| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 13 September 2020 Hari Minggu Biasa XXIV

Minggu, 13 September 2020
Hari Minggu Biasa XXIV
     
"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian dengan Allah dan dengan Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 1484

     

Antifon Pembuka (Lih. Sir 36:15-16)

Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan umat-Mu Israel.


Da pacem, Domine, sustinentibus te, ut prophetæ tui fideles inveniantur: exaudi preces servi, et plebis tuæ Israel.
Mzm. Lætatus sum in his quæ dicta sunt mihi: in domum Domini ibimus.

Give peace, O Lord, to those who wait for you, that your prophets be found true. Hear the prayers of your servant, and of your people Israel.
     
    
Doa Pembuka

Ya Allah, Pencipta dan Penguasa segala sesuatu, perkenankanlah kami merasakan kekuatan belas kasih-Mu. Bantulah agar kami mengabdi Engkau dengan segenap hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (27:30-28:9)

"Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa."
Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan dengan saksama memperhitungkan segala dosanya. Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa. Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan, jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia? Bolehkah ia mohon ampun atas dosa-dosanya, kalau ia sendiri tidak menaruh belas kasihan terhadap seorang manusia yang sama dengannya? Dia hanya daging belaka, namun menaruh dendam kesumat; siapa gerangan akan mengampuni dosa-dosanya? Ingatlah akan akhir hidup, dan hentikanlah permusuhan. Ingatlah akan kebusukan serta maut, dan hendaklah setia kepada segala perintah. Ingatlah akan perintah-perintah dan jangan mendendami sesama manusia. Hendaklah kamu ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi, lalu ampunilah kesalahan sesama. Jauhilah pertikaian, maka engkau mengurangkan jumlah dosa, sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian. Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat, dan melontarkan permusuhan di antara orang-orang yang hidup dengan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 



Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-9)
 
"Entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan."
 
Saudara-saudara, tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan baik atas orang-orang mati maupun atas orang-orang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 



Bait Pengantar Injil, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34, 2/4)
Perintah baru Kuberikan kepadamu: Hendaklah kamu saling mencintai seperti Aku cinta padamu.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)
 
"Ampunilah saudaramu, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."
 
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Tidak gampang mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mengapa? Karena orang merasa gengsinya direndahkan.
Seorang bapak berseteru sekian puluh tahun dengan tetangganya. Suatu saat bapak itu semakin tua, sakit-sakitan dan hampir meninggal. Tanpa pikir panjang, sang istri mengambil inisiatif untuk mendamaikan suaminya dengan tetangganya.
Namun ia tidak berani langsung berbicara kepada suami dan tetangganya. Ia menghubungi seorang ulama yang tinggal di seberang rumahnya. Ia berkata, "Tolong, bapak, suami saya hampir meninggal. Sudilah bapak datang mendoakan dan mendamaikannya dengan tetangga sebelah."
Ulama itu datang dan membujuk suami ibu itu untuk berdamai dengan tetangganya. Namun, tampaknya usaha tersebut akan berakhir sia-sia. Akhirnya muncul gagasan ulama itu untuk mempertemukan keduanya.
Tetangga itu pun datang. Tidak malu atau merasa gengsi, ia mengulurkan tangannya. Dengan penuh kerendahan hati, ia berkata, "Maafkan saya, Pak, mari berdamai. Lupakan apa yang telah berlalu.”
    
Luka batin ternyata tidak begitu mudah untuk diobati. Bahkan dengan sebuah perdamaian dan permohonan maaf dari hati yang dalam. Kisah di atas menunjukkan hal ini. Orang mau mengampuni, tetapi dengan syarat yang berat. Bukankah ini yang mesti dihindari oleh orang beriman? Bukankah orang beriman itu mesti memaafkan dan mengampuni sesama dengan segenap hati?
    
Dalam Injil, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan yang dapat kita mengerti dengan segera, terutama jika kita telah meminjamkan uang kepada orang lain dan mereka tidak mengembalikannya kepada kita.
 
Dalam perumpamaan itu raja merasa kasihan pada hamba itu dan menghapus hutang yang sangat besar itu. Tetapi kenyataannya bagi kita adalah sangat sulit untuk menghapus hutang, apalagi jika jumlahnya besar. Ini seperti pisau yang menancap di hati kita.

Tetapi perumpamaan Injil menggunakan perumpamaan tentang hutang moneter untuk menunjukkan hutang rohani. Ketika orang lain melakukan kesalahan kepada kita, betapa rela kita untuk memaafkan, terutama ketika mereka tampaknya tidak pantas mendapatkannya.

Ketika orang berhutang uang kepada kita dan mereka tidak membayar, atau ketika mereka tidak mau membayar, itu menyakitkan. Dan kapan pun kita memikirkannya, pisau kebencian dan kemarahan berputar di hati kita dan menjadi semakin sulit untuk memaafkan mereka.

Tetapi ketika orang lain melakukan kesalahan pada kita, itu bisa lebih menyakitkan karena pisau berputar-putar di hati kita membuat lubang besar di hati kita dan semua kebaikan dan kasih sayang terkuras habis.
  
 Antagonisnya bisa jadi orang tua yang kasar, pasangan yang tidak setia, saudara kandung yang licik, kolega yang suka menusuk dari belakang, atau bahkan umat paroki yang suka bergosip.
 
Tetapi bacaan pertama mengingatkan kita akan hal ini: Kemarahan dan kemarahan, ini adalah hal-hal yang kotor, dan keduanya ditemukan pada orang berdosa. Maafkan tetangga Anda atas luka yang dia lakukan terhadap Anda, dan ketika Anda berdoa, dosa-dosa Anda akan diampuni.  Bacaan pertama memiliki ajaran yang mendalam ini: Ingat hal-hal terakhir dan berhenti membenci, ingat kehancuran dan kematian, dan hiduplah menurut perintah Tuhan. Ingatlah perintah-perintah-Nya, dan jangan memikul niat buruk sesama Anda; ingat perjanjian Yang Mahatinggi, dan mengabaikan pelanggaran.

Ya, marilah kita mengingat bahwa Injil adalah tentang pengampunan. Sama seperti Yesus mengampuni musuh-Nya, kita juga harus mengampuni orang lain. Sama seperti Yesus mengampuni, dosa kita juga diampuni. Dan saat kita mengingat hal-hal terakhir, marilah kita berhenti membenci dan mulai memaafkan. Dan saat kita mengampuni mereka yang melakukan pelanggaran terhadap kita, Tuhan juga akan mengampuni kesalahan kita.
Tuhan memberkati. **  (RENUNGAN PAGI)
 
  

 
Antifon Komuni (Mzm 36:8)

Betapa berhaga kasih setia-Mu, ya Allah! Kiranya anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.

How precious is your mercy, O God! The children of men seek shelter in the shadow of your wings.

Atau (Bdk. 1Kor 10:16)

Piala syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur adalah persekutuan dengan Darah Kristus; roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan Tubuh Tuhan.

The chalice of blessing that we bless is a communion in the Blood of Christ; and the bread that we break is a sharing in the Body of Christ.

Atau (Mat 16:24)

Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et sequator me.

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.



renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy