Minggu, 23 Februari 2020
Hari Minggu Biasa VII
Orang yang mencintai Tuhan, tentu juga mencintai sesamanya.” (St. Maksimus)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:6)
Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.
O Lord, I trust in your merciful love. My heart will rejoice in your salvation. I will sing to the Lord who has been bountiful with me.
Domine, in tua misericordia speravi: exsultavit cor meum in salutari tuo: cantabo Domino, qui bona tribuit mihi.
Hari Minggu Biasa VII
Orang yang mencintai Tuhan, tentu juga mencintai sesamanya.” (St. Maksimus)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:6)
Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.
O Lord, I trust in your merciful love. My heart will rejoice in your salvation. I will sing to the Lord who has been bountiful with me.
Domine, in tua misericordia speravi: exsultavit cor meum in salutari tuo: cantabo Domino, qui bona tribuit mihi.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa, bantulah kami
agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup
melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan
maupun dengan perbuatan.Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
“Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.”
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 3:16-23)
“Kamu adalah tempat kediaman Allah.”
Saudara-saudara, camkanlah sungguh-sungguh, bahwa kamu adalah Bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu. Jika ada orang yang membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Bait Allah adalah kudus, dan kamulah Bait Allah itu. Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia sungguh berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis, “Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.” Dan di tempat lain tertulis, “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat. Sungguh, semuanya sia-sia belaka.” Karena itu, janganlah ada yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup maupun mati, baik waktu sekarang maupun waktu yang akan datang. Semuanya itu kepunyaanmu. Tetapi kamu adalah milik Kristus, dan Kristus adalah milik Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (1 Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-48)
“Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.”
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar bahwa dulu ada ungkapan: Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah juga pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meninjam sesuatu dari padamu’. Kamu telah mendengar firman, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.’ Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan
Renungan
Seluruh bacaan hari ini
sungguh-sungguh memberikan kekuatan kepada kita sebagai pengikut Yesus.
Alasannya, karena kita kudus seperti yang dikatakan dalam bacaan I,
"Kuduslah kamu!" Kemudian predikat itu semakin diteguhkan lagi dalam
bacaan kedua yang mengatakan bahwa kita adalah Bait Allah yang berarti
setiap Kristiani adalah tempat Tuhan tinggal. Menjadi ciri khas bahwa di
mana Tuhan tinggal, tempat itu adalah kudus. Kita adalah tempat tinggal
Tuhan, itulah alasannya kita disebut kudus.
Untuk menjadi tempat tinggal-Nya,
langkah pertama yang perlu ditempuh adalah pengudusan diri. Persiapan
pembaptisan baik itu bagi mereka yang dibaptis dewasa maupun sejak bayi
adalah peristiwa yang menentukan tempat kudus tersebut. Kemudian berkat
baptisan itu, kita dikuduskan dan menjadi tempat Dia tinggal. Berkat
penerimaan Sakramen-sakramen lainnya sesuai dengan disposisi
masing-masing, menjadikan kita lebih layak untuk kediaman Tuhan yang
adalah kudus.
Dengan penjelasan inilah kita bisa
memahami seorang Kristiani disebut kudus dan Bait Allah, dan kata-kata
ini diberikan Allah sendiri kepada umat Israel dan dengan sendirinya
juga kepada kita Israel baru. Sehubungan dengan itu, Rasul Paulus
menambahkan bahwa Roh Allah diam di dalam diri orang Kristiani, karena
kekudusan yang dimilikinya. Inilah kualitas hidup yang dimiliki pengikut
Kristus yang mengambil bagian pada kekudusan ilahi.
Keadaan hidup seperti itu membedakan
cara hidup seorang Kristiani dari yang bukan. Allah yang membiarkan
keilahian-Nya dihampiri oleh pengikut-Nya, memiliki ciri khas dalam
hidup. Tidak membenci saudara adalah salah satu ciri yang dilaksanakan.
Menegur sesama adalah cara kedua yang perlu, walau seringkali dianggap
tidak mengenakkan dan tidak sopan. Ciri berikutnya adalah kasih kepada
sesama dalam arti tidak menaruh dendam, tidak menuntut balas dan tidak
mendatangkan dosa.
Permintaan seperti ini sudah biasa di
kalangan masyarakat dan sudah menjadi prinsip umum dalam kehidupan
sosial, sehingga seakan tidak lagi menunjukkan kekhasan yang lebih
menonjol sebagai pengikut Kristus. Bahkan, kelompok preman, geng motor,
koruptor dan pedagang kaki lima yang akhir-akhir ini disoroti di negara
kita, juga memiliki ciri hidup seperti yang sudah dikatakan. Lalu apa
keunggulan Kristiani yang disebut kudus oleh Tuhan Allah dan Rasul
Paulus?
Injil Matius mengatakan bahwa
membalas keahatan dengan kejahatan adalah bukan ciri Kristiani. Yesus
Kristus dengan ekstrim memberikan contoh konkret yang diambil dari
kehidupan sehari-hari. Jika ada orang menampar, tidak perlu membalas
dengan tamparan. Inilah ciri Kristiani yang dikuduskan Tuhan.
Untuk menunjukkan kualitas hidup yang
lebih tinggi, Yesus kemudian menambahkan sikap yang lebih ekstrim
dengan mencintai musuh dan bahkan berdoa baginya. Bagaimana mungkin saya
bisa mencintai orang yang membakar gereja? Bagaimana mungkin saya bisa
mencintai orang yang membunuh saudara saya? Bagaimana mungkin saya bisa
mencintai dan bahkan berdoa bagi mereka yang mengejek, menghina dan
mencemooh saya?
Inilah kriteria utama "kekudusan
kita". Tidak bisa dilupakan bahwa banyak orang bisa mencapai pada taraf
mencintai dan mendoakan musuh. Salah satu contohnya adalah Beato
Isidorus Bakanja, seorang Kristiani dari Kongo, Afrika. Ia mati karena
disiksa oleh penjajah. Sebelum meninggal, ia diminta oleh bapa rohaninya
agar ia mengampuni orang yang menyiksanya. Dengan tegas ia mengatakan,
"Tentu saja saya mengampuninya (orang yang menyiksanya); bahkan kalau
saya nanti masuk surga, saya akan berdoa baginya!" Inilah sikap
Kristiani sejati! Inilah sikap kekudusan yang diharapkan Tuhan dari para
pengikut-Nya. (RUAH)
Antifon Komuni
Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku. Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau. Aku bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.
I will recount all your wonders, I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High. (Mzm 9:2-3)
Atau
Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.
Lord, I have come to believe that you are the Christ, the Son of the living God, who is coming into this world. (Yoh 11:27)