Hari Biasa Pekan XXV
"Jika iman seseorang tidak berdampak pada seluruh hidup seseorang, termasuk satu tanggung jawab politik dan sosial, maka itu bukan iman yang otentik; itu adalah palsu, palsu "- Mgr. Thomas J. Olmsted, Uskup Phoenix
Antifon Pembuka (Pkh 12:8)
Kesia-siaan atas kesiaa-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah kesia-siaan.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang Mahabaik, berkenanlah membuka telinga kami, agar dapat mendengar sabda-Mu, dan berilah kami kekuatan, agar dapat menyerupai Yesus Mesias, Hamba Kedamaian, yang membuka pandangan baru penuh harapan untuk hari kemudian. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu.
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami. Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!
Bait Pengantar Injil, do=bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:43b-45)
Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Ketika kita bertanya kepada seseorang, "Apa kabar?", Jawaban apa yang kita harapkan?
Atau ketika orang lain menanyakan pertanyaan itu kepada kita, jawaban seperti apa yang akan kita berikan?
Tentunya, kita juga mengharapkan, dan juga memberi, jawaban yang sopan tapi agak dangkal seperti: Saya baik-baik saja. Saya baik-baik saja.
Namun di balik jawaban yang sopan dan dangkal ini terdapat realitas rasa sakit dan penderitaan.
Bahkan bagi Yesus, ketika semua orang penuh dengan kekaguman kepada-Nya, Dia membawa diri-Nya dan murid-murid-Nya kembali ke realitas salib yang harus Dia hadapi.
Sesungguhnya realitas rasa sakit dan penderitaan membekap ke dalam umat manusia, terutama menjadi seorang Kristen.
Bacaan pertama menunjukkan realitas rasa sakit dan penderitaan dan kematian ini dengan cara yang tenang dan menyebutnya sebagai "kesia-siaan atas kesia-siaan, semua adalah kesia-siaan".
Akan tiba saatnya ketika kita melihat semua "kesia-siaan" ini dan berkata "Ini tidak membuat saya senang"
Kemudian kita akan mulai mencari apa yang benar-benar memberi kita kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup.
Semoga pencarian kita menuntun kita untuk mengetahui bahwa di dalam Tuhan ada kebahagiaan kita dan Dialah yang memberi sukacita bagi hidup kita.
Karena ketika hidup kita di bumi telah berakhir dan kita kembali ke debu tanah, jiwa kita dapat menemukan ketenangan hanya di dalam Tuhan Juruselamat kita.
Antifon Komuni (Luk 9:44)
Tuhan Yesus, sebelum beristirahat malam, ajarilah aku memahami firman-Mu yang menyelamatkanku. Berkatilah aku malam ini agar mampu membalas cinta-Mu dan menggembirakan Engkau, kini dan untuk selama-lamanya. Amin.
RENUNGAN PAGI