KATKIT (Katekese Sedikit) No. 300
Seri Katekismus
KEBANGKITAN ORANG MATI
Syalom aleikhem.
Setiap manusia terdiri atas jiwa dan badan yang menyatu tak terpisah (sekaligus jasmani dan rohani) sejak penciptaannya. Saat kematian, jiwa dan badan terpisah. Jiwa menuju Allah, diadili, dan menanti saat disatukan kembali dengan badan saat hari kiamat. Badan berhenti berfungsi, tetap berada di dunia, lalu hancur karena proses alamiah: membusuk dan mengurai. Jiwa ada di alam rohani, tubuh rusak.
Kebangkitan adalah bersatunya kembali (oleh kuasa Allah) jiwa dan badan. Badan yang telah hancur disusun kembali, diperbarui sehingga kerusakan diperbaiki. Badan “yang lama” diubah menjadi badan “yang baru” yang disebut “tubuh rohani” atau “tubuh mulia”. Dengan kebangkitan, manusia utuh kembali jiwa dan badannya.
Kebangkitan Kristus adalah pola (contoh) dari kebangkitan orang mati. Sang Kristus bangkit dengan tubuh-Nya sendiri, bukan tubuh “orang lain”. Beliau masih dapat dikenali dengan bentuk-Nya, wajah, anatomi, dsb sebagaimana tubuh Beliau sebelum kematian-Nya. Itu sebabnya, para murid tetap mengenali-Nya setelah kebangkitan.
Simpulan pertama, tubuh mulia sama dengan tubuh sebelum kematian. Namun, sekaligus ada bedanya. Kristus, sebagai contoh, tak lagi terikat ruang dan waktu. Beliau bisa menembus halangan tembok dan pintu yang terkunci.
Simpulan kedua, tubuh mulia tak lagi terikat hukum alami: fisika, biologi, kimia, dsb. Jadi, tubuh mulia sama dengan tubuh sebelum kematian sekaligus berbeda total dengannya. Sama sekaligus beda.
Kristus bangkit namun tak kembali lagi ke kehidupan di dunia ini. Kristus hidup, namun bukan hidup ala dunia ini. Demikian pula kelak, semua orang akan hidup, namun tak lagi tunduk pada hukum duniawi. Ingat, tubuh mulia itu sama sekaligus beda dengan tubuh sebelum kematian.
Cara kebangkitan dapat digambarkan secara filosofis, dan memang diperlukan kemampuan filosofis untuk menalarnya, terutama dalam kaitan dengan konsep ruang dan waktu, namun bagaimana detailnya tak terjangkau oleh akal budi kita. Hanya dalam iman, kita dapat paham bagaimana kebangkitan badan itu.
Apakah kebangkitan badan hanya untuk orang benar? Atau hanya untuk orang Katolik saja? Oh, tidak! Kebangkitan badan berlaku untuk semua orang yang pernah ada di dunia ini sejak penciptaan dunia sampai hari kiamat. Semua manusia dari suku, agama, ras manapun akan dibangkitkan oleh Allah.
Kapan terjadinya? Pada hari kiamat alias akhir zaman. Sebab, kebangkitan orang mati terkait dengan kedatangan kedua Kristus. Jadi, ada tiga hal yang berlangsung serentak: (1) hari kiamat alias akhir zaman, (2) kebangkitan orang mati, (3) kedatangan kedua Kristus, Tuhan kita.
Keyakinan bahwa badan akan dibangkitkan membuat Gereja Katolik memberkati jenazah (tubuh) pada ritus kematian. Karena itu, kita hendaknya merawat dan hormat akan tubuh sebab tubuh ini akan dibangkitkan kelak, bukan hilang musnah tanpa jejak.
** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 997-1004
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Seri Katekismus
KEBANGKITAN ORANG MATI
Syalom aleikhem.
Setiap manusia terdiri atas jiwa dan badan yang menyatu tak terpisah (sekaligus jasmani dan rohani) sejak penciptaannya. Saat kematian, jiwa dan badan terpisah. Jiwa menuju Allah, diadili, dan menanti saat disatukan kembali dengan badan saat hari kiamat. Badan berhenti berfungsi, tetap berada di dunia, lalu hancur karena proses alamiah: membusuk dan mengurai. Jiwa ada di alam rohani, tubuh rusak.
Kebangkitan adalah bersatunya kembali (oleh kuasa Allah) jiwa dan badan. Badan yang telah hancur disusun kembali, diperbarui sehingga kerusakan diperbaiki. Badan “yang lama” diubah menjadi badan “yang baru” yang disebut “tubuh rohani” atau “tubuh mulia”. Dengan kebangkitan, manusia utuh kembali jiwa dan badannya.
Kebangkitan Kristus adalah pola (contoh) dari kebangkitan orang mati. Sang Kristus bangkit dengan tubuh-Nya sendiri, bukan tubuh “orang lain”. Beliau masih dapat dikenali dengan bentuk-Nya, wajah, anatomi, dsb sebagaimana tubuh Beliau sebelum kematian-Nya. Itu sebabnya, para murid tetap mengenali-Nya setelah kebangkitan.
Simpulan pertama, tubuh mulia sama dengan tubuh sebelum kematian. Namun, sekaligus ada bedanya. Kristus, sebagai contoh, tak lagi terikat ruang dan waktu. Beliau bisa menembus halangan tembok dan pintu yang terkunci.
Simpulan kedua, tubuh mulia tak lagi terikat hukum alami: fisika, biologi, kimia, dsb. Jadi, tubuh mulia sama dengan tubuh sebelum kematian sekaligus berbeda total dengannya. Sama sekaligus beda.
Kristus bangkit namun tak kembali lagi ke kehidupan di dunia ini. Kristus hidup, namun bukan hidup ala dunia ini. Demikian pula kelak, semua orang akan hidup, namun tak lagi tunduk pada hukum duniawi. Ingat, tubuh mulia itu sama sekaligus beda dengan tubuh sebelum kematian.
Cara kebangkitan dapat digambarkan secara filosofis, dan memang diperlukan kemampuan filosofis untuk menalarnya, terutama dalam kaitan dengan konsep ruang dan waktu, namun bagaimana detailnya tak terjangkau oleh akal budi kita. Hanya dalam iman, kita dapat paham bagaimana kebangkitan badan itu.
Apakah kebangkitan badan hanya untuk orang benar? Atau hanya untuk orang Katolik saja? Oh, tidak! Kebangkitan badan berlaku untuk semua orang yang pernah ada di dunia ini sejak penciptaan dunia sampai hari kiamat. Semua manusia dari suku, agama, ras manapun akan dibangkitkan oleh Allah.
Kapan terjadinya? Pada hari kiamat alias akhir zaman. Sebab, kebangkitan orang mati terkait dengan kedatangan kedua Kristus. Jadi, ada tiga hal yang berlangsung serentak: (1) hari kiamat alias akhir zaman, (2) kebangkitan orang mati, (3) kedatangan kedua Kristus, Tuhan kita.
Keyakinan bahwa badan akan dibangkitkan membuat Gereja Katolik memberkati jenazah (tubuh) pada ritus kematian. Karena itu, kita hendaknya merawat dan hormat akan tubuh sebab tubuh ini akan dibangkitkan kelak, bukan hilang musnah tanpa jejak.
** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 997-1004
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring