Kamis, 20 September 2020
Hari Biasa Pekan XXIV
“Jeritan Yesus dari kayu salib, 'Aku haus,' berbicara tidak tentang rasa dahaga fisik, sebab Dia menolak minum yang diberikan kepada-Nya. Rasa haus tersebut adalah tentang jiwa-Nya yang terbakar dan hati-Nya yang berkobar. Dia haus akan jiwa-jiwa umat manusia. Gembala sendirian tanpa domba-domba-Nya; Pencipta yang rindu akan ciptaan-Nya...” — Uskup Agung Fulton Sheen
Antifon Pembuka (Mzm 118:28)
Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meluhurkan Dikau.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk mengampuni dosa-dosa kami. Semoga Sabda pengampunan-Nya menggerakkan kami untuk melakukan pertobatan yang sejati dengan lebih banyak lagi berbuat kasih kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Biasa Pekan XXIV
“Jeritan Yesus dari kayu salib, 'Aku haus,' berbicara tidak tentang rasa dahaga fisik, sebab Dia menolak minum yang diberikan kepada-Nya. Rasa haus tersebut adalah tentang jiwa-Nya yang terbakar dan hati-Nya yang berkobar. Dia haus akan jiwa-jiwa umat manusia. Gembala sendirian tanpa domba-domba-Nya; Pencipta yang rindu akan ciptaan-Nya...” — Uskup Agung Fulton Sheen
Antifon Pembuka (Mzm 118:28)
Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meluhurkan Dikau.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk mengampuni dosa-dosa kami. Semoga Sabda pengampunan-Nya menggerakkan kami untuk melakukan pertobatan yang sejati dengan lebih banyak lagi berbuat kasih kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)
"Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani."
Saudara-saudara,
aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah kuwartakan kepadamu
dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian teguh berdiri.
Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian berpegang teguh padanya
sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kalian sia-sia menjadi
percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu
apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena
dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan
pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci;
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua
belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima
ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai
sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia.
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua
rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti
kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling
hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah
menganiaya jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah, aku menjadi
sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya
kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras
daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia
Allah yang menyertai aku. Sebab itu entah aku, entah mereka, begitulah
kami mengajar, dan begitu pulalah kalian mengimani.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.28)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
3. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)
"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."
Pada
suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus
datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada
seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar
bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia
membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri
di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air
matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus
dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang
mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia
ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang
menjamah-Nya ini; mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang
berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang
hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” “Ada dua
orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang
lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup
membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara
mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang
mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul
pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata
kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu,
namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita
ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, Ia tiada
henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepalaku dengan
minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku
berkata kepadamu, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena Ia
telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit
pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu
telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam
hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus
berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah
dengan selamat!”
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Adakah hari ini Anda melakukan dosa dan kesalahan? Adakah hati
orang-orang yang dekat dengan Anda merasa tertusuk oleh perbuatan atau
kata-kata Anda yang tidak menyenangkan?
Ketika Nelson Mandela memegang jabatan sebagai presiden Afrika Selatan, ia menunjuk sebuah komisi untuk menghukum orang-orang yang telah melakukan tindak kekejaman selama berlangsungnya politik apartheid. Setiap pejabat kulit putih yang dengan sukarela menemui pendakwa dan mengakui kesalahannya, tidak akan dihukum.
Suatu hari, seorang wanita dipertemukan secara langsung dengan pejabat yang telah secara brutal membunuh anak laki-laki satu-satunya dan suami yang sangat dikasihi. Ketika ditanya apa yang ingin ia lakukan terhadap pejabat itu, ia menjawab, “Meskipun saya tidak memiliki keluarga, saya masih memiliki banyak cinta untuk diberikan.”
Kemudian ia meminta pejabat itu untuk mengunjunginya secara teratur, supaya wanita itu bisa memperlakukannya dengan penuh kasih. “Saya ingin memeluknya supaya ia tahu bahwa pengampunan saya itu nyata,” kata wanita itu.
Ketika wanita itu menuju tempat saksi, pejabat itu merasa sangat malu dan menyesal sampai ia pingsan. Kepedihan yang ditunjukkan wanita itu bukanlah balas dendam yang penuh dosa, melainkan api pemurnian cinta. Api itu dikaruniakan Tuhan yang dapat memunculkan penyesalan dan perdamaian. Kasih itu memberi dan mengampuni.
Sahabat, dunia akan menjadi lebih damai di kala kita saling memberi kebaikan. Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan hanyalah menimbulkan kematian bagi hidup. Kita saksikan kejahatan Presiden Moamar Kadhafi yang dibalas dengan kejahatan Amerika dan sekutunya hanyalah menghasilkan kematian. Banyak rakyat tak berdosa yang mesti mengakhiri hidupnya dengan sia-sia.
Kisah perempuan pengampun tadi memberi kita inspirasi untuk terus-menerus memperjuangkan kehidupan. Caranya adalah dengan menumbuhkan pengampunan yang mendalam di dalam hatinya. Ia telah kehilangan segala-galanya. Ia tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan. Karena itu, ia berani mengampuni pembunuh suami dan anaknya. Ia ingin menyalurkan kasih yang telah ia perolah dari Tuhan kepada sesamanya.
Dalam hidup sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Hal ini terjadi karena kita manusia lemah. Kita adalah manusia yang terbatas. Kita boleh saja berjanji untuk tidak melakukan lagi dosa dan kesalahan. Namun kita tetap saja jatuh ke dalam dosa dan kesalahan.
Karena itu, yang kita butuhkan adalah pengampunan. Yang kita butuhkan adalah hati yang penuh belas kasihan mau menerima kita kembali. Kalau kita menuntut atau mengharapkan pengampunan dari orang lain, mengapa kita merasa sulit untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Mengapa kita enggan untuk menerima permohonan maaf dari sesama kita?
Orang beriman mesti selalu punya hati yang berbelas kasih. Orang beriman mesti selalu menimba kasih Tuhan yang senantiasa mengalir dalam hidupnya. Untuk itu, kita mesti selalu membuka hati kita bagi rahmat Tuhan. Dengan demikian, kita mampu mengampuni sesama yang melakukan dosa dan kesalahan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Ketika Nelson Mandela memegang jabatan sebagai presiden Afrika Selatan, ia menunjuk sebuah komisi untuk menghukum orang-orang yang telah melakukan tindak kekejaman selama berlangsungnya politik apartheid. Setiap pejabat kulit putih yang dengan sukarela menemui pendakwa dan mengakui kesalahannya, tidak akan dihukum.
Suatu hari, seorang wanita dipertemukan secara langsung dengan pejabat yang telah secara brutal membunuh anak laki-laki satu-satunya dan suami yang sangat dikasihi. Ketika ditanya apa yang ingin ia lakukan terhadap pejabat itu, ia menjawab, “Meskipun saya tidak memiliki keluarga, saya masih memiliki banyak cinta untuk diberikan.”
Kemudian ia meminta pejabat itu untuk mengunjunginya secara teratur, supaya wanita itu bisa memperlakukannya dengan penuh kasih. “Saya ingin memeluknya supaya ia tahu bahwa pengampunan saya itu nyata,” kata wanita itu.
Ketika wanita itu menuju tempat saksi, pejabat itu merasa sangat malu dan menyesal sampai ia pingsan. Kepedihan yang ditunjukkan wanita itu bukanlah balas dendam yang penuh dosa, melainkan api pemurnian cinta. Api itu dikaruniakan Tuhan yang dapat memunculkan penyesalan dan perdamaian. Kasih itu memberi dan mengampuni.
Sahabat, dunia akan menjadi lebih damai di kala kita saling memberi kebaikan. Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan hanyalah menimbulkan kematian bagi hidup. Kita saksikan kejahatan Presiden Moamar Kadhafi yang dibalas dengan kejahatan Amerika dan sekutunya hanyalah menghasilkan kematian. Banyak rakyat tak berdosa yang mesti mengakhiri hidupnya dengan sia-sia.
Kisah perempuan pengampun tadi memberi kita inspirasi untuk terus-menerus memperjuangkan kehidupan. Caranya adalah dengan menumbuhkan pengampunan yang mendalam di dalam hatinya. Ia telah kehilangan segala-galanya. Ia tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan. Karena itu, ia berani mengampuni pembunuh suami dan anaknya. Ia ingin menyalurkan kasih yang telah ia perolah dari Tuhan kepada sesamanya.
Dalam hidup sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Hal ini terjadi karena kita manusia lemah. Kita adalah manusia yang terbatas. Kita boleh saja berjanji untuk tidak melakukan lagi dosa dan kesalahan. Namun kita tetap saja jatuh ke dalam dosa dan kesalahan.
Karena itu, yang kita butuhkan adalah pengampunan. Yang kita butuhkan adalah hati yang penuh belas kasihan mau menerima kita kembali. Kalau kita menuntut atau mengharapkan pengampunan dari orang lain, mengapa kita merasa sulit untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Mengapa kita enggan untuk menerima permohonan maaf dari sesama kita?
Orang beriman mesti selalu punya hati yang berbelas kasih. Orang beriman mesti selalu menimba kasih Tuhan yang senantiasa mengalir dalam hidupnya. Untuk itu, kita mesti selalu membuka hati kita bagi rahmat Tuhan. Dengan demikian, kita mampu mengampuni sesama yang melakukan dosa dan kesalahan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Doa Malam
Yesus yang penuh kasih, Engkau telah mengampuni wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ampunilah juga dosa-dosa kami agar esok hari kami dapat memulai hari yang baru dengan penuh berkat. Engkaulah Tuhan dan pegangan hidup kami. Amin.