Senin, 28 September 2020
Hari Biasa Pekan XXVI
“Ekaristi berkaitan dengan sengsara Kristus. Apabila Yesus tidak menetapkan Ekaristi, kita akan melupakan peristiwa penyaliban. Penyaliban akan terlupakan dalam masa lalu, dan kita akan lupa bahwa Yesus mengasihi kita. Ada pepatah kalau jauh dari mata, maka jauh dari hati. Untuk memastikan agar kita tidak lupa, Yesus memberikan Ekaristi kepada kita sebagai peringatan akan cinta kasih-Nya. Saat kamu memandang salib, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu pada waktu itu. Saat kamu memandang Hosti Kudus, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu sekarang.” — St. Teresa dari Kalkuta
Hari Biasa Pekan XXVI
“Ekaristi berkaitan dengan sengsara Kristus. Apabila Yesus tidak menetapkan Ekaristi, kita akan melupakan peristiwa penyaliban. Penyaliban akan terlupakan dalam masa lalu, dan kita akan lupa bahwa Yesus mengasihi kita. Ada pepatah kalau jauh dari mata, maka jauh dari hati. Untuk memastikan agar kita tidak lupa, Yesus memberikan Ekaristi kepada kita sebagai peringatan akan cinta kasih-Nya. Saat kamu memandang salib, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu pada waktu itu. Saat kamu memandang Hosti Kudus, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu sekarang.” — St. Teresa dari Kalkuta
Antifon Pembuka (Ayb 1:21)
Tuhan telah memberi. Tuhan telah mengambil. Seturut kehendak Tuhanlah semuanya terjadi. Terpujilah nama-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang Mahakudus,
terpujilah nama-Mu, karena Engkau telah memberi kami napas kehidupan,
dan tempat tinggal berkat sabda Putra-Mu terkasih. Kami mohon, semoga
telinga kami tetap terbuka, agar dapat mendengarkan segala sabda-Mu.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ayub (1:6-22)
“Kesalehan Ayub dicoba.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 17:1,2-3,6-7)
1. Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
3. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:46-50)
"Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Agar sesuatu dapat "dicoba dan diuji", perlu melalui semacam "baptisan api".
Entah dipahami secara harafiah atau kiasan, realitas kekuatan api sudah jelas - ia menghancurkan dan pada saat yang sama ia juga memurnikan.
Di medan perang, ketika tentara diserang, itulah saat untuk melihat betapa berani mereka.
Dalam hidup, ketika iman berada di bawah api dan menjalani baptisan api, itulah waktu untuk melihat apa sebenarnya iman itu.
Pada bacaan pertama, kita mendengar setan berkomentar bahwa Ayub tidak takut akan Tuhan untuk apa pun. Tuhan telah memberkati Ayub dan dia aman dan terjamin.
Jadi setan menyarankan agar Ayub diuji, untuk membakarnya dan melihat apa yang terjadi dengan imannya kepada Tuhan.
Dalam Injil, kita mendengar tentang para murid berdebat di antara mereka sendiri tentang siapa di antara mereka yang terbesar.
Apa pun yang dapat mereka katakan tentang diri mereka sendiri, akan tiba waktunya ketika mereka akan diuji, iman mereka kepada Yesus akan dikobarkan, dan kebesaran apa pun yang mereka pikir telah lenyap dalam ketakutan.
Apapun yang dapat kita katakan tentang iman kita, kita juga harus siap untuk iman kita untuk menjalani baptisan api, dan untuk dicobai dan diuji.
Marilah kita percaya pada kasih Tuhan bagi kita bahwa Dia tidak akan mencobai dan menguji kita melebihi apa yang dapat kita terima. Tuhan untuk kita dan bukan melawan kita. Saat menjalani baptisan api, marilah kita berdiri di sisi Tuhan, atau kita tidak akan berdiri sama sekali.. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Ayb 1:21b.22)
Tuhan yang memberi. Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa, dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.