Hari Biasa Pekan IV
“Setelah kita menerima perintah untuk mencintai Tuhan, kita juga diberi kuasa untuk mencintai” (St. Basilius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27:1)
Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.
Doa Pagi
Allah Bapa umat manusia, kami bersyukur atas rahmat kehidupan yang Kauberikan. Semoga hati kami senantiasa memadahkan syukur dan bibir kami memuji-muji nama-Mu sepanjang hidup kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (47:2-11)
Seperti lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud dipungut dari orang-orang Israel. Singa dipermainkan olehnya seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak domba. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban dan mencampakkan kecongkakan Goliat? Karena berseru kepada Tuhan Yang Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk bangsanya ia tinggikan. Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena “laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika mahkota mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta. Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan bunyinya ia memperindah lagu dan kidung. Ia memberikan kemeriahan kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna. Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Muliakanlah Allah, penyelamatku.
Ayat. (Mzm 18:31.47.50.51)
1. Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
3. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya. Alleluya.
Inilah Injil Suci menurut Markus (6:14-29)
Renungan
Penting untuk dicatat bagaimana satu orang dapat sepenuhnya mengubah karakter suatu negara dan rakyatnya.
Itu bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk, tetapi tidak dapat disangkal bahwa orang-orang entah bagaimana akan mengambil wajah dan pikiran pemimpin.
Itulah seberapa kuat pengaruh pemimpin terhadap negara dan rakyatnya.
Bagi Israel di zaman Alkitab, Raja Daud dianggap sebagai raja teladan karena dialah yang membawa Israel ke zaman keemasannya.
Bacaan pertama sebenarnya adalah pidato tentang Raja Daud dan memuji dia atas prestasi dan kontribusinya bagi negara.
Namun eulogi itu tidak mengabaikan apa yang Tuhan lakukan bagi Daud. Dikatakan begini:
Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!
Jadi dalam Raja Daud, kita melihat seorang pemimpin yang memiliki keseimbangan yang baik antara kualitas spiritual dan sekuler.
Tetapi bagi Raja Herodes, kita melihat seorang pemimpin yang telah kehilangan aspek spiritual dari hidupnya dan karena dia sangat senang dengan seorang gadis penari, dia rela mengeksekusi orang suci.
Meskipun demikian, dia sangat tertekan karena dia tahu dia sedang membunuh orang suci.
Demikianlah dampak dan pengaruh Yohanes Pembaptis terhadap Raja Herodes maupun bagi orang Israel.
Raja Daud dan Yohanes Pembaptis mungkin tidak mengetahuinya saat itu, tetapi pengaruh-pengaruh mereka sangat dalam dan luas terhadap orang-orang.
Bagi kita, kita juga harus menyadari bahwa kehidupan Kristen kita memiliki efek yang tidak terlihat pada orang lain.
Semoga hidup kita memberikan dampak dan pengaruh bagi orang lain sehingga mereka akan mengenal Tuhan yang kita percayai.. (RENUNGAN PAGI)