Hari Biasa Pekan XXX
“Terimalah apa pun yang Yesus berikan; dan berikanlah apa pun yang Ia minta, dengan senyum yang lebar.” (St. Teresa dari Kalkuta)
Antifon Pembuka (Luk 13:21)
Kerajaan Allah itu seumpama ragi yang diambil seorang ibu, dan dicampur dengan terigu tiga takar sehingga seluruhnya beragi.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Pengasih, taburkanlah kiranya sabda-Mu di seluruh dunia dan perkenankanlah kami menghasilkan buah, buah cinta kasih dan keadilan karena Dia yang telah berkenan memanggul dosa kami dan membebaskan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Saudara-saudara, hendaknya kalian saling merendahkan diri dalam takwa kepada Kristus. Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala atas Gereja. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal. Para suami hendaknya mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri; maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan Gereja. Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri, dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang sederhana.
Kerajaan Allah itu berciri dinamis, bukan statis. Ia bagaikan sesuatu yang kecil, sederhana, namun bisa terus berkembang sehingga membawa banyak pengaruh dan manfaat besar dalam kehidupan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Semua hal di bumi ini, hidup atau tidak, mengikuti dan mematuhi hukum alam. Hukum alam inilah yang memberi keteraturan dan bahkan keindahan pada ciptaan.
Tetapi jika hukum alam ini tidak diikuti, maka akibatnya adalah kekacauan dan kebingungan.
Matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Jika ia melakukan sebaliknya dan naik ke arah mana pun yang diinginkannya atau memutuskan untuk berhenti kapan pun ia mau, maka akan ada kekacauan total.
Demikian pula, jika gunung memutuskan untuk pindah dan pepohonan memutuskan untuk mencabut dan bergerak, kita tidak berani lagi memikirkan bagaimana hidup di dunia ini.
Oleh karena itu, ketika Yesus berbicara tentang kerajaan Allah dan menggunakan gambaran biji sesawi dan ragi, Ia juga mengatakan bahwa semua ciptaan tunduk pada hukum alam Allah dan dengan itu ada keteraturan dan keindahan dalam ciptaan.
Itu juga menjadi pengingat bagi kita yang diberi dengan akal dan kemauan, bahwa ketika kita mengikuti hukum kehidupan yang telah Tuhan berikan kepada kita maka akan ada juga keteraturan dan keindahan dalam hidup kita.
Namun, dengan kehendak bebas dan kebebasan memilih, kita menentukan apakah akan ada keteraturan atau ketidakteraturan, keindahan atau tragedi dalam hidup kita.
Oleh karena itu, baris pertama dari bacaan pertama memberi tahu kita apa yang seharusnya menjadi aturan hidup kita - saling merendahkan diri dalam takwa kepada Kristus.
Itu adalah hukum kehidupan; itulah hukum cinta; marilah kita mengikutinya dan akan ada keteraturan dan keindahan dalam hidup kita.
Antifon Komuni (Luk :13:19)
Allah Bapa Yang Mahabaik, jadikanlah aku yang kecil dan hina ini, ibarat biji yang tumbuh menjadi pohon dan mampu menaungi sesama dan membawa rasa aman. Semoga hidupku berarti dan menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Mu, sepanjang segala masa. Amin.