Sabtu, 29 Januari 2022
Hari Biasa Pekan III
“Air telah naik dan badai besar menimpa kami, tetapi kami tidak takut tenggelam, karena kami berdiri kokoh di atas batu karang. Biarkan laut mengamuk, itu tidak bisa memecahkan batu. Biarlah ombak naik, mereka tidak bisa menenggelamkan Perahu Yesus.” -St Yohanes Krisostomus
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
Hari Biasa Pekan III
“Air telah naik dan badai besar menimpa kami, tetapi kami tidak takut tenggelam, karena kami berdiri kokoh di atas batu karang. Biarkan laut mengamuk, itu tidak bisa memecahkan batu. Biarlah ombak naik, mereka tidak bisa menenggelamkan Perahu Yesus.” -St Yohanes Krisostomus
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
"Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud. Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.
Inilah Injil Suci menurut Markus (4:35-41)
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Yesus Menenangkan Badai di Laut (Credit: ZvonimirAtleti/istock.com) |
Renungan
Memikirkan bahwa suatu hari kita harus berdiri di hadapan Tuhan dan menerima penghakiman yang akan menyegel kekekalan kita bisa jadi agak menakutkan.
Jadi kita mungkin berpikir bahwa Tuhanlah yang akan menghakimi kita dan menentukan seberapa bersalah kita dan kemudian mengirim kita ke mana kita harus pergi.
Namun, jika Tuhan Allah adalah kasih, lalu mengapa Dia ingin menghakimi kita dan bahkan menghukum kita?
Dalam bacaan pertama, bukan Tuhan yang menyatakan penghakiman atas Daud melainkan Daud yang menyatakan penghakiman atas dirinya sendiri.
Natan, sang nabi, menceritakan kisah itu, tetapi Daud yang membuat kesimpulan.
Natan memegang cermin, dan Daud melihat pantulannya.
Namun, kita juga harus mengakui bahwa Daud memiliki kerendahan hati untuk mengakui bahwa itu adalah bayangannya sendiri, bahwa dia adalah orang dalam cerita itu.
Kita semua memiliki hati nurani yang diberikan Tuhan untuk mengakui kesalahan dan keberdosaan kita.
Namun, dengan nafas yang sama, kita juga harus mengakui bahwa kita memiliki kemampuan untuk menyangkal rasa bersalah dan tanggung jawab.
Kita bahkan dapat merasionalisasikan rasa bersalah kita dan mengubah hitam menjadi putih.
Itu bisa terjadi, dan akan terjadi, ketika kita tidak dekat dengan Tuhan dan lupa bahwa Yesus ada di dalam hati kita.
Murid-murid dalam Injil ketakutan menghadapi badai, tetapi itu karena mereka belum menyadari siapa Yesus itu.
Kita tahu siapa Yesus. Kita juga tahu bahwa Dia telah membuat rumah-Nya di hati kita.
Dalam menghadapi pencobaan dan keberdosaan, marilah kita mendengar suara-Nya saat Dia mengatakan kepada kita: Diam! Tenanglah!
Mari kita ingat bahwa Yesus datang, bukan untuk menghakimi dan menghukum kita, tetapi untuk menyelamatkan kita. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mrk 4:31)
Yesus bangun, menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam dan tenanglah!" Maka angin mereda dan danau menjadi tenang sekali.