KATKIT (Katekese Sedikit) No. 284
Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:1-3
Mrk. 6:1
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
Et egressus est inde et venit in patriam suam, et sequuntur il lum discipuli sui.
Syalom aleikhem.
Mengacu pada ayat-ayat sebelumnya, kata “situ” menunjuk pada rumah Yairus. Ayat ini tak menyebut nama tempat asal Tuhan Yesus. Dari Injil lain kita tahu bahwa tempat itu adalah Nazaret. Kali ini Tuhan pulang kampung, mudik. Murid-murid-Nya ikut ke sana bersama-Nya.
Mrk. 6:2
Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya.
Et facto sabbato, coepit in synagoga docere; et multi audientes admirabantur dicentes: “ Unde huic haec, et quae est sapientia, quae data est illi, et virtutes tales, quae per manus eius efficiuntur?
Tuhan mengajar di sinagoga di kampung-Nya sendiri; waktu itu Sabat, hari ibadat umat Yahudi. Kata “takjub” dalam ayat ini digunakan pula untuk menyebut reaksi orang ketika menyaksikan penyembuhan oleh Tuhan. Orang-orang yang berkumpul di sinagoga heran sekali mendengarkan pengajaran Tuhan yang amat istimewa bagi para pendengar.
Ungkapan “mereka berkata” maksudnya para hadirin saling berbincang satu sama lain mengenai kehebatan Tuhan mengajar. Orang-orang di sana terheran-heran dan saling mempertanyakan bagaimana Tuhan Yesus mendapatkan kemampuan semacam itu. Kata “semuanya itu” menunjuk pada kata “hikmat” dan “mujizat” yang disebut kemudian. Hikmat menunjuk pada cara Tuhan mengajar dan isi ajaran-Nya. Tuhan menguasai keduanya: cara mengajar-Nya bagus dan isinya mantap.
Selain mengagumi hikmat Tuhan, orang-orang juga mengagumi mujizat-Nya. Apakah Tuhan baru saja melakukan mujizat di sana? Rupanya tidak. Lalu? Orang-orang Nazaret sudah mendengar kabar tersiar mengenai mujizat-mujizat yang telah dilakukan Tuhan di mana-mana. Keadaan inilah yang dimaksudkan ayat ini.
Mrk. 6:3
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia
Nonne iste est faber, filius Mariae et frater Iacobi et Iosetis et Iudae et Simonis? Et nonne sorores eius hic nobiscum sunt? ”. Et scandalizabantur in illo.
Pertanyaan pada ayat ini bukan pertanyaan yang butuh jawaban. Inilah lanjutan keheranan dari ayat sebelumnya. Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang di sana mengenal latar belakang Tuhan Yesus, mereka tahu siapa saja anggota keluarga-Nya. Justru karena itu, mereka jadi heran sekali: bagaimana mungkin si Yesus yang mereka kenal, sekarang menjadi “sehebat ini”.
Pada ayat ini kata “tukang kayu” dikenakan pada Tuhan Yesus. Ini menambah keheranan orang-orang: bagaimana mungkin seorang tukang kayu sanggup mengajar dengan baik dan mampu membuat mujizat. Sungguh mengherankan. Akhir ayat memberi tahu kita: orang-orang menolak Si Tukang Kayu.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring