Jumat, 28 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
“Kita selalu perlu dibasuh oleh Kristus, yang membasuh kaki kita, dan diperbarui oleh-Nya. Kita memerlukan pertobatan yang tiada henti, yang setiap harinya dalam doa kita ucapkan: ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Hingga akhir hidup kita, kita memerlukan kerendahan hati yang menyadarkan kita bahwa dalam peziarahan ini, kita adalah pendosa, hingga Tuhan menjulurkan tangan-Nya secara definitif dan mengantar kita ke dalam kehidupan kekal. Kerendahan hati inilah yang dijalani hari demi hari, hingga wafatnya.” (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Sir 15:5)
Di tengah umat, Tuhan membuka mulut orang yang takut akan Dia dan memenuhi dia dengan roh kebijaksanaan dan pengetahuan, serta mendandani dia dengan jubah kemuliaan.
Doa Pembuka
Ya Tuhan, Engkau telah memenuhi Santo Agustinus, Uskup dengan roh kebijaksanaan dan pengetahuan. Bantulah dan penuhilah Gereja-Mu dengan roh yang samam agar kami selalu haus akan Dikau, satu-satunya Sumber Kebijaksanaan Sejati, dan mencari Dikau, pemberi cinta ilahi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:17-25)
"Kami
memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan
orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."
Saudara-saudara,
Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk
memberitakan Injil; dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya
salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib
memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita
yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada
tertulis, 'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif dan
melenyapkan kearifan orang-orang bijak.' Di manakah terdapat orang
berhikmat? Di manakah si ahli Taurat? Di manakah orang cerdik pandai
dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi
kebodohan? Sebab hikmat Allah telah menentukan bahwa dunia dengan
hikmatnya tidak mengenal Allah. Oleh karena itu Allah berkenan
menyelamatkan mereka yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil.
Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami
memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi orang Yahudi,
dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang
dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan
hikmat Allah! Karena yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya
daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)1. Bersorak-sorailah, dalam Tuhan, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.'
Renungan
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.'
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!Renungan
Ada
sepuluh gadis, lima bijaksana dan lima lagi bodoh. Gadis-gadis yang
bodoh tidak membawa persediaan minyak untuk pelitanya, sebagaimana
dilakukan oleh gadis- gadis yang bijaksana itu. Ketika pengantin pria
terlambat datang, gadis-gadis yang bodoh tidak siap, karena sangkanya
tidak datang pada saat tengah malam, sedangkan gais-gadis yang bijaksana
senantiasa siap dengan membawa pelitanya dan persediaan minyak; meski
pun tengah malam. Seorang beriman hendaknya meneladan gadis-gadis yang
bijaksana, yang selalu siap sedia, kapan pun juga. Kebijaksanaan dinilai
dari sikap orang, ketika menghadapi tugas atau pekerjaan penting dan
itu tergantung pada keputusan yang diambilnya. Sikap gais-gadis yang
bijaksana pantas dan perlu kita teladani. Mereka bersikap serius, penuh
perhatian dan perhitungan. Sebaliknya gadis-gadis yang bodoh
menggambarkan sikap yang tidak bisa menilai penting tidak- nya suatu
tugas.
Orang-orang bijak berhati-hati dengan mempersiapkan minyak ekstra untuk pelita mereka. Orang-orang yang bodoh dan ceroboh tidak mempertimbangkan keadaan yang tidak terduga. Jadi, menjadi bijak adalah berhati-hati dan bersiap untuk hal yang tidak terduga. Menjadi bodoh adalah ceroboh dan tidak peduli dengan situasi yang tidak terduga. Tetapi apakah bijaksana atau bodoh, ada konsekuensi yang lebih baik atau lebih buruk, seperti yang dikatakan oleh perumpamaan Injil kepada kita. Tetapi menjadi bijak bukan hanya tentang berhati-hati dan siap untuk situasi apa pun.
Seperti yang dikatakan Santo Paulus pada bacaan pertama, hikmat adalah tentang memahami salib sebagai kekuatan Tuhan untuk menyelamatkan. Salib mungkin tampak seperti kebodohan, bagi orang Yahudi rintangan yang tidak dapat mereka lewati, dan orang Yunani mencari hikmat, tetapi bagi mereka yang dipanggil untuk beriman, itu adalah kekuatan dan kebijaksanaan Tuhan. Belum terlambat bagi kita untuk memahami makna salib, kekuatan dan hikmat yang Tuhan berikan melalui-Nya, sehingga kita akan berhati-hati dan siap menghadapi tantangan hidup.
Orang-orang bijak berhati-hati dengan mempersiapkan minyak ekstra untuk pelita mereka. Orang-orang yang bodoh dan ceroboh tidak mempertimbangkan keadaan yang tidak terduga. Jadi, menjadi bijak adalah berhati-hati dan bersiap untuk hal yang tidak terduga. Menjadi bodoh adalah ceroboh dan tidak peduli dengan situasi yang tidak terduga. Tetapi apakah bijaksana atau bodoh, ada konsekuensi yang lebih baik atau lebih buruk, seperti yang dikatakan oleh perumpamaan Injil kepada kita. Tetapi menjadi bijak bukan hanya tentang berhati-hati dan siap untuk situasi apa pun.
Seperti yang dikatakan Santo Paulus pada bacaan pertama, hikmat adalah tentang memahami salib sebagai kekuatan Tuhan untuk menyelamatkan. Salib mungkin tampak seperti kebodohan, bagi orang Yahudi rintangan yang tidak dapat mereka lewati, dan orang Yunani mencari hikmat, tetapi bagi mereka yang dipanggil untuk beriman, itu adalah kekuatan dan kebijaksanaan Tuhan. Belum terlambat bagi kita untuk memahami makna salib, kekuatan dan hikmat yang Tuhan berikan melalui-Nya, sehingga kita akan berhati-hati dan siap menghadapi tantangan hidup.
RENUNGAN PAGI