ditaburkan di tanah akan tumbuh menjadi pohon yang besar di mana burung-burung biasa bersarang dengan aman dan terlindung pada cabang-cabangnya. Benih dan pertumbuhan Kerajaan Allah itu berasal dari Allah. Manusia diminta kerja samanya agar benih itu berkembang baik. Untuk itu, diperlukan keterbukaan hati, kesabaran, ketekunan, pengurbanan dan kesetiaan.Kita semua dipanggil untuk berperan serta menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Bersediakah kita? Apa yang bisa saya lakukan?
Doa Malam
Tuhan Yesus, aku berterima kasih atas anugerah bahwa misteri Kerajaan Allah dinyatakan kepada orang kecil. Semoga dalam kesederhanaan hidup orang kecil, aku dapat mengimani-Mu sepenuhnya. Sebab Engkaulah Tuhan dan penuntun hidupku, sepanjang segala masa. Amin.
RENUNGAN PAGI