| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 24 November 2019 Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Minggu, 24 November 2019
Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
  

Kerajaan Kristus sudah Ada dalam Gereja, namun belum diselesaikan oleh kedatangan Raja di bumi "dengan segala kekuasaan dan kemuliaan" (Luk 21:27) Bdk. Mat 25:31.. Ia masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat Bdk. 2 Tes 2:7., walaupun mereka sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya Bdk. 1 Kor 15:28., "sampai nanti terwujudkan langit baru dan bumi baru, yang diwarnai keadilan, Gereja yang tengah mengembara, dalam Sakramen-sakramen serta lembaga-lembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta, yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin, serta merindukan saat anak-anak Allah dinyatakan" (LG 48). Oleh karena itu orang Kristen berdoa, terutama dalam perayaan Ekaristi Bdk. 1 Kor 11:26., supaya kedatangan kembali Kristus Bdk. 2 Ptr 3:11-12. dipercepat, dengan berseru: "Datanglah Tuhan" (1 Kor 16:22; Why 22:17.20). (Katekismus Gereja Katolik, 671)

      

Antifon Pembuka (Why. 5:12, 1:6)

Pantaslah Anak Domba yang disembelih itu menerima kuasa dan kekayaan, hikmat, kekuatan, dan hormat. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.


How worthy is the Lamb who was slain. to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor. To him belong glory and power for ever and ever.

Dignus est Agnus, qui occisus est, accipere virtutem, et divinitatem, et sapientiam, et fortitudinem, et honorem. Ipsi gloria et imperium in sæcula sæculorum.

 

Doa Pagi

 
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan membarui segala sesuatu dalam diri Putra-Mu terkasih, Raja Semesta Alam. Semoga segala makhluk yang telah dibebaskan dari perbudakan berhamba pada kebesaran-Mu dan tanpa henti memuji-muji Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

  
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-3)
       
"Mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel."
    
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5; R:1)

1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan. 
   

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:12-20)
 
"Allah telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih."
 
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 11:9.10)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud! 
        

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (23:35-43)
 
"Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
 
Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Hari Raya Yesus Kristus Raja Alam Semesta ditetapkan oleh Paus Pius XI pada tahun 1925 dan dirayakkan pada Minggu terakhir kalender liturgi Katolik Roma. Ini menyebabkan kita untuk merenungkan pada kedatangan kedua dan yang terakhir Kristus, penghakiman terakhir, dan akhir dunia.

Pada Minggu terakhir kalender liturgi Katolik Roma, sudah waktunya untuk mengingat beberapa hal yang lebih suka kita lupakan. Untuk permulaan, kita mengingat bahwa ada perbedaan kwalitatif yang tidak terbatas antara kita dan Allah. Allah adalah abadi dan tidak terbatas. Kita tidak. Setiap masing-masing dari kita akan meninggal. Begitu juga dengan masyarakat kita, dunia kita, bahkan alam semesta kita.

Hal lain untuk diperhatikan pada hari ini bahwa ketika Putra Allah datang pertama kali dengan cara yang kedua-duanya sangat rendah dan tersembunyi, pada suatu hari Ia akan datang dengan dua cara yaitu publik dan kemuliaan. Ya, Ia adalah Anak Domba Allah. Tapi Ia juga Singa dari Yehuda. Ia menghapus dosa mereka yang mau menerimaNya. Tapi Ia juga membawa hal yang tersembunyi didalam kegelapan menjadi terang, mengatakan kebenaran walaupun itu tidak menyenangkan, dan bersikeras semua harus menanggung konsekuensi pilihan mereka.
Inilah yang setiap hakim lakukan. Dan Ia akan datang dalam kemuliaan, mengatakan syahadat, untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. Tapi seperti apa nantinya Pengadilan Terakhir itu? Dengan kriteria apa kita akan di hakimi?

Hanya satu kalimat didalam Injil yang memberikan petunjuk pendahuluan pada hari pembalasan – Matius 25:31-46. Pertama-tama, patut dicatat bahwa kebanyakan perumpamaan-perumpamaan Yesus memiliki bagian pokok yang menggetarkan. Ia selalu membingungkan semua orang, khususnya kelompok orang yang paling religius saat itu, entah apakah mereka itu orang Farisi atau murid-murid.

Dengan jelas, kita semua mengharapkan bahwa Penghakiman tersebut akan mengutuk kejahatan dan menjatuhkan vonis bersalah. Dan kita cenderung berpikir yang melakukan kejahatan itu seperti melebihi garis batas dan melanggar hak orang lain, menggambil barang milik orang lain, mungkin bahkan membunuh. Kalimat di doa Bapa Kami memberi interpretasi dari dosa itu sendiri ketika hal tersebut diucapkan “ampuni kesalahan kami”.

Masalahnya dengan pengertian tentang dosa ini tidaklah lengkap, bahkan dangkal. Kebanyakan orang-orang berpikir bahwa selama mereka tidak berbohong, menipu, dan mencuri, tapi hanya menjaga diri mereka sendiri dan mengurusi urusan mereka sendiri, mereka layak mendapatkan hadiah yang besar dari Allah.

Kisah Pengadilan Terakhir berbicara soal “orang-orang yang baik”. Bayangkan keterkejutan mereka yang berjalan dengan sikap yang angkuh puas dengan diri sendiri sampai di kursi hakim hanya mengharapkan pujian, dikirim ke tempat penghukuman yang kekal. Mengapa? Karena mereka mengabaikan untuk melakukan kasih yang baik yang diperlukan untuk mereka. Mereka tidak “melakukan” kejahatan atau pelanggaran hukum, mereka tidak melakukan apapun yang positif merusak. Mereka hanya, pada saat kehadiran penderitaan, dengan tanpa ampun tidak melakukan apapun. Dosa mereka bukanlah dosa “melakukan” tapi dosa “kelalaian”. Tapi patut dicatat – dosa kelalaian ini segel akhir dari yang terkutuk.

Banyak kata-kata perintah-perintah yang negatif, sering diekspresikan seperti ini “kamu jangan”. Tapi dua perintah yang paling penting yang kata-katanya positif “kamu harus”. ” kamu harus mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan kamu harus mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Perintah-perintah ini memerlukan disposisi dari dalam hati yang memberikan tindakan keluar. Jika anda lapar, anda begitu mengasihi diri anda sendiri untuk pergi kulkas atau pergi ke McDonald. Jika anda begitu mengasihi sesamamu yang kelaparan seperti dirimu sendiri, anda tidak cuma berdoa dan memberikan simpati (Yakobus 2:15-17). Mengasihi Allah dengan sepenuh hati tidak berarti memberikan rasa hormat kepada Allah dan kemudian pergi dengan sukacita. Ini berarti pergi keluar dengan cara kita sendiri, dengan semangat mencari untuk mengasihi-Nya dan melayani-Nya didalam semua hal yang kita lakukan.

Pada adegan Pengadilan terakhir ini kita melihat bagaimana dua perintah ini, dua cinta ini, sebenarnya satu. Yesus membuatnya dengan jelas bahwa mengasihi Allah dengan sepenuh hati adalah dengan mengekspresikan didalam mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri. Dan bilamana saja anda mengasihi sesama anda dengan cara ini, anda sebenarnya mengasihi Putra Allah.

Jadi pada akhirnya, penghakiman adalah sederhana. Ini semua bermuara pada kasih. Raja dari seluruh hati-lah yang akan menghakimi semuanya. (oleh: Marcellino D’Ambrosio, Ph.D.http://www.crossroadsinitiative.com/library_article/806/Christ_the_King___Last_Judgment.html, diterjemahkan oleh: luxveritatis7.wordpress.com )
   
Antifon Komuni (Mzm 29:10-11)

Tuhan akan bertakhta sebagai Raja untuk selamanya. Tuhan akan memberkati umat-Nya damai.

Sedebit Dominus Rex in æternum: Dominus benedicet populo suo in pace.

The Lord sits as King for ever. The Lord will bless his people with peace.
 
 

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy