Jumat, 10 September 2021
Hari Biasa Pekan XXIII
Hari Biasa Pekan XXIII
“Kekudusan
bukan berarti tidak membuat kesalahan atau tidak pernah berdosa.
Kekudusan tumbuh dengan kesanggupan untuk perubahan, pertobatan,
kerelaan untuk memulai kembali, dan diatas segalanya, kesanggupan untuk
rekonsiliasi dan pengampunan” – Kardinal Joseph Ratzinger, Paus
Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Mzm 16:7-8)
Aku memuji Tuhan yang selalu menasihati aku, bahkan waktu malam pun Ia berbicara dalam hatiku. Aku selalu ingat akan Tuhan. Aku tidak goyah karena Ia ada di sampingku.
Doa Pagi
Allah Bapa Maharahim, Engkau amat sabar dan amat longgar belas kasih-Mu. Semangatilah kiranya kami dengan Roh-Mu, agar dapat saling memaafkan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-2.12-14)
"Tadinya aku seorang penghujat, tetapi kini dikasihani Allah."
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas perintah Allah, penyelamat kita, dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan daku, karena ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PSS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1.2a.5.7-8.11)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasehat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 17:7b.a)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (6:39-42)
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada
murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?
Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak
melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan
menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata
saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?
Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku
mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak
kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari
mata saudaramu."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Yesus
menunjukkan suatu perbandingan yang tidak mungkin. Ia mendesak kita
mengembangkan sikap mawas diri dan rendah hati dalam hidup. Dengan dua
hal itu mengalirlah pengertian dan pengampunan tulus bagi sesama. Paulus
adalah contoh petobat sejati, yang berbalik dari jalan yang sesat ke
jalan yang benar. Ia bukan lagi orang buta yang menuntun orang buta. Ia
sudah menapak di jalan terang dan dapat menuntun orang kepada terang. Ia
telah meninggalkan cara hidupnya yang lama dengan cara hidup baru
sesuai yang telah mengutusnya.
Ajaran Yesus ini juga mengandung arti yang lebih dalam, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar di mata orang lain, kalau mata kita sendiri terhalang oleh balok? Maka kita disadarkan dalam hidup, kita harus senantiasa mau merefleksikan diri, agar kita dapat membantu memudahkan hidup orang lain mengalami kebebasan, mengalami Allah dalam hidupnya. Tidak jarang ada orang yang mau menutup kesalahannya sendiri dengan tindakannya itu. Kita bisa bersembunyi dibalik kesalahan orang lain. Pesan Yesus bagi kita amat jelas, supaya kita berbenah diri dan mulailah dari diri dan keluarga kita dengan mencoba melihat sisi positif dalam setiap kesalahan sesama.
Ajaran Yesus ini juga mengandung arti yang lebih dalam, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar di mata orang lain, kalau mata kita sendiri terhalang oleh balok? Maka kita disadarkan dalam hidup, kita harus senantiasa mau merefleksikan diri, agar kita dapat membantu memudahkan hidup orang lain mengalami kebebasan, mengalami Allah dalam hidupnya. Tidak jarang ada orang yang mau menutup kesalahannya sendiri dengan tindakannya itu. Kita bisa bersembunyi dibalik kesalahan orang lain. Pesan Yesus bagi kita amat jelas, supaya kita berbenah diri dan mulailah dari diri dan keluarga kita dengan mencoba melihat sisi positif dalam setiap kesalahan sesama.
Doa Malam
Allah
Bapa sumber segala rahmat, semoga hati kami terbuka, agar sanggup
menghidupkan kebajikan. Kami mohon, semoga dapat saling menaruh cinta
kasih, dan dapat saling membantu membuat bahagia sesama. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
RENUNGAN PAGI