Hari Biasa Pekan XXIV
“Jeritan Yesus dari kayu salib, 'Aku haus,' berbicara tidak tentang rasa dahaga fisik, sebab Dia menolak minum yang diberikan kepada-Nya. Rasa haus tersebut adalah tentang jiwa-Nya yang terbakar dan hati-Nya yang berkobar. Dia haus akan jiwa-jiwa umat manusia. Gembala sendirian tanpa domba-domba-Nya; Pencipta yang rindu akan ciptaan-Nya...” — Uskup Agung Fulton Sheen
Antifon Pembuka (Mzm 118:28)
Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meluhurkan Dikau.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk mengampuni dosa-dosa kami. Semoga Sabda pengampunan-Nya menggerakkan kami untuk melakukan pertobatan yang sejati dengan lebih banyak lagi berbuat kasih kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.28)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
3. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Ketika Nelson Mandela memegang jabatan sebagai presiden Afrika Selatan, ia menunjuk sebuah komisi untuk menghukum orang-orang yang telah melakukan tindak kekejaman selama berlangsungnya politik apartheid. Setiap pejabat kulit putih yang dengan sukarela menemui pendakwa dan mengakui kesalahannya, tidak akan dihukum.
Suatu hari, seorang wanita dipertemukan secara langsung dengan pejabat yang telah secara brutal membunuh anak laki-laki satu-satunya dan suami yang sangat dikasihi. Ketika ditanya apa yang ingin ia lakukan terhadap pejabat itu, ia menjawab, “Meskipun saya tidak memiliki keluarga, saya masih memiliki banyak cinta untuk diberikan.”
Kemudian ia meminta pejabat itu untuk mengunjunginya secara teratur, supaya wanita itu bisa memperlakukannya dengan penuh kasih. “Saya ingin memeluknya supaya ia tahu bahwa pengampunan saya itu nyata,” kata wanita itu.
Ketika wanita itu menuju tempat saksi, pejabat itu merasa sangat malu dan menyesal sampai ia pingsan. Kepedihan yang ditunjukkan wanita itu bukanlah balas dendam yang penuh dosa, melainkan api pemurnian cinta. Api itu dikaruniakan Tuhan yang dapat memunculkan penyesalan dan perdamaian. Kasih itu memberi dan mengampuni.
Sahabat, dunia akan menjadi lebih damai di kala kita saling memberi kebaikan. Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan hanyalah menimbulkan kematian bagi hidup. Kita saksikan kejahatan Presiden Moamar Kadhafi yang dibalas dengan kejahatan Amerika dan sekutunya hanyalah menghasilkan kematian. Banyak rakyat tak berdosa yang mesti mengakhiri hidupnya dengan sia-sia.
Kisah perempuan pengampun tadi memberi kita inspirasi untuk terus-menerus memperjuangkan kehidupan. Caranya adalah dengan menumbuhkan pengampunan yang mendalam di dalam hatinya. Ia telah kehilangan segala-galanya. Ia tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan. Karena itu, ia berani mengampuni pembunuh suami dan anaknya. Ia ingin menyalurkan kasih yang telah ia perolah dari Tuhan kepada sesamanya.
Dalam hidup sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Hal ini terjadi karena kita manusia lemah. Kita adalah manusia yang terbatas. Kita boleh saja berjanji untuk tidak melakukan lagi dosa dan kesalahan. Namun kita tetap saja jatuh ke dalam dosa dan kesalahan.
Karena itu, yang kita butuhkan adalah pengampunan. Yang kita butuhkan adalah hati yang penuh belas kasihan mau menerima kita kembali. Kalau kita menuntut atau mengharapkan pengampunan dari orang lain, mengapa kita merasa sulit untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Mengapa kita enggan untuk menerima permohonan maaf dari sesama kita?
Orang beriman mesti selalu punya hati yang berbelas kasih. Orang beriman mesti selalu menimba kasih Tuhan yang senantiasa mengalir dalam hidupnya. Untuk itu, kita mesti selalu membuka hati kita bagi rahmat Tuhan. Dengan demikian, kita mampu mengampuni sesama yang melakukan dosa dan kesalahan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Doa Malam
Yesus yang penuh kasih, Engkau telah mengampuni wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ampunilah juga dosa-dosa kami agar esok hari kami dapat memulai hari yang baru dengan penuh berkat. Engkaulah Tuhan dan pegangan hidup kami. Amin.