| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 30 Desember 2019 Hari Keenam dalam Oktaf Natal

Senin, 30 Desember 2019
Hari Keenam dalam Oktaf Natal

”Allah tidak kekurangan suatu apa! Ia menjadikan kamu Ilahi demi kemuliaan-Nya!” (St. Hipolitus)


Antifon Pembuka (Keb 18:14-15)

Ketika segalanya diliputi kesunyian dan malam mencapai puncak peredarannya, turunlah Sabda-Mu yang Mahakuasa, ya Tuhan, dari surga, dari singgasana kerajaan.

When a profound silence covered all things and night was in the middle of its course, your all-powerful Word, O Lord, bounded from heaven’s royal throne.
     
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
   
Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, kami mohon, semoga kelahiran Putra-Mu sebagai manusia baru membebaskan kami dari perbudakan manusia lama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:12-17)
  
"Orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."
  
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni karena nama Yesus. Aku menulis kepadamu, hai para bapak, sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya. Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, sebab kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, sebab kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepadamu, hai para bapak, sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya. Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, sebab kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu, dan kamu telah mengalahkan yang jahat. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang melenyap bersama keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:7-8a.8b-9.10)
1. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.
2. Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi!
3. Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Inilah hari yang suci! Marilah, hai para bangsa, sujudlah di hadapan Tuhan, sebab cahaya gemilang menyinari seluruh muka bumi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:36-40)
   
"Hana berbicara tentang Kanak-Kanak Yesus."
    
Ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, ada di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu Kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
  

Seorang pemuda melihat nenek tua duduk gemetaran di pinggir jalan karena kedinginan dan kelaparan. Lalu, ia marah-marah kepada Tuhan karena membiarkan nenek malang itu. Malam harinya, ia mendengar bisikan hatinya: “Mengapa kamu marah-marah kepada-Ku? Bukankah Aku telah menciptakan kamu?" Allah menciptakan kita bukan tanpa tujuan, tetapi agar menjadi alat dan perpanjangan tangan kasih-Nya kepada sesama.

Hana adalah seorang janda yang sudah berumur 84 tahun. Di daerah Palestina, seorang janda dikenal sebagai kelas duanya dari kelas dua. Sebab kaum laki-laki dikategorikan dalam kelas pertama dan kaum wanita kelas duanya. Dari kaum wanita yang kelas dua itu, wanita yang bersuami sebagai kelas satunya dan janda menjadi kelas duanya. Alhasil, seorang janda memang tak diperhitungkan dalam masyarakat dan sangat menderita.

Bagi Hana, kesengsaraan yang dialaminya tidak menjadikannya sedih, marah, dan berontak kepada Allah, tetapi sebaliknya malah membuatnya berserah sepenuh hati kepada Allah. Dalam hidupnya hampir seluruh waktu dan kesibukannya dipersembahkan kepada Allah: “Ia tidak pernah meninggalkan BaitAllah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.” Karena itu, ia pun dipertemukan dengan Kanak-kanak Yesus yang dipersembahkan ke Bait Allah oleh Maria dan Yusuf. Melihat Kanak-kanak Yesus itu ia mengucap syukur kepada Allah dan sebagai seorang nabiah, ia berbicara tentang Anak 'itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Artinya, Hana melihat dalam diri Kanak-kanak Yesus itu Sang Pembebas yang dinanti-nantikan akan membebaskan bangsa Yahudi. Sebab saat itu wilayah Yehuda sedang dijajah oleh kekaisaran Romawi. Sementara itu, orang-orang Yahudi menantikan Mesias dari keturunan Daud, yang akan membebaskan bangsa Israel dari tirani penjajahan. Jadi, Hana bersyukur kepada Allah karena telah melihat Mesias Sang Pembebas bangsa Israel dalam diri Kanak-kanak Yesus, sehingga tentang Anak itu pun dikatakan: ‘Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.”

Kita kadang masih ragu akan penggenapan nubuat-nubuat keselamatan dan janji= janji pembebasan, padahal kita telah mengakui Yesus sebagai Mesias Sang Pembebas dan Penyelamat itu. Tidakjarang kita pun menjadi marah kepada Tuhan karena kemalangan menimpa kita. Mengapa? Hana telah mengajarkan bagaimana seharusnya menyikapi kemalangan, yaitu dengan berserah sepenuh hati kepada Allah. Kita adalah pengikutpengikut Kristus zaman ini yang seharusnya terus-menerus tabah menanggung derita seraya berserah diri kepada Allah. Apa mau kita sekarang? (SS)
  (EM/INSPIRASI BATIN 2017)

Antifon Komuni (Yoh 1:16)
    
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.

From his fullness we have all received, grace upon grace.
 
 
 

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy