Hari Biasa Pekan XXXII
Lingkungan alam adalah harta kita bersama, warisan seluruh umat manusia, tanggung jawab semua orang. --- Paus Fransiskus
Antifon Pembuka (Mzm 139:1-2)
Tuhan, Engkau menyelami dan mengenal aku, Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri, dari jauh Engkau mengerti pikiranku.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau berkenan menyatakan diri-Mu kepada siapa pun yang mengimani sabda-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju kedamaian-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
"Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia."
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia. Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati. Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya. Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya. Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya. Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.4-6.7-8.9-10)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
3. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu. Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
4. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)
Inilah Injil Suci menurut Lukas (17:1-6)
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.” Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, ‘Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Renungan
Satu pertanyaan yang harus kita tanyakan dengan jujur pada diri sendiri adalah ini: Berapa banyak kebohongan yang saya jalani hari ini?
Ya, kebohongan. Bukan hanya kebohongan yang diucapkan, tetapi juga kebohongan dalam tindakan, misalnya, kemunafikan, kelicikan, dll.
Lebih penting lagi, kita perlu bertanya pada diri sendiri: Bagaimana hidup saya menjadi begitu berantakan dengan begitu banyak kebohongan?
Jawabannya, sederhananya adalah, kita menipu diri sendiri untuk percaya bahwa satu kebohongan kecil akan baik-baik saja untuk sekali ini saja.
Tetapi kenyataannya adalah bahwa satu kebohongan kecil akan mulai memperumit hidup kita. Dan itu akan berlipat ganda sampai seluruh hidup kita menjadi satu kebohongan besar.
Pada dasarnya, itulah yang dikatakan bacaan pertama: Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa.
Kebenaran yang jelas adalah ini: jika kita dapat hidup dengan satu dosa, maka kita dapat hidup dengan banyak dosa.
Dan Yesus memperingatkan kita dalam Injil hari ini bahwa orang berdosa yang tidak bertobat adalah penghalang bagi orang lain dan kita harus menjaga diri kita dari dosa-dosa yang kita lakukan.
Jadi jika kita benar-benar ingin menjadi benar-benar bijaksana, maka mau tidak mau kita harus berseberangan dengan dosa.
Karena hikmat sejati, hikmat yang berasal dari Tuhan bertentangan dengan dosa dan tipu daya.
Hanya dengan kebijaksanaan ilahi kita dapat melihat bahwa kebajikan, kejujuran, kesetiaan, dan kerendahan hati benar-benar merupakan jalan hidup.