Sabtu, 01 Februari 2020 Hari Biasa Pekan III

Sabtu, 01 Februari 2020
Hari Biasa Pekan III

Hati manusia merindukan dunia di mana kasih bertahan, di mana karunia-karunia dibagikan, di mana kesatuan dibangun, di mana kebebasan menemukan maknanya dalam kebenaran, dan dimana identitas ditemukan dalam persekutuan yang saling menghormati. Iman kita dapat menanggapi pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya! (Paus Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)
  
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
   
 "Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
     
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud. Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
 
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
 
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 

Kadang-kadang kita menakuti terlalu banyak hal: jangan-jangan hari ini gagal lagi atau jangan-jangan orang yang hendak kita temui tidak bersikap ramah. Kita takut bukan saja akan hal-hal yang tampaknya besar; juga akan hal-hal yang tampaknya sepele dan tidak berarti.

Kita menyaksikan kejahatan dan bencana sepertinya tidak berkesudahan. Kadang-kadang kejahatan tampak lebih kuat daripada kebaikan. Perbaikan hidup seolah tidak terjadi. Kita mencemaskan rezeki atau bagaimana dapat memenuhi kebutuhan kita untuk bulan berjalan atau biaya pendidikan anak yang belum dibayar. Layaknya, kita mengayuh perahu di tengah gelombang yang terancam tenggelam. Kita takut dan kehilangan keyakinan, seolah kita sendirian.

Yesus tidak membiarkan kita sendirian. Dia datang menemui dan menguatkan kita dalam perahu kita masing-masing dan berkata, "Mengapa takut? Mengapa kehilangan keberanian dan kehilangan pegangan?"

Yesus menyapa kita bukan saja pada saat gembira dan saat semuanya berjalan lancar. Dia juga datang pada saat kita mulai kekurangan tenaga dan kehilangan semangat dalam hidup. Kita hanya perlu membuka mata dan telinga kita untuk menangkap seruan dan sapaan-Nya melalui peristiwa yang kita saksikan, orang yang kita temui, dan bahkan dalam pekerjaan yang sedang kita laksanakan.
(Ziarah Batin, Renungan Harian dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mrk 4:31)

Yesus bangun, menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam dan tenanglah!" Maka angin mereda dan danau menjadi tenang sekali.
 
 
 

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:24-26


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 311

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:24-26

Mrk. 6:24
Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!”

Quae cum exisset, dixit matri suae: “ Quid petam? ”. At illa dixit: “ Caput Ioannis Baptistae ”.

Syalom aleikhem.
Secara harafiah, kata yang diterjemahkan “pergi” berbunyi “keluar” (lihat Latinnya: exisset, ingat exit). Ini menandakan tempat tetamu pria terpisah dengan para wanita. Herodias berada di ruangan yang berbeda dengan Herodes. Si anak keluar dari ruangan Herodes dan para tamu lelaki, lalu masuk ke ruangan Herodias.

Si anak minta pendapat ibunya mengenai apa yang harus diminta kepada Herodes. Inilah kesempatan bagi Herodias melampiaskan dendam kepada Yohanes. Herodias minta kepala Yohanes, artinya ia minta Yohanes dipenggal.

Mrk. 6:25
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!”

Cumque introisset statim cum festinatione ad regem, petivit dicens: “ Volo ut protinus des mihi in disco caput Ioannis Baptistae ”.

Masuk lagi si anak ke ruangan Herodes untuk menyampaikan permintaan yang sesungguhnya permintaan Herodias. Kata-kata si gadis sungguh tegas: “aku mau” menunjukkan kesungguhan dalam hal minta; “sekarang juga” menyiratkan permintaannya harus segera dipenuhi tanpa menunda-nunda.

Talam itu bahasa lama untuk baki alias tampan, alat untuk menaruh dan mengangkut peralatan makan. Herodias ingin melihat kepala Yohanes di sana supaya ia sungguh yakin bahwa Yohanes benar-benar mati. Dengan kepala ditaruh di atas baki, artinya jelas terpisah dari tubuhnya, orang – dalam hal ini: Herodias – yakin bahwa korban telah tewas sempurna.

Mrk. 6:26
Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.

Et contristatus rex, propter iusiurandum et propter recumbentes noluit eam decipere;

Permintaan mengenai matinya Yohanes membuat Herodes sedih. Sebab, sejatinya Herodes tak ingin membunuh Yohanes. Kini ia mengalami dilema, terjepit di tengah. Di satu sisi, Herodes tak berniat mematikan Yohanes; di sisi lain, ia telah bersumpah kepada si anak di hadapan semua tamu.

Herodes pilih ikuti sumpahnya, tak ingin menanggung malu. Raja bertitah sekali jadi, tak bisa ditarik kembali, begitulah kebiasaan masa itu. Tambah lagi, titah diujarkan di hadapan banyak orang penting. Frasa “ia tidak mau” adalah terjemahan harafiah yang maknanya ‘Herodes memutuskan untuk tak menolak permintaan si anak’. Herodes meluluskan permohonan si anak meski hatinya berkata lain.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 31 Januari 2020 Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko, Imam

Jumat, 31 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko, Imam


“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” (Paus Benediktus XVI)
   
Antifon Pembuka (Mat 5:19)

Siapa yang mengajarkan dan melakukan sabda Tuhan, dialah yang akan disebut besar dalam Kerajaan Surga.

Doa Pembuka


Ya Allah, Engkau telah mengobarkan hati Santo Yohanes Bosko, Imam-Mu, untuk menjadi bapa dan guru bagi kaum muda. Kami mohon, perkenankanlah agar dengan nyala api yang sama, kami pun mampu memperhatikan kaum muda, mencari jiwa-jiwa, dan mengabdi hanya kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (11:1-2.4a.5-10a.13-17)
  
“Daud menghina Allah dengan mengambil istri Uria menjadi istrinya.”
   
Pada pergantian tahun, raja-raja biasanya maju berperang. Pada waktu itu Daud menyuruh Yoab maju bersama orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bangsa Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, ia berjalan-jalan di atas sotoh istana. Maka tampaklah kepadanya dari atas sotoh itu seorang wanita sedang mandi; wanita itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang mengambil dia. Wanita itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Kemudian pulanglah wanita itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah wanita itu, dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud: “Aku mengandung.” Lalu Daud mengirim utusan kepada Yoab mengatakan, “Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.” Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria, “Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu.” Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama hamba-hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Maka diberitahukanlah kepada Daud demikian: “Uria tidak pergi ke rumahnya.” Keeseokan harinya Daud memanggil Uria untuk makan dan minum dengannya dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring di tempat tidurnya bersama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu demikian: “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang hebat, kemudian kamu mengundurkan diri padanya supaya ia terbunuh mati.” Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah kami, ya Tuhan, karena kami yang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.6bcd-7.10-11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2.Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Maka, Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
4. Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bangkit menari-nari! Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
  
"Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."
    
Pada suatu ketika Yesus berkata, "Beginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba". Yesus berkata lagi, "Dengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya". Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Yohanes Melkior Bosko lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di Becchi, sebuah desa dekat dengan kota Torino, Italia. Ketika menanjak remaja, anak petani yang sederhana ini tidak diperkenankan masuk sekolah oleh orang tuanya karena diharuskan bekerja di ladang. Dalam situasi ini ia diajar oleh seorang imam yang baik hati. Jerih payah imam tua itu menyadarkan orang tua Bosko akan pentingnya nilai pendidikan. Oleh karena itu sepeninggal imam tua itu, ibunya menyekolahkannya ke Castelnuovo. Pendidikan di Castelnuovo ini diselesaikannya dalam waktu satu setengah tahun. Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di seminari Chieri dan ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1841. Karyanya sebagai imam diabdikan seluruhnya pada pendidikan kaum muda. Ia membuka sebuah perkumpulan untuk menampung anak anak muda yang terlantar, buta huruf dan miskin. Cita citanya ialah mendidik para kawula muda itu menjadi manusia manusia yang berguna dan mandiri. Ia berhasil mengumpulkan 1000 orang pemuda dari keluarga keluarga miskin. Dengan penuh kesabaran, pengertian dan kasih sayang, ia mendidik mereka hingga mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab. Salah seorang muridnya yang terkenal adalah Dominikus Savio, yang kemudian hari menjadi orang kudus.

Keberhasilannya ini terus membakar semangat untuk memperluas karyanya. Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah yatim piatu dan asrama. Dengan demikian para pemuda itu dapat tinggal bersama dalam satu rumah untuk belajar dan melatih diri dalam ketrampilan ketrampilan yang berguna untuk hidupnya. Untuk pendidikan ketrampilan, Bosko merubah dapur di rumah ibunya menjadi sebuah bengkel sepatu dan bengkel kayu. Bengkel inilah merupakan Sekolah Teknik Katolik yang pertama. Sekolah ini tidak hanya menghindarkan pemuda pemuda dari kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan pemimpin pemimpin di bidang industri dan teknik. Lebih dari itu, cara hidup Bosko sendiri berhasil membentuk kepribadian pemuda pemuda itu menjadi orang orang Kristen yang taat beragama bahkan saleh. Pada tahun 1859 atas restu Paus Pius IX (1846 - 1878), Bosko mendirikan sebuah tarekat religius untuk para imam dan bruder, yang dinamakan Kongregasi Salesian. Kemudian pada tahun 1872, bersama Santa Maria Mazzarello, Bosko mendirikan Serikat Puteri puteri Maria yang mengabdikan diri dalam bidang pendidikan kaum puteri. Bosko mendirikan banyak perkumpulan di sekolah. Ia dikenal sebagai perintis penerbitan Katolik dan rajin menulis buku buku dan pamflet. Ia pun mendirikan banyak gereja dan membantu meredakan pertentangan antara tahta Suci dengan para penguasa Eropa. Dalam karyanya yang besar ini, Bosko selalu menampilkan diri sebagai seorang imam yang saleh, penuh disiplin dan rajin berdoa. Ia menjadi seorang Bapa Pengakuan yang terpercaya di kalangan kaum remaja. Pada saat saat terakhir hidupnya, ia menyampaikan pesan indah ini: Katakanlah kepada anak anakku, Aku menanti mereka di surga. Ia meninggal dunia pada tahun 1888 dalam usia 72 tahun. Pada tanggal 2 Juni 1929, Yohanes Melkior Bosko dinyatakan sebagai Beato dan pada tanggal 1 April 1934 ia digelari Santo oleh teman dekatnya Paus Pius XI (1922 - 1939).
(Imankatolik.or.id)
 
      

Seri Katekismus BAHAGIA TERTINGGI & DEFINITIF


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 312

Seri Katekismus
BAHAGIA TERTINGGI & DEFINITIF

Syalom aleikhem.
Surga itu kebahagiaan tertinggi dan definitif. Tertinggi secara kiasan menyatakan kesempurnaan, tiada yang melebihi. Definitif artinya sudah pasti, bukan sementara. Surga itu kebahagiaan terus-menerus tanpa jeda tanpa akhir. Konkretnya? Entahlah. Katekismus – berbasis Alkitab dan Tradisi – bicara selalu memakai gegambaran.

Hidup di surga berarti “ada bersama Sang Kristus” sebagaimana telah Beliau nyatakan dalam Yoh. 14:3: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

Manusia yang jatuh ke dalam dosa sejak semula telah kehilangan martabat sebagai anak-anak Allah dan, dengan demikian, hak atas surga. Mudahnya, surga telah tertutup bagi manusia. Dan, manusia tak sanggup membukanya kembali karena telah terpisah dari Allah. Berkat wafat dan kebangkitan Kristus, surga dibuka kembali.

Buah penebusan oleh Kristus adalah terbukanya kembali surga bagi manusia. Siapa beriman kepada-Nya dan setia melakukan kehendak-Nya, turut ambil bagian dalam hak atas surga. Tentu saja, manusia tak berhak atas surga, namun karena ikut Kristus, diperkenankan ambil bagian dalam kehidupan-Nya di surga.

Diwahyukan Melalui Gegambaran

Bagaimana keadaan surga dan penghuninya tak terbayangkan oleh nalar yang paling canggih sekalipun. Pikiran manusiawi tak sanggup mencakup sepenuh wahyu mengenai surga, benak kita tak mampu menampungnya. Karena itu, wahyu ilahi senantiasa menggunakan gegambaran ketika memaparkan seperti apa surga.

Apa yang disampaikan Alkitab mengenai surga bukan perihal harafiah. Di sana digambarkan surga sebagai kehidupan, terang, perdamaian, perjamuan nikah, anggur kerajaan, rumah Bapa, Yerusalem surgawi, firdaus. Tak ada yang benar-benar harafiah seperti dinyatakan. Surga melebihi semua gambaran.

Jangan dibayangkan, contohnya, ada makan seperti halnya makan di dunia ini. Kalaupun – ingat, kalaupun – ada makan di surga, pasti tak sama dengan makan duniawi. Alkitab, 1Kor. 2:9, melukiskan surga: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Di surga, semua serba lain daripada apa yang di dunia ini.

Semua penghuni surga diperkenankan memandang Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Allah mengizinkan manusia melihat misteri-Nya secara langsung. Pandangan itu disebut “pandangan membahagiakan”. Bahkan hanya dengan memandang Allah, kita bahagia selama-lamanya. Bagaimana konkretnya? Entahlah.

Di surga tiada bosan, tiada sedih, dan perihal negatif lainnya. Mengenai itu, Katekismus menyatakan: “mereka… memenuhi kehendak Allah dengan gembira.” Hanya ada sukacita kekal.

** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1025-1029

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 30 Januari 2020 Hari Biasa Pekan III

Kamis, 30 Januari 2020
Hari Biasa Pekan III
  
“Pengulangan dosa, juga dosa ringan, membawa kepada kebiasaan buruk, antara lain apa yang dinamakan dosa-dosa pokok” (Katekismus Gereja Katolik, 1875)

    

Antifon Pembuka (Mzm 25:1-2a/PS 444)

Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku: Allahku, kepada-Mu aku percaya.
 
     
Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur karena Engkau memilih kami menjadi umat kesayangan-Mu. Berkatilah Gereja kudus-Mu agar selalu setia kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. .

Doa Daud meneguhkan kepercayaannya bahwa Allah dan segala firman-Nya adalah kebenaran semata. Iman Daud ini menjadikan kasih setia Allah tetap tinggal dalam keturunan Daud untuk selama-lamanya. Inilah berkat yang berlaku dalam keluarga Daud: Mesias harus lahir dari keturunan Daud, dan lahir di kota Daud.
  
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:18-19.24-29) 
      
"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku?"
 
Pada waktu itu Nabi Natan menyampaikan sabda Allah kepada Daud. Sesudah mendengar seluruh sabda itu, masuklah Raja Daud ke dalam, kemudian duduk di hadapan Tuhan sambil berkata, “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Ini pun masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan Allah! Sebab itu Engkau telah bersabda juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh, dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang! Engkau telah mengokohkan Israel menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya, dan Engkau, ya Tuhan, menjadi Allah mereka. Dan sekarang, ya Tuhan Allah, tetaplah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluargaku, dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu. Maka nama-Mu akan menjadi besar untuk selama-lamanya, sehingga orang berkata: Tuhan semesta alam, Allah Israel, Engkau telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, demikian: Aku akan membangun keturunan bagimu. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ini kepada-Mu. Oleh sebab itu, ya Tuhan Allah, Engkaulah Allah dan segala firman-Mu adalah kebenaran; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu. Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan Allah, Engkau sendirilah yang bersabda, dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba diberkati untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya.
Ayat. (Mzm 132:1-2.3-5.11.12.13-14)
1. Ingatlah, ya Tuhan, akan Daud, dan akan segala penderitaannya. Ingatlah bagaimana ia telah bersumpah kepada Tuhan, dan telah bernazar kepada Yang Mahakuat dari Yakub.
2. ”Sungguh, aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, dan tidak akan berbaring di ranjang petiduranku; aku tidak akan membiarkan mataku tertidur, atau membiarkan kelopak mataku terlelap; sampai aku mendapat tempat bagi Tuhan, kediaman bagi Yang Mahakuat dari Yakub.”
3. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya, “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu; Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka, akan duduk di atas takhtamu.”
4. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.

Semua misteri kehidupan akan disingkap dalam diri Yesus Kristus, bagaikan pelita yang harus ditempatkan di atas kaki dian. Maka diperlukan telinga yang peka untuk mencamkan sabda yang didengarnya. Buahnya, menjadi pola pikir yang kita kenakan untuk menilai sesama; dan akan dijadikan Allah untuk “mengadili” kita. Tanpa upaya tersebut, semua yang ada pada kita akan diambil-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)
   
"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."
        
Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-muridnya, “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada suatu rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Lalu Yesus berkata lagi, “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus mengajarkan bahwa ajaran-Nya tidak seharusnya disembunyikan. Ajaran-Nya diperuntukkan bagi semua manusia. Para murid dipanggil dan diutus untuk mewartakan amanat Injil Yesus. Mereka harus menjadi terang bagi sesamanya juga dengan hidup yang sesuai dengan amanat Injil. Itulah sebabnya, Yesus mengingatkan mereka untuk mendengarkan. Kita semua juga berkat rahmat baptis diundang untuk ambil bagian dalam tugas pewartaan. Tugas pewartaan ini bukan hanya dengan kata-kata, tetapi terlebih dengan cara hidup. Apakah cara hidup kita sudah sesuai dengan semangat hidup Injili?

Doa Malam

Ya Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu atas anugerah telinga. Melaluinya aku dapat mendengar banyak hal akan apa yang terjadi di sekitarku.Tajamkanlah pendengaranku agar aku mampu mendengarkan firman-Mu, merenungkannya dalam hati dan keheningan serta melaksanakannya dalam berbagai aktivitasku setiap hari. Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku sehingga aku dapat berjalan di jalan yang benar menuju keselamatan abadi. Ya Tuhan, menjelang istirahat malam ini aku hendak membangun niat untuk menjadi pelita bagi sesama di sekitarku. Amin.
 
    





RUAH

Seri Liturgi DUDUK DEKAT TUHAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 310

Seri Liturgi
DUDUK DEKAT TUHAN

Syalom aleikhem.
Kebanyakan orang Katolik tahu Marta dan Maria dalam Injil. Marta sibuk melayani, Maria – demikian Luk. 10:39 – “duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya”.

Dalam setiap Kurban Misa, kita mengambil sikap seperti Maria dalam hal duduk dekat Tuhan dan mendengarkan firman-Nya. Sesungguhnya, hampir semua kata-kata dalam Misa dicuplik dari Alkitab, firman-Nya. Untuk itu, kita menaruh perhatian atas segala yang terjadi sepanjang Misa.

Perihal duduk, kita perlu menyadari bahwa duduk dalam Misa adalah “duduk liturgis”, berbeda dengan duduk di tempat dan acara lain. Duduk dalam Misa itu bagai duduknya Maria dekat kaki Tuhan untuk mendengarkan-Nya.

Mari perbaiki (sadari) cara duduk kita dalam Misa supaya menjadi duduk yang semacam itu. Mungkin ada yang berujar: “Duduk saja diatur! Misa bukan upacara penuh aturan!” Benar, Misa memang bukan upacara bendera, namun duduk yang teratur mempengaruhi hati agar terarah kepada Tuhan.

Tahun 1962 dan sebelumnya, duduknya imam diatur ketat agar hati terarah. Hal ini bisa kita ambil manfaatnya. Demikian caranya: kaki rapat menghadap ke depan, telapak tangan terletak di atas paha: tangan kiri pada paha kiri, tangan kanan pada paha kanan. Mari mengarahkan hati mulai dari cara duduk. Inti: duduk kita selayaknya menjadi “duduk dekat Tuhan untuk mendengarkan-Nya”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 29 Januari 2020 Hari Biasa Pekan III

Rabu, 29 Januari 2020
Hari Biasa Pekan III

Melalui perumpamaan - satu bentuk mengajar-Nya yang khas - Yesus mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya Bdk. Mrk 4:33-34.. Lewat perumpamaan Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya Bdk. Mat 22:1-14., tetapi menuntut juga keputusan yang radikal. Untuk memperoleh Kerajaan itu, orang harus melepaskan segala sesuatu Bdk. Mat 13:44-45.; kata-kata hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan Bdk. Mat 21:28-32.. Perumpamaan perumpamaan itu seakan-akan menempatkan sebuah cermin di depan manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata itu sebagai tanah yang berbatu-batu atau sebagai tanah yang baik? Bdk. Mat 13:3-9. Apa yang ia lakukan dengan talenta yang ia terima? Bdk. Mat 25:14-30. Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah inti semua perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus menjadi murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat 13:11). Untuk mereka yang "ada di luar (Mrk 4:11), segala sesuatu tinggal rahasia Bdk. Mat 13:10-15.. (Katekismus Gereja Katolik, 541)


Antifon Pembuka (Mrk 4:3.8)

Seorang penabur keluar menabur benih. Benih itu sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan suburnya dan menghasilkan buah.

Doa Pembuka


Allah Bapa Maha Penyayang, Engkau telah membangun dunia menjadi tempat tinggal-Mu melalui Yesus Tuhan kami. Kami mohon, semoga Ia sebagai batu sendi selalu menghimpun kami dan menjadikan kami umat kesayangan-Mu yang mengenal Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-17)
  
"Aku akan membangkitkan keturunanmu dan Aku akan mengokohkan kerajaannya."
   
Waktu itu Raja Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan. Maka datanglah Tetapi pada sabda Tuhan kepada Natan, demikian: "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras? Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." Tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada Daud.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bagi dia Aku akan memelihara kasih setia-Ku untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.27-28.29-30)
1. Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku hendak bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya dan membangun takhtamu turun temurun.
2. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.
3. Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh. Aku akan menjamin kelestarian anak cucunya sepanjang masa dan takhtanya seumur langit.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:1-20)
  
"Seorang penabur keluar untuk menabur."
  
Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu. Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan. Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah; hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat". Dan Yesus bersabda lagi, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun". Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat".
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Dengan berbagai cara Allah telah dan sedang berkarya dan bersabda kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, terutama kepada manusia, citra-Nya. Karya dan sabda-Nya itu mencapai puncak dan kesempurnaannya daiam karya dan sabda Tuhan Yesus Kristus, Putra-Nya sendiri. Di dalam diri Putra, Bapa hadir bersama Roh-Nya.

Sayang, ada yang menolak karya-karya dan sabda-sabda-Nya mentah-mentah, sehingga mereka tidak mendapatkan buah apapun dari karya dan sabda ilahi itu. Ada juga yang menerima-Nya setengah-setengah saja, sehingga mereka hanya mendapat buah sedikit saja dari karya-karya dan sabda-sabda-Nya. Syukurlah, ada juga yang menerimanya dengan sepenuh hati, sehingga mereka memperoleh buah yang berlimpah-ruah. Kondisi hati orang saat menanggapi sabda Allah itu seperti kondisi tanah ketika menyambut benih baik yang ditaburkan oleh petani. Tanah yang berbatu-batu tidak memungkinkan benih itu tetap hidup iaiu bertunas dan bertumbuh. Tanah yang dipenuhi semak-semak memang masih memungkinkan benih itu bertunas tetapi tunas itu segera mati karena “kalah bersaing” dengan semak-semak. Tanah yang subur memungkinkan benih itu bertunas, bertumbuh, dan akhirnya berbuah banyak. Namun, bagaimanapun juga sikap para tamu, perjamuan makan tersebut tidaklah sia-sia. Allah itu Maha Besar dan Mahakuasa. Karena itu, karya dan sabda-Nya pasti berhasil. Allah tidak dapat digagalkan oleh makhluk-makhluk ciptaan-Nya.

Contemplatio:

Bayangkanlah diri anda adalah seorang petani yang sedang menabur benih. Bagaimana perasaan anda kemudian, ketika anda melihat bahwa semua benih itu menumbuhkan tunas? Bagaimana perasaan anda ketika melihat ada tunas yang cepat mati?

Oratio:


Ya Bapa, bantulah aku dengan rahmatMu, agar aku dapat menjadi lahan yang subur bagi benih itu, sehingga aku ikut menghasilkan buah banyak di dalam “kebun anggur”-Mu. Amin.. (APH/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020) 
 
  

Antifon Komuni (Lih. Mrk 8:15)

Berbahagialah orang yang menyambut Sabda Allah dalam hati yang tulus dan jujur dan menghasilkan buah dengan sabar.

Seri Katekismus SURGA KINI SURGA NANTI


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 309

Seri Katekismus
SURGA KINI SURGA NANTI

Syalom aleikhem.
Betapa sering terdengar istilah “surga”, namun apa artinya menurut ajaran Katolik? Katekismus mengajarkan, surga adalah kehidupan (setelah kematian) yang sempurna; artinya tak ada cacat cela sedikit pun maupun kekurangan sekecil apapun.

Tak berhenti di situ, surga adalah kehidupan sempurna bersama Allah Tritunggal yang penuh cinta, bersama dengan Santa Perawan, para malaikat, dan para kudus. Surga adalah kehidupan dalam kebahagiaan tertinggi dan definitif. Bagaimana itu dibayangkan? Tak mudah, namun bayangkan kita bahagia tanpa jeda dan selama-lamanya, bahagia tanpa putus dan tanpa akhir.

Persis setelah orang meninggal dunia, ia langsung diadili dan mendapat keputusan final mengenai keadaan abadinya. Ada tiga keadaan: (1) langsung ke surga, kebahagiaan kekal; atau (2) ke surga melalui penyucian; atau (3) masuk ke pengutukan diri, yaitu neraka alias penderitaan abadi.

Orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah dan suci sepenuhnya akan langsung masuk surga. Ketika seseorang meninggal dunia dan diadili dan kedapatan layak langsung masuk surga, ia masuk surga saat itu juga. Namun, sebelum kedatangan kedua Kristus pada akhir zaman, orang yang masuk surga berada di sana hanya dengan jiwa – badannya masih ada di dunia sebagai badan jasmani yang dapat rusak oleh penyebab alamiah.

Contoh: si A meninggal dunia. Jiwanya diadili dan kedapatan layak masuk surga. Maka, jiwanya langsung masuk surga, sementara badannya dikuburkan dan membusuk di dunia menanti kebangkitan badan pada akhir zaman untuk disatukan kembali dengan jiwanya.

Apakah itu berarti para kudus di surga kini berada di sana hanya dengan jiwa mereka? Ya, sampai saatnya hari kiamat, tubuh semua orang dibangkitkan, dan para kudus mendapatkan kembali tubuh mereka dalam tubuh rohani, begitu pula semua orang. Ada pengecualian dalam hal ini, yaitu Bunda Allah yang kini sudah di surga dengan jiwa dan raganya.

Surga Sepenuhnya

Apakah kini para kudus berada di surga yang belum sepenuhnya? Sudah sepenuhnya. Katekismus, mengutip pernyataan doktriner Sri Paus Benediktus XII sebagaimana dicatat dalam Denzinger no. 1000 dan dikutip dalam Lumen Gentium no. 49, mengajarkan bahwa jiwa para kudus yang kini berada di surga sudah melihat dan sungguh melihat hakikat ilahi dengan pandangan langsung dari muka ke muka tanpa pengantaraan makhluk apapun.

Artinya, kini, yaitu sebelum Pengadilan Terakhir, para kudus sudah benar-benar di surga, bukan setengah surga atau icip-icip surga. Bedanya, kini mereka di sana hanya dengan jiwanya, namun kelak setelah Pengadilan Terakhir dengan jiwa dan raganya sebagaimana telah terjadi pada diri Sang Theotokos.

Ringkas simpelnya, surga kini dan surga nanti setelah hari kiamat itu surga yang sama. Yang berbeda adalah para kudus kini di sana dengan jiwa saja, kelak setelah akhir zaman barulah dengan jiwa dan raga. Selebihnya, sama.

** Penjelasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1023-1024

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 28 Januari 2020 Peringatan Wajib St. Tomas Aquino, Imam, Pujangga Gereja

Selasa, 28 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Tomas Aquino, Imam, Pujangga Gereja
   
Saudara-saudari terkasih, dalam sekolah para kudus, hendaklah kita jatuh cinta dengan sakramen ini! Marilah kita berpartisipasi dalam Misa Kudus dengan rekoleksi, untuk memperoleh buah-buah rohaninya, marilah kita memperkaya diri kita dengan Tubuh dan Darah Tuhan kita, tiada henti diberi makan oleh rahmat ilahi! Hendaklah kita dengan rela dan lebih sering berdiam bersama Sakramen Mahakudus, dalam percakapan dari hati ke hati! (Audiensi Umum Paus Benediktus XVI tentang St. Thomas Aquinas)


Antifon Pembuka (Dan 12:3)

Orang bijaksana akan bersemarak, cemerlang laksana matahari, dan guru kebenaran akan berseri, kemilau laksana bintang abadi.

Those who are wise will shine brightly like the splendor of the firmament and those who lead the many to justice shall be like the stars for ever


Doa Pembuka


Allah Bapa Mahabijaksana, berkat pertolongan-Mu Santo Tomas Aquino telah mempersembahkan ilmu dan pengabdiannya guna menyemarakkan Gereja-Mu. Kami mohon, semoga kami selalu terbuka terhadap ajaran pujangga-Mu ini, dan berilah kami kemampuan untuk menyelami dan menghayati iman kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (6:12b-15.17-19)
   
"Daud dan segenap orang Israel mengarak tabut perjanjian dengan sorak-sorai."
  
Pada waktu itu Daud pergi mengangkut tabut Allah dari rumah Obed-Edom ke kota Daud, dengan sukacita. Setiap kali para pengangkat tabut Tuhan itu maju enam langkah, Daud mengurbankan seekor lembu dan seekor anak lembu tambun. Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga; ia mengenakan baju efod dari kain lenan. Daud dan segenap orang Israel mengangkut tabut Tuhan diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala. Tabut Tuhan itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, yakni di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu; kemudian Daud mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan di hadapan Tuhan. Setelah Daud selesai mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama Tuhan semesta alam. Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapakah itu raja kemuliaan? Tuhanlah raja kemuliaan.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan! 2.Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:31-35)
  
"Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku."
   
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata kepada Yesus, “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?” Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu, lalu berkata, “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Yesus memandang keluarga bukan hanya dari hubungan darah. Saudara bagi Yesus adalah mereka yang mau menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Pandangan ini jauh berbeda dari pandangan umum yang biasa di masyarakat kita. Kedekatan dengan sabda Tuhan bisa menjadikan kita saudara dalam keseharian. Ketika kita pergi ke daerah tertentu, kita menjumpai gereja dan kebetulan di gereja itu ada Perayaan Ekaristi. Kita merasa bahwa mereka yang ada dalam gereja itu adalah saudara dan saudari se-Bapa. Kedekatan Yesus dengan umat yang dilayani-Nya menjadikan Yesus memiliki banyak saudara. Dalam kehidupan; ketika kita berbuat baik kepada sesama pun, kita sudah menjadikan orang tersebut saudara.

Apa yang diperbuat oleh Yesus hari ini sungguh wajar. Tugas-Nya hadir ke tengah dunia adalah untuk menjadi berkat bagi umat. Yesus tidak terikat rasa kekeluargaan dalam melayani sesama. Ini bisa menjadi model kita dalam pelayanan. Kita tidak hanya mementingkan keluarga. Kita hadir untuk melayani semua orang. Namun kebanyakan kita terikat dengan keluarga. Misalnya saja ada seorang imam yang ke mana-mana dia bertugas selalu mencari orang yang berasal dari satu kampung dengan dia. Mereka membawa saudara-saudarinya dari kampung halaman untuk dijadikan karyawan di pastoran. Kisah ini hampir terjadi di mana-mana. Karena itu, kita patut belajar dari Yesus. Saudara kita bukan saja mereka yang sedarah dengan kita. Saudara kita adalah mereka yang ada di sekitar kita.

St. Tomas Aquinas yang hari ini kita peringati mengatakan bentuk tertinggi relasi yang dijalani manusia dalam lingkungan sosial adalah persaudaraan (baca: persahabatan). Siapa mereka sahabat atau saudara kita? Merekayang menegur, menyapa, dan memperhatikan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah tetangga dan orang yang sering datang mengobrol dengan kita. Semoga kita bisa memahami maksud Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Kita bisa menjadi pribadi yang terbuka untuk semua orang dan bisa menjadi saudara dengan orang yang ada di sekitar . (AL/INSPIRASI BATIN 2020)

Antifon Komuni (Mrk 3:35)

Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku, saudari-Ku dan ibu-Ku. 
 
   

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:21-23


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 308

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:21-23

Mrk. 6:21
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.

Et cum dies opportunus accidisset, quo Herodes natali suo cenam fecit principibus suis et tribunis et primis Galilaeae,

Frasa “kesempatan yang baik” diterjemahkan dari ungkapan harafiah “hari yang cocok”. “Baik” bagi Herodias adalah matinya Yohanes Pembaptis. Ingat, Herodias memendam dendam mendalam dan mencari kesempatan untuk melancarkan pembunuhan. Kata “baik” pada terjemahan tak terdapat pada bahasa asli.

Apakah zaman itu ada acara ulang tahun? Ada, dalam kebudayaan Greko-Roman (Yunani-Romawi). Perhatikan istilah “dies natalis”, harafiahnya ‘hari lahir’, yang kita kenal sampai hari ini. Herodes merayakan pesta kelahirannya sesuai dengan budaya Greko-Roman, mengundang orang-orang penting: pejabat tinggi, pejabat militer, tokoh masyarakat. By the way, yang diterjemahkan dengan “perwira” adalah komandan pasukan dengan jumlah anak buah 600-1.000 orang.

Mrk. 6:22
Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”,

cumque introisset filia ipsius Herodiadis et saltasset, placuit Herodi simulque

Kemungkinan besar, si anak adalah anak Herodias dari perkawinan sebelumnya. Jadi, anak tiri Herodes. Pintar menari rupanya si anak sehingga Herodes dan tamu-tamu senang menonton tariannya.

Kata “raja” yang dimaksud adalah Herodes. Herodes itu raja bawahan yang tunduk kepada maharaja (kaisar) di Roma.

Mrk. 6:23
lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”

Et iuravit illi multum: “ Quidquid petieris a me, dabo tibi, usque ad dimidium regni mei ”.

Bersumpah artinya menyatakan atau menjanjikan sesuatu dengan menyebut nama Allah atau tokoh ilahi sebagai saksi penguat. Dalam alam pikiran masyarakat zaman itu, sumpah itu serius, kata-kata yang harus ditepati. Orang yang tak melaksanakan apa yang disumpahkannya, dalam keyakinan zaman itu, akan terkena kutuk atau hukuman ilahi. Herodes bersungguh-sungguh ketika menawarkan hadiah kepada putri Herodias.

Isi sumpah harus dipahami menurut budaya zaman itu. Frasa “setengah kerajaanku” bukan harafiah, bukan berarti Herodes mau benar-benar memberikan setengah wilayahnya untuk si putri, melainkan itulah kata-kata yang umum untuk raja atau penguasa zaman itu ketika mengucapkan sumpah. Hal ini dapat kita temukan juga dalam Perjanjian Lama (Est. 5:3): Raja Ahasyweros bersumpah di depan Ratu Ester.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 27 Januari 2020 Hari Biasa Pekan III

Senin, 27 Januari 2020
Hari Biasa Pekan III
  
  “Kasih cenderung menjadi seperti yang dikasihi; sesungguhnya, kasih bahkan ingin menjadi satu dengan yang dikasihi. Allah mengasihi manusia yang tidak layak. Dia menghendaki untuk menjadi satu dengan manusia, dan itulah inkarnasi.” — Uskup Agung Fulton John Sheen
   
Antifon Pembuka (Mzm 89:21-22)

Aku telah menemukan Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-7.10) 
 
"Engkaulah yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." 
 
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel, yakni sejak Saul memerintah atas kami. Lagipula Tuhan telah bersabda kepadamu: “Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel”. Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. Pada saat menjadi raja itu, Daud berumur tiga puluh tahun; dan selanjutnya empat puluh tahun lamanya ia memerintah. Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda. Kemudian raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Tetapi mereka itu berkata kepada Daud, “Engkau tidak sanggup masuk kemari! Orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke sana. Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. Maka makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertai dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai raja.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.25-26)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.”
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
3. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Aku akan membuat tangannya menguasai laut, dan tangan kanannya menguasai sungai-sungai.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:22-30) 
 
"Kesudahan setan telah tiba."
  
Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem dan berkata tentang Yesus, “Ia kerasukan Beelzebul!” Ada juga yang berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Maka Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, malahan sudah tamatlah riwayatnya! Camkanlah, tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat, untuk merampas harta bendanya, kecuali kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu. Lalu barulah ia dapat merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa yang kekal.” Yesus berkata demikian karena mereka bilang bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Demi keuntungan, tak jarang manusia menyerang sesama, mencari-cari kesalahan orang yang dianggap pesaingnya itu. Dalam politik, hal semacam itu sering disebut sebagai upaya kriminalisasi. Kriminalisasi (bahasa Inggris: criminalization) dalam ilmu kriminologi adalah suatu proses saat terdapat suatu perubahan perilaku individu-individu yang cenderung menjadi pelaku kejahatan dan menjadi penjahat. Dalam upaya tersebut, seorang yang sebelumnya dipandang bersih atau tak memiliki kesalahan ditempatkan sebagai seorang kriminal atau seorang pesakitan yang melakukan satu atau beberapa kejahatan. Lebih parah dari sekadar tuduhan sebagai seorang kriminal itu, si tertuduh diposisikan sebagai musuh bersama (public enemy). Sama seperti pembunuhan karakter atau perusakan reputasi. Harapannya, karier dan kehidupan orang yang dituju itu hancur. Mereka yang melakukan upaya kriminalisasi atau pembunuhan karakter itu mendulang keuntungan dari kehancuran pesaingnya itu.

Para ahli Taurat mengatakan bahwa Yesus tidak waras lagi. Bagaimana mungkin Yesus dikatakan demikian? Dalam pola pikir bangsa Yahudi saat itu, orang menjadi gila atau tidak waras karena kerasukan setan. Hal itu berkaitan erat dengan perkataan ahli T aurat yang datang dari Yerusalem itu bahwa Yesus kerasukan Beelzebul (lih. Mrk. 3:22). Lawan-lawan Yesus berupaya menghilangkan simpati orang banyak terhadap Yesus dengan aneka macam taktik. Mereka tidak hanya menuduh Yesus sebagai pelanggar Hukum Sabat atau Taurat, tetapi sebagai orang yang kerasukan roh setan, yaitu Beelzebul dan sebagai orang yang mengusir setan dengan bantuan kuasa penghulu setan itu.

Yesus tidak menganggap remeh tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa dosa mereka itu tidak dapat diampuni. Mereka menghujat Roh Kudus. Dosa mereka berat karena menuduh Yesus bertindak dengan kuasa setan. Padahal, Yesus bertindak dalam kuasa Roh Kudus. Yang dimaksud dengan Roh Kudus adalah kekuatan yang membimbing manusia pada kebenaran. Kekuatan itu tidak mungkin keliru atau salah. Oleh karena itu, meragukan atau menyatakan Sang Pembimbing sebagai keliru atau salah adalah dosa besar karena menolak kebenaran itu sendiri. Melalui kisah ini, kita diajak untuk selalu berhati-hati terhadap kecenderungan untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Sekaligus, bacaan Injil ini juga mengajak kita untuk selalu membuka diri pada tuntunan Roh Kudus yang selalu menuntun kepada kebenaran sejati. 
 
Antifon Komuni (Mzm 89:25)
 
Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi.  
 
 
    
 

BV/INSPIRASI BATIN 2020

Seri Liturgi BERDIRI DI HADAPAN TUHAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 307

Seri Liturgi
BERDIRI DI HADAPAN TUHAN

Syalom aleikhem.
Bahasa tubuh manusia umumnya mengungkapkan dengan tepat apa yang dihayati dalam hatinya. Biasanya bahasa tubuh mudah terbaca. Contoh: rakyat kecil yang berjumpa presiden berdiri dengan hormat, misalnya membungkuk untuk menunjukkan kerendahan diri. Contoh lain: majikan berkacak pinggang atau bersilang tangan atau memasukkan tangan di kantung celana ketika memberikan instruksi kepada kacungnya; ini menunjukkan superioritas.

Liturgi Katolik berisi bahasa tubuh juga, yaitu tata gerak; berdiri salah satunya. Renungan sederhana demi penghayatan yang lebih baik: “Sudahkah aku berdiri dalam liturgi dengan layak dan pantas?”

Sama-sama berdiri, bahasa tubuh yang dipancarkan bisa berbeda. Berdiri bersilang tangan di depan dada berbeda dengan berdiri mengatup tangan; berdiri berkacak pinggang berbeda dengan berdiri membungkuk hormat. Masing-masing mengungkapkan isi hati yang berlainan.

Ketikan kita merayakan Kurban Misa, pasti ada tata gerak berdiri. Hayatilah berdiri dalam liturgi secara berbeda dengan berdiri antre tiket. Berdiri dalam liturgi adalah “berdiri di hadapan Tuhan”. Sadarilah sungguh-sungguh. Bayangkan Tuhan ada di hadapanmu, dan engkau berdiri di hadapan-Nya. Bagaimana sikapmu? Hayatilah berdirimu dalam liturgi agar sesuai dengan maknanya: berdiri di hadapan Tuhan dengan layak dan pantas.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Hari Minggu Biasa III: Minggu Sabda Allah

Paus Fransiskus telah menetapkan Minggu III Masa Biasa sebagai “Minggu Sabda Allah”, "Sunday of the Word of God", merupakan undangan bagi umat Katolik di seluruh dunia untuk memperdalam apresiasi, cinta, dan kesaksian mereka yang setia kepada Tuhan dan kata-katanya.

Melalui surat kepausan "Aperuit Illis", hari Minggu ketiga Masa Biasa – yang tahun ini jatuh pada tanggal 26 Januari 2020 – akan dirayakan sebagai hari khusus yang diperuntukkan bagi "perayaan, pendalaman, dan penyebaran Sabda Allah."

“Mempersembahkan secara khusus suatu hari Minggu dalam Tahun Liturgi bagi Sabda Allah, pertama-tama memampukan Gereja untuk mengalami kembali tindakan dari Dia yang bangkit yang membuka juga bagi kita kekayaan Sabda-Nya agar kita mampu menjadi pewarta kekayaan tak terhingga itu di dunia ini,” kata Paus Fransiskus dalam dokumen "Aperuit Illis" yang menetapkan perayaan khusus hari Minggu Sabda Allah.

Keuskupan dan paroki diundang untuk menanggapi dengan inisiatif kreatif, sumber daya yang membantu dan upaya baru untuk membantu umat Katolik terlibat lebih dalam dengan Alkitab di gereja dan dalam kehidupan mereka.

Uskup Agung Rino Fisichella, Presiden Dewan Kepausan untuk Promosi Evangelisasi Baru, mengatakan penekanan pada pentingnya firman Allah diperlukan karena "mayoritas umat Katolik" tidak akrab dengan Kitab Suci yang kudus.

“Bagi banyak orang, satu-satunya saat mereka mendengar firman Allah adalah ketika mereka menghadiri Misa,” katanya kepada Vatican News, pada 30 September 2019, ketika dokumen kepausan, berjudul "Aperuit Illis" diterbitkan.

"Alkitab adalah buku yang paling banyak didistribusikan, tetapi mungkin juga yang paling tertutup debu karena tidak berada di tangan kita," kata uskup agung itu seperti dilansir dari catholicnews.com, hari Jumat (10/1).

Dengan surat apostolik ini, paus "mengundang kita untuk memegang firman Tuhan di tangan kita setiap hari sebanyak mungkin sehingga itu menjadi doa kita" dan sebagian besar dari pengalaman hidup seseorang.

Dalam suratnya, Paus Fransiskus menulis, “Hari yang diperuntukkan bagi Alkitab ingin bukan “satu kali setahun”, namun satu kali untuk seluruh tahun, agar kita merasa sungguh perlu menjadi bersahabat dan intim dengan Kitab Suci dan Dia yang bangkit, yang tidak berhenti membagikan Sabda dan Roti di dalam komunitas umat beriman.”

“Untuk itu kita perlu masuk dalam keyakinan tetap dengan Kitab Suci, jika tidak maka hati akan tetap dingin dan mata tetap tertutup, kita bagaikan terserang begitu banyak bentuk kebutaan," tulisnya.

Paus mengatakan, Kitab Suci dan sakramen-sakramen adalah tak terpisahkan di antara mereka. Ketika Sakramen-sakramen diperkenalkan dan diterangi oleh Sabda Allah, maka menjadi lebih jelas tujuan perjalanan di mana Kristus sendiri membuka pikiran kita dan hati bagi pengenalan karya penyelamatan-Nya.

“Kristus Yesus mengetuk pintu kita melalui Kitab Suci; jika kita mendengarkan dan membuka pintu akal budi dan hati, maka Ia masuk ke dalam hidup kita dan tinggal bersama kita,” kata Paus.

Paus Fransiskus mendesak para imam untuk lebih menyediakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan homili, menciptakan homili setiap hari Minggu yang "berbicara dari hati" dan benar-benar membantu orang memahami Alkitab "melalui bahasa" yang sederhana dan sesuai.

“Homili merupakan peluang pastoral yang tidak boleh disia-siakan. Waktu homili ini adalah satu-satunya kesempatan yang mereka miliki untuk memahami keindahan firman Allah dan melihatnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka," katanya.

Paus Fransiskus mendorong orang untuk membaca Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, "Dei Verbum," dan nasihat kerasulan Paus Benediktus XVI tentang Alkitab, "Verbum Domini," yang ajarannya tetap "mendasar bagi komunitas kita."

“Komunitas-komunitas akan menemukan caranya sendiri untuk menghayati Hari Minggu itu sebagai hari raya. Namun akan penting bahwa dalam perayaan Ekaristi, Kitab Suci bisa ditahtakan, sehingga nampak bagi umat nilai normatif yang ada pada Sabda Allah,” katanya.

Paus mengatakan pada hari Minggu itu, dengan cara khusus, pentinglah memberi tekanan pada pewartaannya dan menyesuaikan homili untuk menonjolkan penghormatan yang diberikan kepada Sabda Tuhan. Pada Minggu ini para Uskup bisa merayakan upacara pelantikan Lektor atau membentuk (kelompok) pelayanan serupa, untuk memperlihatkan pentingnya pewartaan Sabda Allah dalam liturgi.

“Dengan cara yang sama, para pastor paroki bisa juga mencari bentuk-bentuk untuk memberikan Alkitab, atau salah satu dari Kitab, kepada seluruh umat sebagai cara menunjukkan pentingnya dalam kehidupan sehari-hari untuk terus membaca, mendalami, dan berdoa dengan dengan Kitab Suci, khususnya melalui praktik ‘lectio divina’,” kata paus.

Menurut Paus Fransiskus, Kitab Suci tidak boleh hanya menjadi warisan dari beberapa orang dan lebih-lebih bukan suatu koleksi kitab-kitab bagi sedikit orang-orang istimewa. Kitab Suci, terutama adalah milik umat yang berkumpul untuk mendengarkannya dan mengenal dirinya di dalam kata-kata itu.

“Sering, ditemukan kecenderungan usaha untuk memonopoli Teks Suci dengan membatasi bagi beberapa kalangan atau kelompok terpilih. Tidak boleh demikian. Alkitab adalah kitab milik Umat Tuhan yang, dalam mendengarkannya, bergerak dari ketercerai-beraian dan perpecahan menuju kesatuan. Sabda Allah menyatukan umat beriman dan menjadikannya satu bangsa,” katanya.

Paus mengatakan perayaan Hari Minggu Sabda Allah menyatakan suatu nilai ekumenis, karena Kitab Suci, bagi mereka yang mendengarkan, menunjukkan jalan untuk diikuti agar sampai pada kesatuan yang autentik dan kokoh.

“Hari Minggu Sabda Allah ini akan disatukan dalam suatu moment yang tepat pada tahun itu, ketika kita diundang untuk mempererat hubungan dengan umat Yahudi dan untuk berdoa bagi kesatuan umat kristiani,” katanya.

Dokumen kepausan, berjudul "Aperuit Illis" itu diterbitkan pada hari peringatan Santo Hieronimus, santo pelindung para sarjana Kitab Suci dan doktor gereja, yang berkata, "Ketidaktahuan akan Kitab Suci adalah ketidaktahuan akan Kristus."

Judul "Aperuit Illis" didasarkan pada sebuah ayat dari Injil Lukas 24:45, "Lalu ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci."

Paus mengatakan tidak mungkin untuk memahami Kitab Suci secara mendalam tanpa Tuhan yang membuka pikiran orang akan firman-Nya, namun "tanpa Kitab Suci, peristiwa-peristiwa misi Yesus dan gerejanya di dunia ini akan tetap tidak dapat dipahami."

Surat Apostolik Paus Fransiskus dalam bentuk “Motu proprio” yang diterbitkan pada 30 September 2019 itu dapat diakses melalui situs resmi Dokpen KWI. Untuk versi PDF terjemahan bahasa Indonesia Seri Dokumen Gerejawi “Aperuit Illis” dapat diunduh dengan klik link ini. 


Sumber: SATUHARAPAN

Seri Katekismus PENGADILAN KHUSUS SAAT KEMATIAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 306

Seri Katekismus
PENGADILAN KHUSUS SAAT KEMATIAN

Syalom aleikhem.
Bagi umat Kristen – Katolik adalah Kristen sejati – yang menyatukan kematiannya dengan wafat Tuhan Yesus, kematian bermakna: (1) pertemuan dengan-Nya; (2) masuk ke dalam kehidupan kekal.

Apa arti “menyatukan kematiannya”? Artinya, memelihara kesetiaan kepada Kristus selama hidupnya hingga ajalnya. Orang yang hidup dalam kesetiaan kepada Kristus hingga ajalnya dapat disebut menyatukan kematiannya dengan wafat Kristus. Hidupnya dalam Tuhan, matinya pun dalam Tuhan.

Bagi orang seperti itu, kematian bukan kehancuran, melainkan pertemuan dengan Tuhan Yesus. Ini diimani oleh Gereja Katolik melalui liturginya dalam Doa Penyerahan Jiwa: “Bertolaklah dari dunia ini, hai saudara dalam Kristus… engkau akan melihat Penebusmu dari muka ke muka.” Tak diragukan, kematian adalah perjumpaan dengan Tuhan; peristiwa yang membahagiakan, bukan mengerikan.

Hal kedua bagi orang setia, kematian adalah masuk ke dalam kehidupan kekal. Setelah kematian, bukan berarti hidup berakhir. Ada kehidupan yang tanpa akhir sesudah kematian. Orang setia akan hidup dalam kebahagiaan bersama Tuhan. Kematian adalah pintu masuknya atau langkah awalnya.

Tiga Bekal

Gereja Katolik punya tiga bekal bagi orang yang mendekati kematian atau berada dalam sakrat maut: (1) pengampunan atas nama Kristus melalui Sakramen Tobat atau Berkat Apostolik kalau orang sudah tak mungkin mengaku dosa; (2) meterai melalui Sakramen Pengurapan Orang Sakit; (3) makanan, yaitu Hosti Suci, Tubuh Kristus sendiri.

Jangan segan memintakan tiga bekal bagi orang yang menjelang kematiannya. Ketiganya adalah bekal perjalanan menuju keabadian.

Pengadilan Khusus

Persis sesudah kematiannya, orang langsung diadili. Bukan pada akhir zaman? Pada akhir zaman, memang akan ada pengadilan yang disebut “Pengadilan Terakhir”. Namun, pada saat kematian pun, orang sudah diadili. Pengadilan berlaku untuk semua orang terlepas dari apa agamanya, sukunya, dsb. Semua orang dihakimi persis sesudah (saat) kematiannya. Ini namanya “Pengadilan Khusus”.

Dengan jelas, Alkitab mengajarkannya. Beberapa nas dapat disebut sebagai dasar alkitabiah, di antaranya: perumpamaan mengenai Lazarus Si Miskin (Luk. 16:22), penyamun yang baik pada penyaliban Kristus (Luk. 23:43).

Pada saat kematiannya, dengan Pengadilan Khusus, setiap orang langsung diberi keputusan ia akan berada di mana: (1) langsung ke surga, kebahagiaan kekal; atau (2) ke surga melalui penyucian; atau (3) masuk ke pengutukan diri, yaitu neraka alias penderitaan abadi.

Dengan demikian, kita tahu bahwa pada saat kematian, kita sudah langsung tahu kita akan berada di mana karena ada Pengadilan Khusus yang keputusannya tak berubah hingga saat Pengadilan Terakhir dan sampai selama-lamanya.

** Penjelasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1020-1022

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy