Hari Biasa Pekan XXIX
Titik pusat Salam Maria adalah nama Yesus, ibarat sendi yang menghubungkan kedua bagian Salam Maria (Paus Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (bdk Rm 4:21-22)
Abraham penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Maka hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami di surga, sumber sukacita, bangunlah kiranya kami menjadi Gereja, yang didasari batu sendi sejati, ialah Yesus Kristus. Semoga kami Kaupenuhi pula dengan sukacita, karena diperkenankan mengimani Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (4:20-25)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia mengunjungi umat-Nya.
Ayat. (Luk 1:69-70.71-72.73-75; Ul: 68)
1. Tuhan telah mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita, dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh, agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut, dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup kita.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)
Sekali peristiwa Yesus mengajar banyak orang. Salah seorang dari mereka berkata kepada Yesus, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan daku.” Tetapi Yesus menjawab, “Saudara, siapa yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu.” Kemudian Ia menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku’. Lalu katanya, ‘Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!’ Tetapi Allah bersabda kepadanya, ‘Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?’ Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Dalam rangka pengelolaan dana atau uang sering ada yang disebut dengan ‘dana abadi’, tentu saja tidak dimaksudkan bahwa dana tersebut bersifat abadi alias tak akan berubah, melainkan yang dimaksudkan adalah dana yang dapat digunakan dalam keadaan sungguh terpaksa. Dana, uang atau harta benda memang tidak abadi; perhatikan saja dengan peristiwa gempa bumi atau kebakaran dan banjir yang akhir-akhir ini melanda wilayah Indonesia: bangunan roboh, aneka macam jenis harta benda ludes terbakar atau hanyut dalam hitungan menit dst.. Cukup banyak orang menjadi stress alias sinthing karena kehilangan harta benda atau kekayaan duniawi tersebut, bahkan ada yang bunuh diri atau hidup ngawur. Harta benda pada dasarnya bersifat sosial, tidak egois, maka hendaknya menyikapi aneka macam jenis harta benda sebagai sarana untuk membangun hubungan sosial, persaudaraan atau persahabatan sejati dalam rangka mengupayakan keselamatan jiwa manusia. Dengan kata lain yang utama adalah keselamatan jiwa bukan keselamatan harta benda atau uang. Kami berharap kepada mereka yang masih mengutamakan atau menempatkan diri sebagai yang tergantung pada harta benda atau kekayaan duniawi alias bersikap mental materialistis atau duniawi, untuk bertobat dan memperbaharui diri. Kepada siapapun yang kaya atau semakin kaya akan harta benda atau uang, kami harapkan juga semakin beriman, dan dengan demikian memfungsikan semua harta benda atau kekayaannya sebagai sarana untuk menjadi lebih suci, lebih mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui pelayanan kepada sesamanya.