Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir
“Uskup Yosafat menyerahkan hidupnya sebagai martir demi kehidupan Gereja” (Paus Pius XI)
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah di dalam Gereja-Mu semangat yang mendorong Santo Yosafat untuk menyerahkan nyawa bagi domba-dombanya. Semoga berkat doa dan teladannya kami dijiwai oleh semangat yang sama, sehingga takkan takut mempertaruhkan nyawa bagi kepentingan sesama. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lih.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:28)
Inilah Injil Suci menurut Lukas (17:26-37)
Renungan
Dunia alam itu indah sekaligus kuat.
Matahari, angin, laut memiliki potensi yang harus diperhitungkan. Bintang-bintang, bulan, gunung-gunung menarik perhatian dan imajinasi dengan daya tariknya yang tenang.
Bacaan pertama dimulai dengan mengatakan "Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; mereka yang tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan! Walaupun berhadapan dengan karya-karya-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. "
Tetapi dengan ilmu pengetahuan dan misteri fenomena alam secara logis dijelaskan, dan di mana pada suatu waktu, manusia tunduk pada alam dalam bentuk pemujaan alam, sekarang alam menjadi tunduk pada manusia.
Tetapi itu tidak serta merta berarti bahwa manusia sekarang mengakui Tuhan sebagai Pencipta dunia dan segala isinya.
Sebaliknya manusia sekarang melihat dirinya sebagai penguasa dunia dan bahkan melihat dirinya seperti dewa yang dapat menyalahgunakan dan menghancurkan dan menyia-nyiakan sumber daya alam dunia dan bahkan menodai keindahan dunia.
Jadi manusia modern tidak lagi mencari Tuhan. Sebaliknya mereka mencari cara dan sarana untuk mendapatkan keuntungan dari dunia untuk keuntungan egois mereka sendiri. Manusia tidak membutuhkan Tuhan, karena dia melihat dirinya sebagai Tuhan.
Adapun kita yang percaya kepada Tuhan dan kita tahu bahwa kita adalah penatalayan dan pemelihara dunia, marilah kita berdoa untuk pertobatan orang-orang berdosa yang berpikir dan hidup seperti dewa.
Meskipun mereka tidak memiliki alasan untuk tidak mengetahui siapa Tuhan yang benar, kita juga tidak memiliki alasan untuk tidak berdoa bagi pertobatan mereka.
Mari kita ingat bahwa Tuhan yang kita percayai adalah Tuhan kasih dan Dia ingin semua manusia diselamatkan.
Karya: D-Keine/istock.com |