| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 14 November 2020 Hari Biasa Pekan XXXII

 


Sabtu, 14 November 2020
Hari Biasa Pekan XXXII
  
“Yesus bersamamu, bahkan ketika kamu tidak merasakan kehadiran-Nya. Dia tidak pernah sedekat ini denganmu selama pertempuran rohanimu. Dia selalu ada, dekat denganmu, mendorongmu untuk bertempur dengan berani. Dia ada di sana untuk menangkal serangan musuh supaya kamu tidak terluka.” — St. Pius dari Pietrelcina

  
Antifon Pembuka (Mzm 112:5-6)

Orang baik menaruh belas kasih dan memberi pinjaman. Ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya.
   
Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau telah memperlengkapi kami dengan rahmat untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan baik. Semoga kami semakin tekun untuk mengembangkan rahmat-Mu itu sehingga kami dapat hidup sebagai orang-orang yang benar di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Surat Ketiga Rasul Yohanes ( 5 - 8 )
      
 
"Kita wajib menerima para pelayan jemaat agar kita boleh mengambil bagian dalam karya mereka untuk kebenaran."
       
Saudaraku terkasih, engkau bertindak sebagai orang beriman, ketika engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka orang asing. Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, ketika menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan di hati Allah. Sebab demi nama Allah, mereka telah berangkat tanpa mau menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kita wajib menerima orang-orang yang demikian supaya kita boleh mengambil bagian dalam karya mereka untuk kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Allah memanggil kita agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)
     
"Bukankah Allah akan membenarkan pada pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya?"
      
Pada suatu ketika Yesus menceritakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Ia berkata, “Di suatu kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Di kota itu ada pula seorang janda yang yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku’. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi ia kemudian berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku.” Lalu Yesus berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu, ‘Ia akan segera menolong mereka’. Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
  
Renungan
  


Suatu hari seorang guru agama bertanya kepada salah seorang muridnya, “Sampai seberapa jauh Anda percaya kepada Tuhan?”

Murid itu menjawab, “Lima puluh persen!”

Guru agama itu terkejut. Ia bertanya, “Mengapa hanya lima puluh persen? Bukankah selama ini Anda begitu rajin beribadat?”

Murid itu menjawab, “Bagi saya, Tuhan itu seperti baju yang kita pakai. Kalau kita tidak suka baju yang ini, kita bisa ganti dengan yang lain. Tuhan juga seperti itu. Kalau saya merasa bahwa Tuhan yang saya imani itu tidak membantu saya, saya cari tuhan yang lain.”

Guru agama itu semakin terkejut. Ia tidak bisa percaya, kalau muridnya itu mempunyai pandangan seperti itu tentang Tuhan. Selama ini ia sudah memberikan pelajaran yang begitu banyak dan mendalam tentang Tuhan. Ia berharap, muridnya itu dapat mengimani Tuhan seperti yang ia imani. Ia berharap agar muridnya itu tidak berpaling kepada tuhan-tuhan yang lain. Tetapi nyatanya sangat lain. Justru muridnya itu memiliki hati yang mendua.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada di antara kita yang tidak begitu saja seratus persen menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan yang diimani. Masih ada pegangan lain yang menjadi andalan hidup. Pegangan lain itu bisa roh-roh yang sering gentayangan dalam hidup manusia. Atau bisa saja kekayaan yang menjadi andalan hidup mereka. Tentu saja situasi seperti ini memprihatinkan bagi hidup manusia. Apalagi kalau sampai hal ini menimpa orang-orang yang sangat giat beribadat.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa iman seseorang itu masih mengalami proses. Orang tidak begitu saja memiliki iman yang tangguh. Orang masih tergoda untuk jatuh kepada usaha menduakan Tuhan. Suatu pandangan yang kurang begitu mendalam tentang Tuhan mesti dikoreksi dalam perjalanan hidup manusia. Tuhan bukan seperti baju yang dipakai. Ketika orang kurang beriman kepada Tuhan lantas orang tidak bisa dengan gampang meninggalkan Tuhan.

Karena itu, dibutuhkan suatu pendalaman iman. Orang yang beragama apa pun mesti terus-menerus mendalami imannya akan Tuhan. Orang tidak bisa mengatakan bahwa ia sudah cukup memiliki iman yang mendalam kepada Tuhan, kalau ia masih mendua hati. Orang mesti terus-menerus mendalami imannya sampai akhir hidupnya. Orang seperti ini akan menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Orang seperti ini akan tetap bertahan dalam imannya akan Tuhan, apa pun yang terjadi atas dirinya.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk terus-menerus membangun iman kita kepada Tuhan. Mendalami iman kita menjadi tugas kita masing-masing untuk tetap bertahan dalam imannya. Orang mesti yakin bahwa hanya Tuhanlah yang menjadi pegangan hidupnya. Orang mesti tetap menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan apa pun situasi yang dihadapi. Dengan demikian, orang dapat memiliki iman yang tangguh kepada Tuhan. Tuhan memberkati. **
   
Doa Malam

Tuhan Yesus, segala karya dan usaha manusia tak pernah Engkau pandang rendah. Maka terimalah persembahan dan pujian kami hari ini. Lindungilah kami di waktu istirahat malam ini. Semoga besok pagi kami dapat bangun dengan gembira hati untuk memuji nama-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.

Frans de Sales, SCJ

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy