| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 10 Maret 2020 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Selasa, 10 Maret 2020
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Orang yang lemah-lembut ialah orang yang tahu bagaimana bersabar terhadap sesama dan terhadap dirinya sendiri.” (St. Yohanes dari Salib)
 

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 13 (12):4-5)

Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!
  
Give light to my eyes lest I fall asleep in death, lest my enemy say: I have overcome him.


Doa Pembuka


Allah Bapa Mahamulia, kami mohon lindungilah Gereja-Mu senantiasa. Tanpa Engkau segala usaha manusia akan gagal. Luputkanlah kami dari segala yang jahat dan bantulah kami mencapai kebahagiaan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
   

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)
  
 
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."
  
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuanganlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah kita berperkara! Firman Tuhan. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin beperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.
 
      

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.  
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
   
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah suka disebut rabi; karena hanya satulah Rabimu, dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapapun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
   
Bila seseorang menerima tugas baru serta di tempat baru, umumnya pertanyaan spontannya adalah bagaimana fasilitas di sana. Orang akan sangat senang dan bersemangat bila diberi jabatan baru yang lebih keren atau lebih tinggi, dengan fasilitas yang sangat memadai dan diberi gaji yang tinggi pula. Siapa orangnya yang tidak mau. Berpikir akan tempat yang terhormat, kedudukan yang tinggi, fasilitas yang lengkap dan baik, syukur-syukur berbagai tunjangan yang serba enak adalah spontanitas orang-orang zaman ini. 
 
 Tampaknya hal yang sama terjadi di antara para murid Yesus. Dimulai dengan permohonan dari ibu anak-anak Zebedeus yang memohon kepada Yesus agar kedua anaknya kelak diperkenankan duduk di dalam kerajaan Yesus. Bayangan ibu dan kedua anaknya itu tentu berupa kedudukan terhormat, jabatan mentereng dan disegani orang.Mereka berpikir bahwa kelak Yesus ini akan menjadi Raja di Israel, raja dalam pengertian duniawi dengan kekuasaan duniawi yang serba wah dan terhormat. Ini persis bayangan para politikus yang berebut kekuasaan di lembaga eksekutif, legislatif dan juga yudikatif. Orang membayangkan kehormatan dan fasilitas yang akan diterima. Kisahnya dilanjutkan bagaimana permintaan ibu dengan kedua anaknya itu membuat marah pada murid yang lain. Jelas alasannya: para murid yang lain tidak mau kalah saing, tidak mau tidak mendapat tempat dan kedudukan yang terhormat pula. Dan ironisnya adalah sejak awal Injil hingga akhir Injil hari ini, Yesus berbicara tentang nasib-Nya harus menderita dan bahkan dijatuhi hukuman mati. Mengapa Yesus harus menderita dan dibunuh? Bukan hanya karena ditolak bangsa-Nya tetapi terlebih karena Yesus datang "untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Demikianlah senantiasa terjadi kontras dan ironi jalan Tuhan yang rela menderita demi keselamatan banyak orang dan jalan manusia yang diingininya serba enak demi dirinya sendiri. 
 
 Poinnya terakhir di atas dapat menjadi renungan kita hari ini. Marilah kita mawas diri terhadap reaksi spontan kita ketika menerima tugas baru atau situasi baru: apakah kita masih terjebak pada jalan manusia yang berpikir pertama-tama selalu soal kenyamanan dan kemudahan serta kehormatan demi diri sendiri? Ataukah kita sudah menuju jalan Tuhan, yakni kerelaan untuk mengikuti jalan pengorbanan bagi kebaikan sesama kita.

Antifon Komuni (Mzm 9:2-3)

Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi,

I will recount all your wonders. I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High.

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahaagung, semoga hati kami selalu terbuka terhadap segala yang tertulis tentang Dikau. Berilah kami semangat, bukan untuk mendengarkan saja, melainkan untuk benar-benar menghayati Sabda-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy