| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 22 Agustus 2021 Hari Minggu Biasa XXI

 

Minggu, 22 Agustus 2021
Hari Minggu Biasa XXI

Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri. (Katekismus Gereja Katolik, 1336)


Antifon Pembuka (Mzm 86:1-3)

Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarkanlah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang berharap kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhan, kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.

Turn your ear, O Lord, and answer me; save the servant who trusts in you, my God. Have mercy on me, O Lord, for I cry to you all the day long.
 
Inclina, Domine, aurem tuam ad me, et exaudi me: salvum fac servum tuum, Deus meus, sperantem in te: miserere mihi, Domine, quoniam ad te clamavi tota die.
Mzm. Lætifica animam servi tui: quoniam ad te, Domine, animam meam levavi. 
(Mzm 86:1-4)    
  
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahamurah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau menganugerahkan kehidupan kekal kepada kami. Kami mohon tariklah diri kami untuk selalu dekat dengan-Mu dan selalu rindu untuk tinggal bersama-Mu.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
   
Bacaan dari Kitab Yosua (24:1-2a.15-17.18b)
   
"Kami akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."
      
Menjelang wafatnya, Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua, para kepala, para hakimnya dan para pengatur pasukan Israel. Mereka berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu, "Jika kamu menganggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: Kepada dewa-dewa yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang Sungai Efrat, atau kepada dewa orang Amori yang negerinya kamu diami ini? Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" Maka bangsa itu menjawab, "Jauhlah dari pada kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada allah lain! Sebab Tuhan, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan; Dialah yang telah melakukan tanda-tanda mukjizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui. Kami pun akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-17.18-19.20-21.22-23)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati, mendengarnya dan bersuka cita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat, untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan, dari segala kesesakannya, mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
4. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semua itu; Ia melindungi segala tulangnya, dan tidak satu pun yang patah.
5. Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya, tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-32)
   
"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."
              
Saudara-saudara, hendaklah kamu saling merendahkan diri dalam takut kepada Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya, setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri, maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya, seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:63b.68b)
Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan hidup. Sabda-Mu adalah hidup yang kekal.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (6:60-69)
  
"Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe
 
Renungan
      
  Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, hari ini kita merenungkan bacaan-bacaan Kitab Suci, kita semua diingatkan bahwa kita harus selalu tetap teguh di dalam Tuhan dan dalam iman Kristen kita, dan kita tidak boleh membiarkan diri kita terombang-ambing atau menjadi tertipu oleh kepalsuan, jangan sampai iblis mencoba seperti biasa, untuk menjauhkan kita dari Tuhan dan dalam mencoba membujuk dan memaksa kita untuk memeluk cara-cara dunia, dan menjauhkan diri kita dari jalan yang benar.
 
Dalam Injil kita hari ini, Tuhan ditinggalkan oleh banyak dari mereka yang mengikuti Dia karena Dia berbicara kepada mereka tentang kenyataan bahwa Dialah yang akan memberi mereka semua Tubuh dan Darah-Nya sendiri, untuk dipecah-pecahkan dan dibagikan di antara mereka, sebagai Roti Kehidupan dan keselamatan semua, hanya di dalam Dia kita semua akan menerima jaminan hidup yang kekal. Tetapi banyak yang tidak mau membuka pikiran mereka kepada Tuhan dan hanya sedikit yang mau menerima kebenaran yang pahit, karena mereka menolak untuk menerima bahwa Seseorang seperti Tuhan dapat memberi mereka Daging dan Darah-Nya sendiri.
Itu tidak masuk akal dan konyol bagi mereka, dan mereka tidak bisa mentolerirnya sehingga mereka meninggalkan Yesus.  
 
Sekarang, bagaimana dengan kita? Bisakah kita menerima ajaran Yesus? Apakah kita merasa terganggu dengan ajaran-Nya? Nah, fakta bahwa kita berada di sini untuk Misa dapat berarti bahwa kita menerima dan percaya pada ajaran Yesus. Kita mengucapkan “Amin” ketika kita menerima Komuni Kudus, dan kita percaya bahwa kita sedang menerima Tubuh Kristus, bahwa kita sedang memakan daging-Nya.
 
Tetapi bagaimana dengan ajaran Yesus yang menantang dan sulit lainnya? Seperti misalnya, “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat 5:43-44). Atau bagaimana dengan sabda ini:  Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat 1  kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.  (Mat 5:39)  Faktanya, setiap halaman Injil dipenuhi dengan beberapa jenis ajaran Yesus yang keras. Ajaran Yesus ini mungkin terdengar tidak masuk akal dan menggelikan, namun firman-Nya adalah roh dan hidup, dan mengandung pesan kehidupan kekal.
    
Namun, seperti yang kita dengar dari Injil kita hari ini dan dari pekan-pekan sebelumnya, tentang  Roti Hidup ini, Tuhan tidak memperhalus kata-kata-Nya atau melunakkannya dengan eufemisme. Sebaliknya, Dia berbicara dengan gamblang dan jelas, menyoroti bahwa memang hanya melalui Dialah keselamatan Tuhan akan datang, dan dengan menyatakan diri-Nya sebagai Roti Kehidupan.
Yesus mengungkapkan bahasa kasih-Nya dalam pengorbanan-Nya di kayu salib. Semoga kita juga berbicara dan bertindak dengan cara yang sama.
 
Oleh karena itu marilah kita semua melihat dengan cermat bagaimana kita harus melanjutkan hidup ini, ke depan mengetahui bahwa kita semua adalah bagian dari Gereja yang sama dan memiliki misi yang sama yang dipercayakan kepada kita oleh Allah sendiri, untuk menjadi saksi-Nya yang setia dan berani, melalui tindakan dan perbuatan kita sendiri, dengan segala sesuatu yang kita lakukan, bahkan untuk hal-hal terkecil, dalam komunitas kita sendiri. Semoga kita semua menjadi teladan dalam iman dan kehidupan kita, sehingga kita dapat semakin menginspirasi untuk datang dan mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati. Amin.
(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mzm 104:13-15)

Bumi penuh buah karya-Mu, ya Tuhan. Engkau menganugerahkan roti dari dalam tanah dan anggur yang menggembirakan hati manusia.

The earth is replete with the fruits of your work, O Lord; you bring forth bread from the earth and wine to cheer the heart.

De fructu operum tuorum, Domine, satiabitur terra: ut educas panem de terra, et vinum lætificet cor hominis: ut exhilaret faciem in oleo, et panis cor hominis confirmet.
 
 
 

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy