Minggu, 25 April 2021
Hari Minggu Paskah IV
Imam yang saleh adalah imam yang menyadari siapakah dirinya, secara obyektif dan ontologis: “alter Christus” (Kristus yang lain), dan yang mencoba dengan rahmat Allah untuk menjadi setiap hari lebih “alter Christus” juga di akal budinya, intensinya, perkataannya dan perbuatannya menurut semangat dan contoh dari Kristus, Imam Kekal, Gembala yang baik, yang menyerahkan dirinya untuk keselamatan kekal jiwa manusia, yang tidak mencari keuntungannya sendiri, tapi seluruhnya demi kemuliaan Allah dan kebaikan rohani dari jiwa-jiwa. Dan bantuan yang paling besar di proses ini adalah, ketika ia setiap hari merayakan dengan iman dan cinta yang dalam terhadap Kurban Misa Kudus. (Athanasius Schneider ORC, uskup auxiliary Astana, Kazakhstan dan uskup titular Celerina.)
Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)
Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.
The merciful love of the Lord fills the earth; by the word of the Lord the heavens were made, alleluia.
Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
Doa Pembuka
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu yang telah wafat dan bangkit, Engkau telah membuka jalan keselamatan bagi kami. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, mencintai sesama secara tulus kendati harus disertai dengan pengorbanan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)
Hari Minggu Paskah IV
Imam yang saleh adalah imam yang menyadari siapakah dirinya, secara obyektif dan ontologis: “alter Christus” (Kristus yang lain), dan yang mencoba dengan rahmat Allah untuk menjadi setiap hari lebih “alter Christus” juga di akal budinya, intensinya, perkataannya dan perbuatannya menurut semangat dan contoh dari Kristus, Imam Kekal, Gembala yang baik, yang menyerahkan dirinya untuk keselamatan kekal jiwa manusia, yang tidak mencari keuntungannya sendiri, tapi seluruhnya demi kemuliaan Allah dan kebaikan rohani dari jiwa-jiwa. Dan bantuan yang paling besar di proses ini adalah, ketika ia setiap hari merayakan dengan iman dan cinta yang dalam terhadap Kurban Misa Kudus. (Athanasius Schneider ORC, uskup auxiliary Astana, Kazakhstan dan uskup titular Celerina.)
Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)
Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.
The merciful love of the Lord fills the earth; by the word of the Lord the heavens were made, alleluia.
Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
Doa Pembuka
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu yang telah wafat dan bangkit, Engkau telah membuka jalan keselamatan bagi kami. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, mencintai sesama secara tulus kendati harus disertai dengan pengorbanan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)
"Hanya Yesuslah sumber keselamatan."
Tatkala dihadapkan Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus berkata, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/2, PS 824
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan. Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku. Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi.
Ayat. (Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28.29)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya! Lebih baik berlindung pada Tuhan, daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
3. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2)
"Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)
"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini, saat kita merayakan Minggu Paskah IV, kita mendengar sekali lagi apa yang Yesus katakan tentang diri-Nya - Akulah gembala yang baik.
Gembala yang baik adalah yang memberikan nyawanya untuk dombanya.
Dan pada Minggu Paskah IV, Gereja juga menyoroti promosi panggilan ke imamat.
Gereja menggemakan suara Gembala Baiknya dalam memanggil mereka yang mendengar suara-Nya untuk mengikuti-Nya dan menyerahkan hidup mereka dalam pelayanan bagi Tuhan dan umat-Nya.
Tetapi dengan penurunan drastis jumlah panggilan menjadi imamat dan juga kehidupan religius, kita mungkin bertanya-tanya apakah Gembala yang Baik telah berhenti memanggil. Jadi, apakah Yesus berhenti memanggil? Atau apakah kita sudah berhenti mendengarkan?
Fakta bahwa Gereja dipanggil menjadi tanda keselamatan berarti bahwa Tuhan akan selalu menyediakan bagi Gereja. Di setiap zaman dan dari satu generasi ke generasi berikutnya, Tuhan akan selalu memanggil mereka yang telah Dia pilih menjadi imam untuk menjadi gembala kawanan domba Tuhan.
Tetapi menyerahkan nyawa untuk melayani orang lain membutuhkan pengorbanan. Dalam hal membuat pengorbanan, kecenderungannya adalah kita mengharapkan orang lain untuk berkorban, tetapi bukan kita.
Suara dunia mengatakan bahwa pengorbanan adalah untuk yang kalah. Dunia ingin dilayani dan bukan untuk dilayani.
Tetapi suara Yesus mengatakan kepada kita bahwa Dia datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani dan bahkan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Jadi dapat dikatakan bahwa keselamatan banyak orang bergantung pada pengorbanan beberapa, sedikit yang dipanggil dan dipilih.
Hanya sedikit yang dipanggil dan dipilih, dan ketika sedikit itu membuat pengorbanan untuk menyerahkan hidup mereka dalam kasih dan pelayanan, maka banyak yang akan diberkati, dan banyak yang akan diselamatkan. [RENUNGAN PAGI]
Antifon Komuni
Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya.
The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.
Atau (Yoh 10:14)
Ego sum pastor bonus, alleluia: et cognosco oves meas, et cognoscunt me meæ alleluia, alleluia.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
Antifon Komuni
Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya.
The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.
Atau (Yoh 10:14)
Ego sum pastor bonus, alleluia: et cognosco oves meas, et cognoscunt me meæ alleluia, alleluia.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku