Seri Alkitab
INJIL MARKUS 7:1-2
Mrk. 7:1
Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
Et conveniunt ad eum pharisaei et quidam de scribis venientes ab Hierosolymis;
Syalom aleikhem.
Kisah dalam bab ini beda latar dengan bab sebelumnya. Ungkapan “pada suatu kali” menyajikan babak baru dalam cerita. Selang waktu antara kejadian Tuhan berjalan di atas air dan kejadian pada ayat ini tak diketahui. Tempat pun tak terang di mana. Namun, mengingat Injil tak beri keterangan tambahan, agaknya peristiwa berlangsung di Genesaret, setidaknya di sekitar Danau Galilea.
Mengenai Farisi dan ahli Taurat sudah dijelaskan pada 2:16. Ayat 1 ini menjelaskan, dua golongan datang dari kota Yerusalem. Artinya, tempat tinggal dan/atau tempat tugas orang-orang itu di Yerusalem. Mereka bukan orang Galilea.
Jarak Yerusalem ke Genesaret sekitar 120-an km, jarak yang mirip-mirip Semarang ke Yogyakarta. Masa itu, jarak sekian bukan jarak dekat. Alat angkut masih sederhana, bahkan kebanyakan orang jalan kaki saja. Jalanan buruk dan tak aman karena perampok. Terkait fakta itu, para Farisi dan ahli Taurat tersebut sungguh niat menemui Tuhan di wilayah utara – nota: Yerusalem ada di wilayah selatan.
Catatan sekelumit terkait wilayah orang Yahudi zaman itu. Wilayah orang Yahudi terbentang memanjang dari utara ke selatan, terbagi menjadi tiga bagian: utara adalah Galilea, tengah Samaria, selatan Yudea.
Mrk. 7:2
Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
et cum vidissent quosdam ex discipulis eius communibus manibus, id est non lotis, manducare panes
Mereka pada awal ayat adalah kaum Farisi dan ahli Taurat. Ketika mereka menemui Tuhan, beberapa murid-Nya sedang makan. Tentu mereka melihat bagaimana murid-murid makan. Najis artinya ‘tidak bersih; kotor; keadaan tercemar’ ditinjau dari sisi aturan agama Yahudi. Tersirat, murid-murid telah melanggar aturan agama.
Tangan tak dibasuh sebelum makan adalah najis, keterangan ayat ini. Bunyi ayat memberi alusi bahwa menurut aturan agama waktu itu, orang Yahudi harus membasuh tangan dengan cara (ritual) tertentu sebelum makan. Membasuh tangan yang dimaksud bukan demi alasan kebersihan, melainkan alasan keagamaan. Ada seperangkat hukum agama yang harus dipatuhi.
Jangan salah paham serta mengira para murid tak tahu kebersihan. Tak demikian. Yang terjadi adalah para murid tak menunaikan aturan agama dalam hal membasuh tangan sebelum makan. Yang dilanggar bukan soal higienis, tapi soal religius.
Melihat data di atas, ayat ini dapat diparafrasakan demikian: Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu melihat para murid Yesus makan tanpa membasuh tangan sebelumnya menurut aturan agama Yahudi; jadi, para murid makan secara najis.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring