| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 27 Januari 2020 Hari Biasa Pekan III

Senin, 27 Januari 2020
Hari Biasa Pekan III
  
  “Kasih cenderung menjadi seperti yang dikasihi; sesungguhnya, kasih bahkan ingin menjadi satu dengan yang dikasihi. Allah mengasihi manusia yang tidak layak. Dia menghendaki untuk menjadi satu dengan manusia, dan itulah inkarnasi.” — Uskup Agung Fulton John Sheen
   
Antifon Pembuka (Mzm 89:21-22)

Aku telah menemukan Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-7.10) 
 
"Engkaulah yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." 
 
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel, yakni sejak Saul memerintah atas kami. Lagipula Tuhan telah bersabda kepadamu: “Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel”. Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. Pada saat menjadi raja itu, Daud berumur tiga puluh tahun; dan selanjutnya empat puluh tahun lamanya ia memerintah. Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda. Kemudian raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Tetapi mereka itu berkata kepada Daud, “Engkau tidak sanggup masuk kemari! Orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke sana. Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. Maka makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertai dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai raja.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.25-26)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.”
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
3. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Aku akan membuat tangannya menguasai laut, dan tangan kanannya menguasai sungai-sungai.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:22-30) 
 
"Kesudahan setan telah tiba."
  
Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem dan berkata tentang Yesus, “Ia kerasukan Beelzebul!” Ada juga yang berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Maka Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, malahan sudah tamatlah riwayatnya! Camkanlah, tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat, untuk merampas harta bendanya, kecuali kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu. Lalu barulah ia dapat merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa yang kekal.” Yesus berkata demikian karena mereka bilang bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Demi keuntungan, tak jarang manusia menyerang sesama, mencari-cari kesalahan orang yang dianggap pesaingnya itu. Dalam politik, hal semacam itu sering disebut sebagai upaya kriminalisasi. Kriminalisasi (bahasa Inggris: criminalization) dalam ilmu kriminologi adalah suatu proses saat terdapat suatu perubahan perilaku individu-individu yang cenderung menjadi pelaku kejahatan dan menjadi penjahat. Dalam upaya tersebut, seorang yang sebelumnya dipandang bersih atau tak memiliki kesalahan ditempatkan sebagai seorang kriminal atau seorang pesakitan yang melakukan satu atau beberapa kejahatan. Lebih parah dari sekadar tuduhan sebagai seorang kriminal itu, si tertuduh diposisikan sebagai musuh bersama (public enemy). Sama seperti pembunuhan karakter atau perusakan reputasi. Harapannya, karier dan kehidupan orang yang dituju itu hancur. Mereka yang melakukan upaya kriminalisasi atau pembunuhan karakter itu mendulang keuntungan dari kehancuran pesaingnya itu.

Para ahli Taurat mengatakan bahwa Yesus tidak waras lagi. Bagaimana mungkin Yesus dikatakan demikian? Dalam pola pikir bangsa Yahudi saat itu, orang menjadi gila atau tidak waras karena kerasukan setan. Hal itu berkaitan erat dengan perkataan ahli T aurat yang datang dari Yerusalem itu bahwa Yesus kerasukan Beelzebul (lih. Mrk. 3:22). Lawan-lawan Yesus berupaya menghilangkan simpati orang banyak terhadap Yesus dengan aneka macam taktik. Mereka tidak hanya menuduh Yesus sebagai pelanggar Hukum Sabat atau Taurat, tetapi sebagai orang yang kerasukan roh setan, yaitu Beelzebul dan sebagai orang yang mengusir setan dengan bantuan kuasa penghulu setan itu.

Yesus tidak menganggap remeh tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa dosa mereka itu tidak dapat diampuni. Mereka menghujat Roh Kudus. Dosa mereka berat karena menuduh Yesus bertindak dengan kuasa setan. Padahal, Yesus bertindak dalam kuasa Roh Kudus. Yang dimaksud dengan Roh Kudus adalah kekuatan yang membimbing manusia pada kebenaran. Kekuatan itu tidak mungkin keliru atau salah. Oleh karena itu, meragukan atau menyatakan Sang Pembimbing sebagai keliru atau salah adalah dosa besar karena menolak kebenaran itu sendiri. Melalui kisah ini, kita diajak untuk selalu berhati-hati terhadap kecenderungan untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Sekaligus, bacaan Injil ini juga mengajak kita untuk selalu membuka diri pada tuntunan Roh Kudus yang selalu menuntun kepada kebenaran sejati. 
 
Antifon Komuni (Mzm 89:25)
 
Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi.  
 
 
    
 

BV/INSPIRASI BATIN 2020

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy