KATKIT (Katekese Sedikit) No. 287
Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:4-7
Mrk. 6:4
Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”
Et dicebat eis Iesus: “ Non est propheta sine honore nisi in patria sua et in cognatione sua et in domo sua ”.
Syalom aleikhem.
Perkataan Tuhan Yesus ditujukan kepada “mereka”, orang-orang di sinagoga di Nazaret. Kata “dihormati” diterjemahkan dari ungkapan negasi dobel yang harafiahnya berbunyi “bukan tidak dihormati”; dua kali tidak yang berjejer artinya ya. Setelah kata “kecuali” ada tiga rincian: tempat asal yang menunjuk pada kota atau kampung, kaum keluarga yang menunjuk pada kerabat, dan rumah yang menunjuk pada keluarga inti. Kata-kata Tuhan ini tanggapan atas kekecewaan dan penolakan orang-orang Nazaret terhadap-Nya (ay. 3).
Mrk. 6:5-6a
Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.
Et non poterat ibi virtutem ullam facere, nisi paucos infirmos impositis manibus curavit; et mirabatur propter incredulitatem eorum.
Kekecewaan dan penolakan menghasilkan ketidakpercayaan. Ayat 6a menjelaskan hal ini. Tuhan sampai heran karena sikap itu. Kok bisa ya, orang-orang yang sudah menerima pengajaran sampai terkagum-kagum dan takjub serta sudah mendengar berita banyaknya mujizat, tak mau percaya juga, kira-kira beginilah batin Tuhan kalau diselami. Karena situasi itu, Tuhan tak dapat membuat mujizat di sana. Kata “tidak dapat” bukan berarti Tuhan kehilangan kuasa, tapi karena orang-orang di sana tak percaya kepada-Nya. Kita melihat kaitan kepercayaan (iman) dengan mujizat. Tanpa iman, tak ada mujizat; bukan karena Tuhan tak punya kuasa, tapi karena manusia tak siap menerimanya. Rupanya mujizat “mencari” orang yang siap.
Mrk. 6:6b
Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Et circumibat castella in circuitu docens.
Tuhan keluar dari Nazaret lalu pergi ke desa-desa lain di sekitarnya. Beliau mengajar di pelbagai desa itu, mungkin di satu desa beberapa hari lalu pindah ke desa lain dan seterusnya.
Mrk. 6:7
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
Et convocat Duodecim et coepit eos mittere binos et dabat illis potestatem in spiritus immundos;
Di tengah perjalanan keliling dari kampung ke kampung itu, adegan pada ayat ini terjadi. Tempat pastinya tak jelas, tampaknya masih dekat-dekat Nazaret. Waktu itu, Tuhan sudah punya dua belas murid yang ikut ke mana-mana. Jadi, sampai di sini kedua belas murid pun selalu ikut serta. Karena itu, kata “memanggil” berarti ‘bicara secara khusus’. Perkataan Tuhan berikutnya tak ditujukan kepada orang banyak, melainkan khusus kepada Keduabelasan.
Keduabelasan diberi tugas khusus dengan diutus berdua-dua. Artinya, ada enam pasang murid yang pergi ke tempat yang berbeda-beda. Murid A dan B pergi ke desa 01, murid C dan D ke desa 02, dst. Untuk keperluan itu, Tuhan memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat. Dengan itu, Keduabelasan siap pergi dengan kuasa Kristus.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:4-7
Mrk. 6:4
Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”
Et dicebat eis Iesus: “ Non est propheta sine honore nisi in patria sua et in cognatione sua et in domo sua ”.
Syalom aleikhem.
Perkataan Tuhan Yesus ditujukan kepada “mereka”, orang-orang di sinagoga di Nazaret. Kata “dihormati” diterjemahkan dari ungkapan negasi dobel yang harafiahnya berbunyi “bukan tidak dihormati”; dua kali tidak yang berjejer artinya ya. Setelah kata “kecuali” ada tiga rincian: tempat asal yang menunjuk pada kota atau kampung, kaum keluarga yang menunjuk pada kerabat, dan rumah yang menunjuk pada keluarga inti. Kata-kata Tuhan ini tanggapan atas kekecewaan dan penolakan orang-orang Nazaret terhadap-Nya (ay. 3).
Mrk. 6:5-6a
Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.
Et non poterat ibi virtutem ullam facere, nisi paucos infirmos impositis manibus curavit; et mirabatur propter incredulitatem eorum.
Kekecewaan dan penolakan menghasilkan ketidakpercayaan. Ayat 6a menjelaskan hal ini. Tuhan sampai heran karena sikap itu. Kok bisa ya, orang-orang yang sudah menerima pengajaran sampai terkagum-kagum dan takjub serta sudah mendengar berita banyaknya mujizat, tak mau percaya juga, kira-kira beginilah batin Tuhan kalau diselami. Karena situasi itu, Tuhan tak dapat membuat mujizat di sana. Kata “tidak dapat” bukan berarti Tuhan kehilangan kuasa, tapi karena orang-orang di sana tak percaya kepada-Nya. Kita melihat kaitan kepercayaan (iman) dengan mujizat. Tanpa iman, tak ada mujizat; bukan karena Tuhan tak punya kuasa, tapi karena manusia tak siap menerimanya. Rupanya mujizat “mencari” orang yang siap.
Mrk. 6:6b
Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Et circumibat castella in circuitu docens.
Tuhan keluar dari Nazaret lalu pergi ke desa-desa lain di sekitarnya. Beliau mengajar di pelbagai desa itu, mungkin di satu desa beberapa hari lalu pindah ke desa lain dan seterusnya.
Mrk. 6:7
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
Et convocat Duodecim et coepit eos mittere binos et dabat illis potestatem in spiritus immundos;
Di tengah perjalanan keliling dari kampung ke kampung itu, adegan pada ayat ini terjadi. Tempat pastinya tak jelas, tampaknya masih dekat-dekat Nazaret. Waktu itu, Tuhan sudah punya dua belas murid yang ikut ke mana-mana. Jadi, sampai di sini kedua belas murid pun selalu ikut serta. Karena itu, kata “memanggil” berarti ‘bicara secara khusus’. Perkataan Tuhan berikutnya tak ditujukan kepada orang banyak, melainkan khusus kepada Keduabelasan.
Keduabelasan diberi tugas khusus dengan diutus berdua-dua. Artinya, ada enam pasang murid yang pergi ke tempat yang berbeda-beda. Murid A dan B pergi ke desa 01, murid C dan D ke desa 02, dst. Untuk keperluan itu, Tuhan memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat. Dengan itu, Keduabelasan siap pergi dengan kuasa Kristus.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring