Hari Biasa Pekan VIII
“Seperti biji yang jatuh ke bumi menghasilkan upah bagi yang menabur, demikian juga sedekah yang diberikan kepada orang lapar akan menghasilkan pahala besar di kemudian hari.” (St. Basilius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 50:14)
Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi.
Doa Pagi
Allah Bapa Raja Damai, anugerah-Mulah kedamaian serta pengampunan dosa. Semoga Kauukir cinta kasih-Mu dalam hati kami, agar kami dapat membagikan kedamaian-Mu itu kepada semua orang dan sekalian bangsa. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:1-12)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. ( Mzm 50:5-6.7-8.14.23)
1. ”Bawalah ke mari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim!
2. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman! Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapanku!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)
Renungan
Berkorban dan menyerahkan apa yang menjadi hak kita atau apa yang menjadi hak kita bukanlah kata-kata yang ingin kita dengar.
Karena kecenderungan manusia adalah menjadi posesif dan menimbun lebih dari yang kita butuhkan.
Bacaan pertama menasihati kita untuk membuat pengorbanan kita dengan riang, karena seperti yang diberikan Tuhan kepada kita, demikian juga kita harus bisa menyerahkan apa yang menjadi hak kita.
Ini dilanjutkan dengan mengatakan bahwa pengorbanan orang yang berbudi luhur dapat diterima, dan peringatannya tidak akan dilupakan.
Tetapi yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa Tuhanlah yang pertama kali membuat pengorbanan.
Dia mengorbankan Putra satu-satunya untuk menyelamatkan kita. Semua pengorbanan kita tidak ada artinya dibandingkan dengan itu.
Kita hanya bisa mempersembahkan korban pujian dan ucapan syukur, dan bermurah hati kepada orang lain seperti Tuhan yang murah hati kepada kita.
Dalam hidup ini, setiap orang memiliki kesempatan untuk berkorban. Namun korban itu akan sia-sia, kalau dilakukan hanya untuk mendapatkan pujian. Korban yang memiliki nilai adalah korban yang dilandasi oleh kasih yang mendalam.
Antifon Komuni (Sir 35:9)
Berianlah kepada Yang Mahatinggi sesuai apa yang diberikan-Nya kepadamu.