Hari Biasa Pekan VI
“Aku tidak mau mengabdi Tuhan setengah-setengah” (St. Petrus Damianus)
Antifon Pembuka (Mzm 112:1)
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur atas cinta kasih-Mu kepada kami. Bantulah kami untuk mewujudkan iman dengan makin mengasihi sesama. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:14-24.26)
Saudara-saudaraku, apakah gunanya kalau seseorang mengatakan bahwa ia beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Misalnya saja seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang di antara kalian berkata kepadanya, “Selamat jalan! Kenakanlah kain panas, dan makanlah sampai kenyang!” Tetapi tidak memberi apa yang diperlukan tubuhnya; apakah gunanya itu? Demikian pula halnya dengan iman. Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati. Tetapi mungkin ada orang berkata, “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan:; aku akan menjawab dia, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah. Itu baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan karenanya mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kalian lihat, bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh karena perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah ayat yang mengatakan, “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itulah Abraham disebut ‘Sahabat Allah’. Jadi kalian lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang suka akan perintah Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia akan dikenang selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. (Yoh 15:15b)
Inilah Injil Suci menurut Markus (8:34-9:1)
Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat kerajaan Allah datang dengan kuasa.”
Renungan
Sesekali kita dihadapkan pada dilema karena harus menolak seseorang yang datang untuk meminjam uang.
Apalagi setelah mendengar cerita sedih mengharukan, kita tidak yakin apakah kita bisa cukup keras hati untuk menolak orang tersebut.
Namun dari pengalaman kita tahu bahwa lebih sering daripada tidak, kita tidak akan melihat uang kita lagi, tetapi itu tidak berarti kita tidak akan melihat orang itu lagi. Sebagaimana yang terjadi pada keluarga kami, adik dari orangtua kami meminjam ke orangtua saya, dan teman-temannya, kemudian berjalan puluhan tahun, ia terus meminjam uang, hingga utangnya makin banyak tanpa ada itikad untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya.
Jadi pertanyaannya tetap - Untuk meminjamkan atau tidak?
Namun saat kita mendengarkan bacaan pertama, St Yakobus memberi kita arahan spiritual yang sangat praktis dan tegas sehubungan dengan masalah ini.
Dia berkata bahwa jika kita melihat seseorang membutuhkan pakaian dan tidak memiliki cukup makanan untuk hidup, maka iman kita harus mendorong kita untuk memberi mereka kebutuhan hidup yang sederhana itu.
Iman kita harus terlihat dalam perbuatan baik kita dan perbuatan baik kita harus untuk kebaikan orang lain dan tidak merusak mereka dengan menuruti "tuntutan" mereka.
Seperti yang Yesus katakan dalam Injil, jika kita ingin menjadi murid-Nya, kita harus meninggalkan diri kita sendiri dan kita juga harus membantu orang lain untuk meninggalkan diri mereka sendiri dan berpaling kepada Yesus untuk meminta bantuan.
Seperti yang dikatakan Santo Petrus dalam Kisah Para Rasul 3:6 ”Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”"
Yesus adalah apa yang harus kita miliki, karena Yesus adalah apa yang hanya bisa kita berikan kepada orang lain.