Jumat, 25 Juni 2021
Hari Biasa Pekan XII
Inilah persahabatan yang sejati sempurna dan bertahan: tidak dirusakkan oleh iri, tidak diperlemah oleh curiga dan tidak dihancurkan oleh persaingan. (St. Aelredus)
Antifon Pembuka (Mzm 128:1)
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menempuh jalan yang ditunjukkan-Nya.
Doa Pagi
Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga, teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Sebab Dialah Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (17:1.9-10.15-22)
Doa Pagi
Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga, teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Sebab Dialah Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (17:1.9-10.15-22)
"Setiap laki-laki di antaramu harus disunat sebagai tanda perjanjian. Sara akan melahirkan bagimu seorang putra."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 8:17)
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.
Inilah Injil Suci menurut Matius (8:1-4)
"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."
Setelah Yesus turun dari bukit, banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta. Ia sujud menyembah Yesus dan berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku." Yesus lalu mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir!" Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya, "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Tidak mudah untuk menertawakan diri sendiri ketika kita menjadi bahan lelucon.
Juga perlu banyak selera humor untuk menertawakan diri sendiri ketika lelucon itu berlangsung selama 24 tahun.
Ketika Tuhan berjanji kepada Abraham tentang tanah dan keturunannya, Abraham sudah berusia 75 tahun.
Berkali-kali, Abraham bertanya-tanya bagaimana janji Allah ini akan digenapi.
Dia dan istrinya Sarah bahkan datang dengan ide mereka sendiri tentang bagaimana memenuhi janji mereka sendiri.
Namun, semuanya telah gagal, dan seperti yang kita dengar di bacaan pertama, ketika Tuhan memberi tahu Abraham, yang saat itu sudah berusia 99 tahun, bahwa Sarah (yang berusia 88 tahun) akan mengandung dan melahirkan seorang putra, apa tanggapannya dari Abraham?
Yah, dia bisa saja marah pada Tuhan karena janji kosong-Nya dan karena mengatakan kepadanya bahwa dia akan memiliki anak pada usia 99 tahun!
Tapi setelah menunggu selama 24 tahun, mungkin Abraham sudah "dewasa" dalam arti dia punya selera humor untuk menertawakannya daripada marah-marah.
Mungkin di situlah kita mendapatkan pepatah - Tertawa adalah obat terbaik.
Tapi sakit kusta tentu bukan bahan tertawaan. Namun penderita kusta dalam perikop Injil memiliki iman dan keberanian untuk datang kepada Yesus untuk disembuhkan. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mat 8:17)
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.