Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi panggilan Allah secara positif, mengandalkan Ia dan melaksanakan perkataan-Nya. (Paus Benediktus XVI, Pesan untuk WYD 26)
Antifon Pembuka
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala.
Doa Pagi
Ya Tuhan, Santa Agata, perawan dan martir, senantiasa menyenangkan hati-Mu karena berani mempertahankan kemurnian dan rela mati demi iman. Kami mohon, berikanlah belas kasih-Mu kepada kami berkat doa-doanya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:9-14)
1. Bagaimana kaum muda mempertahankan hidupnya tanpa cela? Dengan mengamalkan firman-Mu.
2. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
3. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
4. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
5. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
6. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.
Inilah Injil Suci menurut Markus (6:30-34)
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah menahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Renungan
Kita tahu bahwa hidup adalah proses belajar terus menerus.
Proses pembelajaran ini diwujudkan dalam pencarian pengetahuan yang dapat dicapai melalui pendidikan, membaca dan penelitian.
Karena itu, kita sering diukur dengan kualitas pengetahuan kita, terutama dalam hal persyaratan pekerjaan.
Padahal pengetahuan tidak berdiri sendiri.
Pengetahuan berjalan seiring dengan kebijaksanaan, dan keduanya saling melengkapi.
Sederhananya, pengetahuan adalah mengetahui jawabannya, kebijaksanaan memberi kehidupan pada jawabannya.
Dalam bacaan pertama, ketika Raja Salomo meminta hikmat dari Tuhan, bukan karena dia tidak tahu bagaimana memerintah. Dia telah berpengalaman menjadi penasihat bersamanya.
Sebaliknya dia meminta Tuhan untuk menjadikannya raja yang baik, seorang raja yang tahu apa yang Tuhan inginkan dan untuk melaksanakannya.
Kita membutuhkan kebijaksanaan untuk melihat apa yang penting dan perlu karena kita bisa terlalu asyik dengan kesibukan kita dan terlalu fokus pada pencapaian.
Dalam Injil, bahkan Yesus harus memberi tahu para rasul-Nya, yang baru saja kembali dari misi yang berhasil dan merasa gembira, untuk pergi ke tempat yang sepi dan beristirahat dan tentu saja untuk berdoa.
Dalam pengertian rohani, kita membutuhkan hikmat untuk mengenal Tuhan untuk siapa kita bekerja daripada hanya melakukan pekerjaan Tuhan.
Kebijaksanaan juga diperlukan untuk pengenalan diri dan untuk mendapatkan gambaran yang baik tentang diri kita sendiri. (RENUNGAN PAGI)
Credit: Anna Bochinska/istock.com |