KATKIT (Katekese Sedikit) No. 304
Seri Liturgi
AMBO MEJA FIRMAN
Syalom aleikhem.
Menyusul setelah Doa Pembuka (Collecta) adalah Liturgi Sabda: Bacaan Pertama, Bacaan Kedua, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil (Alleluya), Bacaan Injil, Homili, Kredo, dan Doa Umat.
Hampir seluruh Liturgi Sabda dilaksanakan di ambo sebagai “Meja Firman”. Di sana diwartakan firman ilahi yang agung. Karena keagungan itu, ambo perlu dibuat dengan seni sedemikian rupa yang menunjukkan martabat sabda ilahi. Karena itu, PUMR (Pedoman Umum Misale Romawi) no. 309 melarang adanya ambo yang sekadar terbuat dari stand (yang biasa dipakai untuk partitur musik).
Ambo perlu ditempatkan di lokasi yang dapat dilihat dengan mudah oleh umat. Sebelum digunakan, pemberkatan ambo baru perlu dilakukan sesuai buku tata cara pemberkatan yang namanya Rituale Romanum.
Satu lagi, ambo tak boleh dianggap sekadar mimbar layaknya mimbar pada umumnya: mimbar kuliah, mimbar sambutan, mimbar ceramah, dsb. Bukan, ambo bukan setara dengan itu semua. Ambo adalah Meja Firman. Sebab itu, seturut PUMR no. 309, hanya pelayan sabda (lektor, diakon, presbiter, uskup) yang melaksanakan tugas-pelayanan di sana. Nota: Sambutan tak pantas dilaksanakan di ambo. Ups! Selama ini banyak yang seperti itu. Ubahlah demi menghargai martabat ambo sebagai Meja Firman.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring