| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 21 Agustus 2020 Peringatan Wajib St. Pius X, Paus

Jumat, 21 Agustus 2020
Peringatan Wajib St. Pius X, Paus

“Bukankah Maria itu Bunda Kristus? Karena itu, ia pun Bunda kita. Dan kita harus mengakui kebenaran bahwa Kristus, Sabda yang menjelma menjadi manusia, juga Juruselamat bangsa manusia. Ia memiliki tubuh jasmani sama seperti semua orang lain; di samping itu, sebagai Juruselamat keluarga umat manusia, Ia memiliki tubuh rohani dan mistik, yakni himpunan dari semua orang percaya akan Kristus. ‘Kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus’ (Rom 12:5). Nah, Putra Allah yang kekal dikandung oleh Perawan Kudus bukan sekadar supaya Ia dapat menjadi manusia dengan mengambil kodrat insani-Nya dari Maria, Ia dapat menjadi Penebus manusia. Karena alasan ini, malaikat berkata kepada para gembala, ‘Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan’ (Luk 2:11). Dalam keluarga kudus yang sama, yakni keluarga tersuci Bunda Maria, Kristus merengkuh manusia, dan menyatukan dengan diri-Nya tubuh rohani yang terdiri atas orang-orang yang percaya akan Dia. Oleh karena itu, Maria yang membawa Sang Juruselamat dalam dirinya, dapat dikatakan juga telah membawa semua orang yang hidupnya terkandung dalam kehidupan Sang Juruselamat. Maka, kita semua yang disatukan dengan Kristus, dan yang, seperti dikatakan Sang Rasul, adalah anggota Tubuh-Nya, daging-Nya, dan tulang-Nya (Ef 5:30), telah lahir dari rahim Maria ibarat satu tubuh yang disatukan dengan kepalanya. Sebab itu, meski dalam bentuk rohani dan mistik, kita semua sungguh putra Maria, dan ia adalah bunda kita.” — Paus St. Pius X
  
Antifon Pembuka (Sir 45:30)
         
Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat, dan memberinya martabat imam agung
   
Doa Pembuka

Ya Allah, untuk menjaga iman Katolik dan membarui segala sesuatu dalam Kristus, Engkau telah memenuhi Santo Pius, Paus, dengan kebijaksanaan surgawi dan semangat rasuli. Kami mohon dengan rendah hati semoga kami yang mengikuti ajaran dan teladannya mencapai kehidupan yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (37:1-14)
   
"Hai tulang-tulang kering, dengarlah sabda Tuhan. Aku akan membangkitkan kalian dari dalam kubur, hai kaum Israel."
          
Pada suatu hari, kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang. Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering. Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!" Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN." Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain. Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat ada dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas. Maka firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali." Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang. Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab kekal abadi kasih setia-Nya.
Ayat. (Mzm 107:2-3.4-5.6-7.8-9; R:1)
1. Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus Tuhan, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan selatan.
2. Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, jalan ke kota tempat kediaman orang tidak mereka temukan; mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah lesu. 
3. Maka dalam kesesakannya berseru-serulah mereka kepada Tuhan dan Tuhan melepaskan mereka dari kecemasan. Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yang lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang. 
4. Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena karya-karya yang ajaib terhadap anak-anak manusia; sebab Tuhan memuaskan jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan. 

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 25:5c) 
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar. 
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
  
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."
       
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, "Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?" Yesus menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan 

          
Santo Pius X terlahir dengan nama Giuseppe Melchiorre Sarto pada tanggal 2 Juni 1835 di suatu kota kecil Riese, Italia, provinsi Treviso dekat Venesia.

Para imam di parokinya tertarik pada Giuseppe/Joseph, Ketua Putra Altar yang sangat sopan, dan mereka membantunya dalam mendapatkan pendidikan. Pada tahun 1858, ketika dia berumur 24 tahun, dia menerima Sakramen Imamat. Selama sembilan tahun dia adalah pastor kapelan di Tombolo. Atasannya menulis demikian tentang dirinya: “Saya yakin bahwa suatu hari nanti dia akan mengenakan mitra, dan selanjutnya—siapa yang tahu?” Pastor kapelan Sarto memilih imam Fransiskan hebat Santo Leonardus dari Porto Mauritio sebagai teladan hidup dan dalam berkhotbah. Pada pukul empat pagi dia sudah berlutut di depan tabernakel.

Dia menjadi imam di Salzano selama sembilan tahun. Pada masa inilah dia bergabung dengan Ordo Ketiga Santo Fransiskus dan mendirikan dua kelompok persaudaraan Ordo Ketiga. Selanjutnya dia berusaha keras dalam kata dan tulisannya untuk meniru idealisme Santo Fransiskus dari Asissi, terutama ketulusan Fransiskan dan kehidupan Fransiskan yang sangat sederhana.

Dalam rentang waktu sembilan tahun berikutnya dia menjadi Vikaris Jenderal, Kanon, dan Wali Seminari Keuskupan Trevisio. “Dia tidak akan meninggal di Trevisio,” sering dikatakan orang-orang tentangnya pada masa itu.

Dia menjadi Uskup Mantua selama 9 tahun. Namun itu semua tidak mengubah kebiasaan hidupnya; dia tidak mau menerima penyambutan meriah. Dia membaktikan diri dengan semangat teguh terhadap kerasulan dalam media yang semakin penting, mimbar zaman modern. Pada saat yang sama, orang miskin adalah fokus utamanya. Sebagai Patriark Venesia, dia mengenalam jubah lembayung kardinal selama kurun waktu sembilan tahun berikutnya, tetap setia sebagai anak si miskin Santo Fransiskus.

Wafatnya Sri Paus Leo XIII pada tahun 1903 membawanya ke Roma untuk pemilihan Sri Paus. Siapa yang akan menjadi paus baru? Kardinal Sarto menjawab “Sri Paus Leo XIII, yang telah menerangi dunia dengan kebijaksanaannya, beliau akan dilanjutkan oleh seorang paus yang akan mengesankan dunia akan hidup kudusnya.” Tanpa diduganya, dia memberikan gambaran mengenai dirinya sendiri.

Setelah dia terpilih sebagai paus dia mengumumkan program kepausannya: untuk memulihkan segala sesuatu di dalam Kristus. Dia melakukan banyak hal untuk kebangkitan rohani, terutama mendukung anak-anak menerima Komuni pada usia lebih muda dan boleh menerima Komuni setiap hari, dengan menetapkan ukuran kesucian bagi kaum imam, dengan menyemangati berkembangnya Ordo Ketiga, dan terakhir namun bukan yang terkecil, adalah teladan hidup yang kudus.

Dalam masa Kepausannya, Pius X berkarya untuk meningkatkan devosi hidup kaum imam dan awam, terutama melalui buku Ibadat Harian (yang dia perbarui dengan menyeluruh) dan juga Misa Kudus. Selain memulihkan keutamaan lagu-lagu Gregorian, dia menempatkan suatu penekanan liturgis pada Komuni dengan mengatakan, “Komuni Kudus merupakan cara paling cepat dan paling aman ke surga.” Mengenai hal ini, dia mendukung agar umat awam lebih sering menerima Komuni. Hal ini juga berlaku terhadap anak-anak, yang telah mencapai ‘usia matang’ (kira-kira tujuh tahun), meskipun Paus Pius X tidak mengizinkan praktik Gereja Timur kuno yang memberikan Komuni bagi bayi. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya menerima Sakramen Tobat sesering mungkin sehingga Komuni Kudus dapat diterima dalam keadaan pantas. Devosi Paus Pius X terhadap Ekaristi mengantarnya menerima gelar kehormatan ‘Paus Sakramen Yang Mahakudus’, gelar yang masih dikenal di antara orang-orang yang menghormatinya.

Ketika Perang Dunia I pecah, Paus Pius X sangat kecewa. “Saya berharap menderita,” katanya saat sakit, “Saya berharap dapat memberikan hidup saya bagi para prajurit di medan perang.” Pada tanggal 20 Agustus 1914, Sri Paus Pius X meninggal dengan damai pada umur 79 tahun. Wasiatnya benar-benar berciri seorang Fransiskan: “Saya terlahir miskin dan saya ingin meninggal dalam kemiskinan.”

Banyak mukjizat yang terjadi di makamnya, proses beatifikasinya dimulai pada tahun 1923, dan dia dibeatifikasi pada tahun 1951 kemudian dikanonisasi di tahun 1954. Pada saat mengumumkan Pius X sebagai Beato, Sri Paus Pius XII menyebut Sri Paus Pius X sebagai ‘Paus Ekaristi,’ untuk menghormati usaha Sri Paus Pius X mengizinkan Komuni bagi anak-anak. (dari berbagai sumber)
 
    
          
    
Antifon Komuni (Mat 19:16, 17)
 
Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal? Jika engkau ingin memasuki hidup kekal, taatilah perintah Allah. 

atau (Yoh 10:11b) 

Gembala yang baik menyerahkan nyawanya bagi domba-domba-Nya. 
  
Doa Malam
     
Yesus yang penuh kasih, kami percaya bahwa Roh-Mu senantiasa menyertai kami dalam segala usaha dan niat serta tingkah laku kami dalam mengabdi dan mengasihi Engkau serta sesama. Yesus terimalah persembahan diri kami di akhir hari ini. Amin.
           

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy