Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan
Dari kitalah yang harus dihamparkan di bawah kaki Kristus, dan bukannya pakaian atau ranting-ranting palma yang tak bernyawa. (St. Andreas dari Kreta)
Antifon Pembuka (Mat 21:9 / PS 491 / GR hal. 137 / GM hal. 272 / GS hal. 115 )
Terpujilah Putra Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Terpujilah Yang Mahatinggi!
Pada hari Minggu Palma ini kita memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem. Di mana Ia disambut dengan meriah sebagai Raja Agung. Mesias yang sudah sekian lama dinanti-nantikan oleh orang Yahudi. Pada saat itu Yesus naik seekor keledai: Sebagai tanda bahwa Ia seorang raja yang lemah lembut dan rendah hati. Tetapi akhirnya Ia menyerahkan diri untuk ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, disalibkan demi keselamatan kita dan keselamatan seluruh bangsa manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:1-11)
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Perarakan Daun Palma
Antifon Pembuka (Mzm 23:9-10)
Enam hari sebelum hari raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Yerusalem, anak-anak menyongsong-Nya. Mereka membawa daun palma dan bersorak gembira: Terpujilah Yang Mahatinggi! Diberkatilah yang datang dengan kerahiman berlimpah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Ref. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?
Ayat. (Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24; Ul: 2a)
1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang: “Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?”
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku; gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung.
3. Mereka membagi-bagikan pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku. Tetap Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
4. Maka aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji Engkau di tengah jemaat: Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia! Hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia! Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel.
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
KISAH SENGSARA - Tahun A Mat 26:14 - 27:66
P: Penginjil; K: Kristus; R: ucapan Rakyat, serta orang lain
P Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Matius:
Pada waktu itu, seorang dari kedua belas murid Yesus,
yaitu yang bernama Yudas Iskariot,
pergi kepada imam-imam kepala.
Ia berkata kepada mereka:
R Apa yang hendak kamu berikan kepadaku,
jika aku menyerahkan Dia kepadamu?
P Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
Dan mulai saat itu, Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Pada hari pertama dari Hari Raya Roti-Tak-Beragi
datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata:
R Di manakah Engkau kehendaki
kami menyiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?
P Jawab Yesus:
K Pergilah ke kota, kepada si Anu, dan katakanlah kepadanya, 'Beginilah pesan Guru: Saat-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku ingin merayakan Paskah
bersama dengan murid-murid-Ku.’
P Lalu murid-murid melakukan
seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka,
dan menyiapkan Paskah.
Setelah hari menjadi malam,
Yesus duduk makan bersama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata:
Sungguh, seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.
mereka seorang demi seorang, bertanya kepada-Nya:
P Yesus menjawab:
K Seorang yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam piring ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
Putra Manusia memang akan pergi,
sesuai dengan apa yang ada tertulis tentang Dia,
tetapi celakalah orang yang olehnya Putra Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!
P Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu, menyambung
R Bukan aku, ya Rabi?
P Kata Yesus kepadanya:
K Engkau telah mengatakannya.
P Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkan roti itu,
lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata:
K Ambillah dan makanlah, inilah tubuh-Ku.
P Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur,
lalu memberikannya kepada mereka seraya berkata:
K Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang demi pengampunan dosa. Aku berkata kepadamu:
mulai saat ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur, sampai pada hari Aku minum anggur yang baru bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.
P Sesudah menyanyikan lagu pujiun.
pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke bukit Zaitun.
Maka berkatalah Yesus kepada mereka:
K Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis, 'Aku akan membunuh gembala,
dan kawanan domba akan tercerai-berai.,
Akan tetapi sesudah bangkit,
Aku akan mendahului kamu ke Galilea.
P Petrus menjawab:
R Biarpun mereka sernua tergoncang imannya karena Dikau, aku sekali-kali tidak!
P Yesus berkata kepadanya:
K Aku berkata kepadamu: Sungguh, malam ini,
sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali.
P Kata Petrus kepada-Nya:
R Sekalipun aku harus mati bersama Dikau,
aku takkan menyangkal Engkau!
P Semua murid yang lain berkata demikian juga.
Maka sampailah Yesus bersama murid-murid-Nya
ke suatu ternpat yang bernama Getsemani.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
K Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.
P Yesus membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka:
K Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya!
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah bersama Aku.
P Yesus maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya:
K Ya Bapa-Ku, sekiranya mungkin.
biarlah cawan ini dijauhkan dan pada-Ku;
tetapi janganlah seperti yang Aku kehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki.
P Setelah itu Yesus kembali kepada murid-murid-Nya, dan mendapati mereka sedang tidur.
Maka Yesus berkata kepada Petrus:
K Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Daku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan!
Roh memang penurut, tetapi daging itu lemah.
P Lalu Yesus pergi untuk kedua kalinya dan berdoa:
K Ya Bapa-Ku, jika cawan ini tidak dapat dijauhkan
kecuali kalau Kuminum, maka jadilah kehendak-Mu!
P Dan ketika kembali pula,
Ia mendapati murid-murid-Nya sedang tidur,
sebab mata mereka sudah berat.
Yesus membiarkan mereka,
lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya,
dan Ia mengucapkan doa yang sama.
Sesudah itu Ia kembali kepuda murid-murid-Nya
dan berkata kepada mereka:
K Tidurlah sekarang, dan beristirahatlah!
Lihat, saatnya sudah tiba, Putra Manusia diserahkan
ke tangan orang-orang berdosa..
Bangunlah, marilah kita pergi.
Dia yang menyerahkan Daku, sudah dekat.
salah seorang dari kedua belas murid Yesus,
dan bersama dia datang pula suatu rombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, mereka itu suruhan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Yesus, telah memberitahukan tanda ini kepada mereka:
R Orang yang akan kucium, itulah Dia,
dialah yang harus kamu tangkap!
P Segera Yudas maju dan mendapatkan Yesus dan berkata:
R Salam, ya Rabi!
P Lalu ia mencium Yesus. Tetapi Yesus berkata kepadanya:
K Hai teman, untuk itukah engkau datang?
P Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap Dia. Tetapi salah seorang dari mereka yang menyertai Yesus, mengulurkan tangan, menghunus pedang,
dan menetakkannya kepada hamba Imam Agung,
sehingga terpotonglah telinganya.
Maka kata Yesus kepadanya:
K Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya,
sebab barangsiapa menggunakan pedang,
ia akan binasa oleh pedang.
Atau kausangka Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya segera Ia kirim lebih dari dua belas pasukan malaikat untuk membantu Aku?
Tetapi kalau begitu, bagaimanakah akan terpenuhi apa yang tertulis dalam Kitab Suci,
P Lalu Yesus berkata kepada orang banyak itu:
K Sangkamu Aku ini penyamun, sehingga kamu datang
lengkap dengan pedang dan pentung, untuk menangkap Daku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Daku.
Akan tetapi semua ini terjadi
supaya terpenuhilah apa yang tertulis dalam kitab nabi-nabi.
P Lalu semua murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri. P Sesudah menangkap Yesus,
mereka membawa Dia menghadap Kayafas, Imam Agung. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Petrus mengikuti Yesus dari jauh,
sampai masuk ke halaman rumah Imam Agung.
Setelah masuk ke dalam,
Petrus duduk di tengah-tengah para pengawal,
untuk melihat kesudahan dan perkara itu.
Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama, mencari kesaksian palsu terhadap Yesus,
supaya Ia dapat dihukum mati.
Tetapi mereka tidak mendapat bukti apa-apa,
walaupun tampil banyak saksi dusta.
Akhirnya tampillah dua orang yang mengatakan:
R Orang ini berkata, ‘Aku dapat merobohkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam waktu tiga hari.’
P Lalu Imam Agung itu berdiri dan berkata kepada Yesus:
R Tidakkah Engkau memberjawab
atas tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?
P Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Agung kepada-Nya:
R Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami:
Apakah Engkau Mesias, Putra Allah, atau bukan!
P Jawab Yesus:
K Engkau mengatakannya. Aku berkata kepadamu:
Mulai sekarang kamu akan melihat
Putra Manusia duduk di sebelah kanan Allah yang Maha Kuasa dan datang di atas awan-awan di langit!
P Maka Imam Agung mengoyakkan pakaiannya dan berkata:
R Dia menghojat Allah! Untuk apa kita mencari saksi lagi!
Sekarang telah kamu dengar hojat-Nya. Bagaimana pendapatmu?
P Mereka menjawab:
R Ia harus dihukum mati!
P Lalu mereka meludahi wajah Yesus dan menampar Dia.
Ada orang lain memukul Dia dan berkata:
R Coba katakanlah kepada kami, hail Mesias,
siapakah yang memukul Engkau?
P Sementara itu Petrus duduk di luar, di halaman.
Maka datanglah seorang pelayan wanita kepadanya dan berkata:
R Engkau juga selalu bersama dengan Yesus, orang Galilea itu!
P Tetapi Petrus menyangkal di depan semua orang, katanya:
R Aku tidak tahu apa yang kaumaksudkan!
P Ketika Petrus pergi ke pintu gerbang,
seorang wanita lain melihat dia
dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ:
R Orang ini bersama dengan Yesus, orang Nazaret itu!
P Tetapi Petrus menyangkal lagi dengan bersumpah, katanya:
K Aku tidak kenal orang itu!
P Tidak lama kemudian
orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata
K Pasti engkau pun salah seorang dari mereka!
Itu jelas dari bahasamu!
P Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah:
R Aku tidak kenal orang itu!
P Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
Maka teringatlah Petrus
akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya,
“Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedih.
Ketika hari mulai siang,
semua imam kepala dan kaum tua-tua bangsa Yahudi berkumpul
dan mengambil keputusan bahwa Yesus harus dibunuh.
Maka Yesus dibelenggu,
lalu mereka menyerahkan Dia kepada Pilatus,
yang adalah wali negeri.
Ketika Yudas, yang telah menyerahkan Yesus, melihat
bahwa Yesus tclah dijatuhi hukuman mati, menyesallah dia.
Lalu ia mengembalikan uang tiga puluh perak itu
kepada imam-imam kepala dan kaum tua-tua, sambil berkata:
R Aku telah berdosa,
karena menyerahkan darah orang yang tidak bersalah!
P Tetapi jawab mereka:
R Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!
P Maka Yudas melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci,
lalu pergi dari situ dan menggantung diri
Imam-imam kepala. memungut. uang itu dan berkata:
R Uang ini tidak boleh dimasukkan ke dalam peti persembahan,
sebab ini uang darah!
P Sesudah berunding, maka dengan uang itu mereka membeli
sebidang tanah, yang disebut Tanah Tukang Periuk,
untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing.
Itulah sebabnya sampai hari ini tanah itu disebut Tanah Darah.
Dengan demikian terpenuhilah Fiman
yang disampaikan oleh Nabi. Yeremia, katanya,
Mereka menerima tiga puluh uang perak,
yaitu harga yang ditetapkan untuk satu orang
menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel,
dan meraka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk,
seperti yang dipesan Tuhan kepadaku."
Lalu Yesus dihadapkan kepada walinegeri, yakni Pilatus.
Dan walinegeri itu bertanya kepada Yesus:
R Benarkah Engkau raja orang Yahudi?
P Jawab Yesus:
K Engkau sendiri mengatakannya!
P Tetapi atas tuduhan yang diajukan
oleh imam-imam kepala dan kaum tua-tua terhadap diri-Nya,
Yesus tidak memberi jawab apa pun.
Maka kata Pilatus kepada-Nya:
R Tidakkah Engkau dengar
betapa banyak tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?
P Tetapi Yesus tidak menjawab sepatah kata pun,
sehingga walinegeri itu sangat heran.
Telah menjadi kebiasaan bagi walinegeri
untuk membebaskan seorang hukuman pada tiap hari raya
sesuai dengan pilihan rakyat.
Pada waktu itu ada dalam penjara
seorang yang terkenal karena kejahatannya, namanya Barabas.
Karena mereka sudah berkumpul di sana,
Pilatus bertanya kepada mereka:
R Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu:
Barabas? Ataukah Yesus, yang disebut Kristus?
P Pilatus sebenarnya tahu bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan.
isterinya mengirim pesan kepadanya:
R Jangan engkau mencampuri perkara orang yang saleh ini,
sebab dalam mimpi tadi malam aku sangat menderita karena Dia.
P Tetapi karena hasutan imam-imam kepala dan kaum tua-tua.
rakyat bertekad meminta supaya Barabaslah yang dibebaskan
dan Yesus dihukum mati. Wallnegeri menjawab dan bertanya lagi kepada mereka:
R Siapa di antara kedua orang ini yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?
P Kata mereka:
R Barabas!
P Kata Pilatus kepada mereka:
R Kalau begitu, apa yang harus kubuat dengan Yesus yang disebut Kristus?"
P Mereka semua berseru:
R la harus disalibkan!
P Kata Pilatus:
R Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukan-Nya?
P Namun semakin keras mereka berteriak,
R Ia harus disalibkan!
P Pilatus melihat bahwa segala usahanya percuma,
malah sudah mulai timbul kekacauan. Maka la mengambil air
dan membasuh tangannya di hadapan rakyat. seraya berkata:
Aku tidak bersalah terhadap darah orang inil
Itu urusan kamu sendiri!
P Dan seluruh rakyat itu menjawab:
R. Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami
dan atas anak-anak kami!
Lalu Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka.
tetapi ia menyuruh supaya Yesus didera;
lalu ia menyerahkan Dia untuk disalibkan.
Para serdadu walinegeri membawa Yesus ke gedung pengadilan,
lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul di sekeliling Yesus.
Mereka menanggalkan pakaian Yesus
dan mengenakan sebuah mantel berwarna ungu pada-Nya.
Mereka mengenyam sebuah mahkota duri
dan menaruhnya di atas kepala Yesus.
lalu memberi Dia sebatang buluh dl tangan kanan-Nya.
Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya
serta mengolok-olok Dia dengan berkata:
R Salam. hai raja orang Yahudi!
P Mereka meludahi Yesus, lalu mengambil buluh itu,
dan dengan buluh itu memukul kepala-Nya.
Sesudah mengolok-olok Dia,
mereka menanggalkan mantol itu dari pada-Nya
dan mengenakan kembali pada-Nya pakaian-Nya sendiri.
Kemudian mereka membawa Yesus keluar untuk disalibkan.
P Ketika berjalan ke luar kota,
mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene. yang bernama Simon
Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Maka sampailah mereka ke tempat yang bernama Golgota,
artinya: Tempat Tengkorak.
Lalu mereka memberi Yesus minum anggur bercampur empedu.
Tetapi setelah mengecapnya. Yesus tidak mau meminumnya.
Sesudah menyalibkan Yesus,
para serdadu membagi-bagi pakaian Yesus dengan membuang undi.
Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia.
Di atas kepala Yesus terpasang tulisan
yang menyebut alasan mengapa la dihukum, yaitu:
'Inilah Yesus Raja Orang Yahudi'.
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun
seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.
Orang-orang yang lewat di situ, mengejek Yesus
dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata:
R Hai, Engkau yang mau merobohkan Bait Suci
dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
selamatkanlah diri-Mu!
Jika Engkau Putra Allah, turunlah dari salib!
P Demikian juga imam-imam kepala
bersama para ahli Taurat dan orang tua-tua
mengolok-olok Yesus dan berkata:
R Orang lain diselamatkan-Nya.
tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat la selamatkan! Dia raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib.
barulah kami akan percaya kepada-Nya!
la menaruh harapan-Nya pada Allah,
biarlah Allah menyelamatkan Dia
jika Allah berkenan kepada-Nya!
Karena la telah berkata, 'Aku adalah Putra Allah.”
P Bahkan kedua penyamun yang disalihkan bersama dengan Yesus,
menghinakan Dia juga.
Mulai dari jam dua belas
kegelapan meliputi seluruh daerah. itu sampai jam tiga.
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
K Eli, Eli. lama sabakhtani!
P Artinya, 'Allahku, ya Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Dakul'
Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ, berkata:
R Ia memanggil Elia!
P Dan segera seorang dari mereka datang mendekat.
ia mengambil bunga karang,
mencelupkannya ke dalam anggur asam,
lalu mencucukkannya pada sebatang buluh
dan memberi Yesus minum.
Tetapi orang-orang lain berkata:
R Jangan! Baiklah kita lihat
apakah Elia datang menyelamatkan Dial
P Yesus berseru lagi dengan suara nyaring,
lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Semua hening sejenak merenungkan wafat Tahan.
P Dan lihat,
tirai di Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Dan terjadilah gempa bumi;
bukit-bukit batu terbelah, kubur-kubur terbuka,
dan banyak orang kudus yang telah meninggal, bangkit.
Dan sesudah kebangkitan Yesus,
mereka pun keluar dari kubur. lalu masuk ke kota suci.
dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Ketika menyaksikan gempa bumi dan apa yang telah terjadi,
kepala pasukan dan para praiu rit yang menjaga Yesus,
berkata:
R Sungguh. orang ini adalah Putra Allah!
P Adapula di situ banyak wanita yang memandang dari jauh,
yaitu wanita-wanita yang mengikuti Yesus dari Galilea
untuk melayani Dia.
Di antara mereka terdapatlah Maria Magdalena,
Maria ibu Yakobus dan Yusuf dan ibu anak-anak Zebedeus.
Menjelang malam datanglah seorang kaya,
yang berasal dari Arimatea. yang bernama Yusuf;
yang telah menjadi murid Yesus juga.
Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus.
Maka Pilatus memberi perintah
supaya jenazah Yesus diserahkan kepadanya.
Lalu Yusuf menurunkan jenazah Yesus,
mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih,
lalu membaringkannya di dalam kuburnya sendiri
yang baru saja dia gali dalam bukit batu.
Sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu,
pulanglah ia.
Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ,
sambil duduk di depan kubur.
Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan.
datanglah imam-imam kepala bersama dengan orang-orang Farisi
menghadap Pilatus.
Kata mereka kepada Pilatus:
R Tuan, kami ingat bahwa si penyesat itu,
sewaktu ia masih hidup, berkata,
'Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.”
Karena itu, perintahkanlah
untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga.
Kalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang mencuri jenazah-Nya,
lalu mengatakan kepada rakyat,
'Ia telah bangkit dari antara orang mati!'
Penyesatan ini akan lebih buruk akibatnya
daripada yang sebelumnya!
P Kata Pilatus kepada mereka:
R Ini penjaga-penjaga bagimu;
pergilah dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya!
P Maka pergilah mereka,
dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu
mereka memeteraikan kubur Yesus dan mengatur penjagaannya.
Demikianlah Kisah Sengsara Tuhan kita.
U. Terpujilah Kristus.
[Hari Minggu Palma: Mat 21:1-11; Yes 50:4-7; Mzm 22:8-24; Flp 2:6-11; Mat 26:14-27:66]
Di Minggu Palma ini, kita merenungkan bahwa kerendahan hati sungguh menjadi kunci untuk senantiasa berada bersama-sama dengan Kristus. Seminggu sebelum Paskah, Gereja Katolik memperingati Minggu Palma – yaitu peringatan akan Kristus yang memasuki pintu gerbang Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai. Kejadian ini bukanlah kejadian yang sepele, karena ini merupakan penggenapan misteri Sang Mesias, yang telah dinubuatkan di dalam Kitab Zakharia, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” (Zak 9:9; Mat 21:5). Nubuat ini umum diketahui oleh semua orang Yahudi – baik ahli Farisi maupun rakyat jelata – sehingga ketika Yesus masuk ke pintu gerbang Yerusalem dengan mengendarai keledai, penduduk Yerusalem menyambut-Nya dengan berkata, “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” (Mat 21:9). Namun sayangnya orang-orang yang mengelu-elukan Yesus ini, beberapa hari kemudian berbalik menghujat-Nya dengan berseru, “Salibkanlah Dia!” Betapa kita perlu merenungkan hal ini, agar kita tidak jatuh dalam kesalahan yang serupa, yaitu sepertinya dengan mudah memuji Tuhan Yesus, namun juga dengan begitu mudah menghujat dan menyalibkan Dia dengan dosa-dosa kita.
“Gerbang” dan “keledai” dalam peristiwa Minggu Palma dapat menjadi dua kata kunci yang menjadi gambaran kerendahan hati, yang menghantar kita untuk senantiasa berada bersama-sama dengan Kristus. Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah membuka pintu gerbang hati kita. Kitab Mazmur menuliskan, “Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!” (Mzm 24:7) Mari, di hari Minggu Palma ini, kita membuka pintu hati kita agar Kristus dapat masuk dengan bebas ke dalam hati dan kehidupan kita, sehingga kita dapat mengalami kasih-Nya yang sungguh luar biasa, yang telah dibuktikan-Nya dengan kerelaan untuk menderita dan wafat bagi kita. Membuka pintu hati juga berarti kesediaan kita untuk bertobat dalam Sakramen Tobat. Kita membuka pintu hati sebagai tanda kepercayaan kita akan penyelenggaraan tangan Allah dalam kehidupan kita, agar Kristus sendiri dapat membentuk kehidupan kita seturut kehendak-Nya.
Ya, di Minggu Palma ini, kita diajak untuk menyambut Kristus dan membiarkan diri kita dipimpin oleh-Nya. Kita juga diingatkan bahwa sikap yang terbaik untuk membiarkan diri dipimpin oleh Tuhan adalah sikap yang mau tunduk kepada-Nya, seperti keledai itu yang ditunggangi oleh Kristus. Kristus tidak memilih kuda yang gagah perkasa, namun seekor keledai yang lemah. Jadi, kalau kita mau agar Kristus tetap tinggal di dalam diri kita dan memimpin hidup kita, kita perlu menyadari kelemahan kita dan bersedia untuk mengikuti kehendak-Nya. Di masa Prapaska ini, kita diingatkan bahwa kita hanyalah debu di alas kaki Tuhan. Ini mengingatkan kita bahwa kita ini sungguh kecil di hadapan Allah, dan tak ada sesuatu yang pantas kita sombongkan di hadapan-Nya. Namun, walaupun kita hanyalah mahluk yang lemah, Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi justru rela mengorbankan Putera-Nya yang terkasih untuk menderita dan wafat bagi kita, supaya kita memperoleh kehidupan yang kekal. Menjelang Pekan Suci ini, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang baik yang ada pada kita, semuanya adalah pemberian Allah. Segala keberhasilan di dalam kehidupan kita – baik dalam keluarga, pekerjaan dan pelayanan janganlah membuat kita jatuh dalam dosa kesombongan. Karena sikap sombong semacam itu, ibaratnya adalah seperti keledai yang ditunggangi oleh Yesus, yang merasa bahwa semua orang bersorak-sorai dan mengelu-elukan dia karena kehebatannya, tanpa menyadari bahwa sesungguhnya orang-orang itu mengelu-elukan Tuhan Yesus. Jadi, memasuki Minggu Pekan Suci, mari kita merendahkan diri di hadapan Allah yang Maha Tinggi, dengan sikap jujur mengakui bahwa kita ini bukan apa-apa di hadapan-Nya namun Allah adalah segalanya bagi kita.
Tuhan Yesus, pada saat ini, aku mau membuka pintu hatiku lebar-lebar bagi-Mu. Bertahtalah dalam hatiku dan kehidupanku. Bantulah aku untuk melihat bahwa aku hanyalah seekor keledai yang Engkau tunggangi untuk menyatakan kemuliaan-Mu. (Sumber: Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org)
Pater, si non potest hic calix transire, nisi bibam illum: fiat voluntas tua.