Jumat, 07 Mei 2021
Hari Biasa Pekan V Paskah
Liturgi merupakan doa yang didoakan sepanjang sejarah gereja, maka liturgi tidak dapat diubah-ubah sesuka hati. Selain itu, liturgi merupakan doa seluruh Gereja yang tersebar di segala penjuru dunia: setiap orang Kristiani, terlepas dari tempat tinggalnya, setiap kali memasuki sebuah gereja untuk merayakan liturgi seharusnya merasa berada di rumah sendiri. Kita mesti merayakan liturgi yang tidak boleh kita ubah sesuai dengan selera kita, melainkan sebagai sebuah realitas yang lebih besar dari diri kita, sebagaimana sering dikatakan oleh Bapa Suci Benediktus XVI. (Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi, Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia)
Antifon Pembuka (Why 5:12)
Anak Domba yang telah dikurbankan patut menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan, dan kehormatan
Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.
Allah Bapa pangkal keselamatan manusia, kami telah Kautebus dalam misteri Paskah Kristus yang kami rayakan dengan gembira. Semoga kami dilindungi dan diselamatkan oleh daya kekuatan Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:22-31)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
Ayat. (Mzm 57:8-9.10-12)
1. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, mari kita membangunkan fajar!
2. Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:15b)
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:12-17)
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Dikatakan bahwa kasih lebih dari sekedar emosi; cinta adalah keputusan.
Jatuh cinta mungkin lebih merupakan emosi daripada keputusan. Tapi tetap kasih adalah keputusan.
Saat kita memikirkan cinta pada tingkat manusia, maka kita akan melihat bahwa cinta sejati adalah ketika kita menginginkan yang terbaik untuk orang lain, apakah itu yang terbaik termasuk kita atau tidak.
Memang, cinta adalah keputusan dan itu adalah keputusan sehari-hari karena itu adalah komitmen.
Keputusan dan komitmen seperti itulah yang kita takuti karena membutuhkan pengorbanan, dan pengorbanan itu selalu untuk orang lain, dan tidak pernah untuk diri kita sendiri. Cinta sejati membutuhkan pengorbanan.
Kasih Tuhan bagi kita tidak pernah gagal, karena itu bukanlah emosi; itu adalah keputusan. Jika kasih Tuhan adalah sebuah emosi, maka ketika kita berbuat dosa dan melakukan apa yang tidak menyenangkan Tuhan, maka Dia tidak akan mencintai kita lagi.
Tetapi kasih Tuhan adalah keputusan dan komitmen, dan keputusan dan komitmen itu terlihat di kayu Salib.
Yesus adalah keputusan dan komitmen Allah, dan di dalam Injil, Yesus memberi kita perintah kasih itu. Jadi itu adalah perintah dan perintah tidak memberi kita pilihan.
Ketika kita tidak mencintai seperti yang Yesus perintahkan kepada kita, maka yang akan terjadi akan seperti itu pada bacaan pertama, ketika beberapa anggota komunitas Kristen mengganggu orang lain dengan tuntutan mereka dan menciptakan kebingungan dan perpecahan.
Tetapi ketika kita mengasihi sebagaimana Yesus telah mencintai kita, maka akan ada damai dan persatuan. Kasih kita untuk orang lain akan memberi mereka kegembiraan dan dorongan.
Jadi perintah kasih membutuhkan keputusan. Dan itu harus menjadi keputusan sehari-hari.
Antifon Komuni
Yang Tersalib bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.
The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.