Hari Biasa Pekan XIX
Katakanlah kepada Allah bahwa engkau lebih baik mati seribu kali daripada berdosa satu kali saja. (St. Paulus dari Salib)
Antifon Pembuka (Mzm 148:1-2)
Pujilah Tuhan di surga! Pujilah Dia di angkasa raya! Pujilah Tuhan, semua malaikat-Nya! Pujilah Dia, seluruh bala tentaranya!
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa, bila para kuasa di dunia mengancam umat-Mu, maka Engkaulah yang menolong mereka. Pada diri Yesus kami lihat pembelaan-Mu terhadap orang kecil. Berilah kami iman yang mantap tak tergoyahkan, dan dalam suka maupun duka tetap mengakui bahwa Engkaulah Allah orang-orang hidup, yang selalu menyelamatkan hamba-hamba-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (10:12-22)
Musa berkata kepada bangsa Israel, “Hai orang Israel, apakah sekarang yang dituntut oleh Tuhan, Allahmu, dari pada kalian? Yang dituntut-Nya tiada lain ialah agar kalian takwa kepada Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala peritah-Nya, mengasihi Dia dan beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu. Demi kesejahteraanmu hendaknya kalian berpegang teguh pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. Sungguh, Tuhan, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya. Tetapi kepada nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat, sehingga Ia mengasihi mereka dan keturunan mereka, yakni kalian, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. Sebab itu sunatlah hatimu dan jangan lagi bertegar hati. Sebab Tuhan, Allahmulah, Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan. Allah yang agung, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian. Sebab itu haruslah kalian menunjukkan kasihmu kepada orang asing. Sebab kalian pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. Engkau harus takwa kepada Tuhan, Allahmu. Engkau harus beribadah dan berpaut kepada-Nya, dan demi nama-Nya engkau harus bersumpah. Dialah pokok pujianmu sebab Dialah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar di tengah-tengahmu seperti yang telah kaulihat sendiri. Hanya tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir; tetapi sekarang ini Tuhan, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus. Alleluya.
Inilah Injil Suci menurut Matius (17:22-27)
Renungan
Ketika kita membaca Injil dan merenungkannya lebih dalam, terutama pada hal-hal yang Yesus lakukan, kita mungkin bertanya-tanya mengapa Dia melakukan apa yang Dia lakukan, terutama karena Dia adalah Anak Allah.
Tetapi apakah Dia harus membayar pajak itu? Nah, untuk memulainya, pajak itu untuk pemeliharaan Bait Suci dan juga untuk pemeliharaan pelayanan imam.
Jadi Yesus membayar setengah syikal itu, dan Dia membayar pajak Bait Suci itu dari uang logam yang ada di mulut ikan yang ditangkap Petrus.
Dalam melakukannya Dia juga mengungkapkan sedikit tentang identitas sejati-Nya dan Dia juga mengatakan bahwa raja-raja memungut pajak dari orang asing dan bukan dari putra mereka sendiri, secara implisit menyiratkan bahwa Bait Suci adalah rumah Bapa-Nya dan bahwa Dia adalah Putra.
Tetapi dengan membayar pajak Bait Suci, Yesus mengajarkan kepada kita pelajaran tentang kerendahan hati dan untuk menghindari menyinggung perasaan orang yang tidak perlu.
Dia adalah Anak Allah, Dia adalah Tuhan dan Juruselamat, Dia adalah Guru, Dia adalah Guru.
Namun, Dia merendahkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi taat bahkan sampai mati, dan mati di kayu salib (Flp 2:7-8)
Dalam hidup, kita mungkin didorong untuk membayar banyak "pajak" yang tidak wajib kita lakukan.
Pekerjaan seseorang mungkin berakhir di meja kita; kita mungkin terjebak dengan tugas kotor tanpa pamrih.
Tetapi marilah kita menjadi rendah hati dan taat seperti Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Dan kita akan dibalas seratus kali lipat dengan kasih Tuhan dan terlebih lagi, dalam pesta abadi surga sebagai anak-anak-Nya di sekitar meja-Nya.. (Renungan Pagi)