| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 10 Juni 2021 Hari Biasa Pekan X

 


Kamis, 10 Juni 2021
Hari Biasa Pekan X

"Orang-orang muda yang terkasih, kebahagiaan yang kamu cari, kebahagiaan yang berhak kamu nikmati memiliki nama dan wajah: itu adalah Yesus dari Nazaret, tersembunyi di dalam Ekaristi." -Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka (Mzm 85:13)

Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.

Doa Pagi

  Allah Bapa Maha Pengasih, kami mohon curahilah kami Roh Kudus, agar dapat melihat siapakah Engkau sebenarnya. Semoga cahaya-Mu menyinari hidup kami, dan semoga cinta kasih dan kebebasan semakin berkembang dengan suburnya di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.      

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (3:15-4:1.3-6)
 
"Allah membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah."
     
Saudara-saudara, memang benar, setiap kali orang-orang Israel membaca kitab Musa ada selubung yang menutup hati mereka, sampai pada hari ini. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan dengan muka yang tidak terselubung kita semua mencerminkan kemuliaan Allah. Dan karena kemuliaan itu datang dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Jika Injil yang kami wartakan masih tetap tertutup maka hanya tertutup untuk mereka yang akan binasa, yaitu orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang tidak lain adalah gambaran Allah sendiri. Sebab yang kami wartakan bukan diri kami sendiri! Yang kami wartakan adalah Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan kami sendiri sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah bersabda, “Dari dalam gelap akan terbit terang!” Dialah juga yang membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 13:34) 
Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan, yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian. Alleluya.
   
Inilah Injil Suci menurut Matius (5:20-26)
 
"Barangsiapa marah terhadap saudaranya harus dihukum." 
  
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe


Renungan


Salah satu aspek yang paling menantang dari menjadi manusia adalah dalam hubungan kita dengan orang lain.

Karena dalam hubungan ini, selalu ada kebutuhan untuk pengertian, untuk berkomunikasi, untuk mencintai dan untuk peduli.

Ini menjadi agak sulit ketika hubungan tegang.

Dalam hubungan yang tegang, kita mungkin ingin menghindari kesalahpahaman dan luka lebih lanjut dengan menjaga "jarak aman" dari yang lain.

Tetapi dengan menjaga "jarak aman", kita hanya berakhir dalam keheningan yang tidak nyaman atau bahkan "perang dingin".

Oleh karena itu, dalam Injil, Yesus mengeluarkan ajaran yang menantang ini:
"Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu."
   
Dengan kata lain, tindakan rekonsiliasi harus selalu dimulai oleh orang yang dirugikan. Kedengarannya aneh bukan?

Tetapi menjaga jarak aman dan dengan menjaga keheningan sama saja dengan menghindari masalah.

Juga tidak menunggu pihak yang telah berbuat salah untuk datang kepada kita dan meminta maaf merupakan pilihan yang bermanfaat. Mungkin penantian yang sia-sia.

Tetapi ketika kita datang ke depan altar Tuhan untuk mempersembahkan diri kita dalam persatuan dengan Yesus, marilah kita memohon kepada Tuhan karunia hikmat dan pengertian, bahkan sebelum kita memulai tugas rekonsiliasi dengan orang-orang yang kita hindari.

Marilah kita memohon kepada Tuhan untuk mencurahkan kasih-Nya untuk menyembuhkan luka hati dan amarah serta dendam kita.

Kita perlu disembuhkan oleh Tuhan sebelum kita dapat maju dan didamaikan dengan orang lain.


Antifon Komuni (Yoh 6:64b, 69b)
 
Sabda-Mu adalah roh dan kehidupan, ya Tuhan. Engkaulah yang memiliki sabda kehidupan kekal. 
 
Doa Malam

Tuhan, buatlah aku mencintai-Mu lewat saudara-saudara yang ada di sekitar hidupku. Dengan mencintai mereka yang tampak dan hadir di hadapanku, Engkau memperkenankan aku untuk semakin mencintai-Mu dan memancarkan kasih-Mu bagi sesama. Amin.


RENUNGAN PAGI

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy