Hari Biasa Pekan V
Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651; lih. Katekismus Gereja Katolik 1374)
Antifon Pembuka (Mzm 132:7)
Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.
Doa Pagi'
Allah Bapa Mahabaik, Engkau agung melebihi segala sesuatu, sebab Engkau setia akan janj-Mu. Kami mohon, semoga kami mengimani benar yang datang dalam nama Tuhan, ialah Yesus Kristus, Mesias, saksi belas kasih-Mu. Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:1-7.9-13)
Setelah Rumah Allah selesai dibangun, Raja Salomo memerintahkan para tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin keluarga Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan dari kota Daud, yaitu Sion. Maka pada hari raya di bulan Etanim, yakni bulan ketujuh, berkumpullah di hadapan Raja Salomo semua orang Israel. Setelah semua tua-tua Israel datang, imam-imam mengangkat tabut itu. Mereka mengangkut tabut Tuhan dan Kemah Pertemuan serta segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; Semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Sedang Raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri bersama-sama dengan dia di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian Tuhan itu ke tempatnya, yakni di ruang belakang rumah itu, di tempat mahakudus, tepat di bawah sayab kerub-kerub. Sebab kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya di atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu menudungi tabut serta kayu-kayu pengusungan dari atas. Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan Tuhan dengan orang-orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir. Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, turunlah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga oleh karena awan itu, imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu. Pada waktu itu berkatalah Salomo, “Tuhan telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu.
Ayat. (Mzm 132:6-7.8-10)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapatinya di padang Yaar. “Mari kita pergi ke tempat kediaman-Nya, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.”
2. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu, Engkau serta tabut kekuasaan-Mu! Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit. Alleluya.
Inilah Injil Suci menurut Markus (6:53-56)
Kata "theophany" mengacu pada penampakan sosok Ilahi pada manusia .
Kata teofani telah memperoleh penggunaan khusus untuk orang Kristen sehubungan dengan Alkitab.
Ini mengacu pada manifestasi Tuhan kepada manusia, tanda yang masuk akal dimana kehadiran Tuhan diungkapkan.
Dalam bacaan pertama, kita mendengar bahwa awan memenuhi Bait Tuhan, dan karena awan itu, para imam tidak dapat lagi melakukan tugas mereka: kemuliaan Tuhan memenuhi Bait Suci Tuhan.
Bagi raja Salomo dan rakyatnya, itu adalah manifestasi yang tidak salah lagi dari kehadiran Tuhan. Tuhan memang hadir di Bait Allah dan di antara umat-Nya.
Bagi kita yang datang untuk Misa, dan beberapa dari kita bahkan datang untuk Misa harian, betapa kita berharap ada semacam manifestasi ilahi atau tanda yang masuk akal untuk meningkatkan dan menggerakkan iman kita.
Lebih jauh lagi, monoton dan rutinitas perlahan-lahan bisa mengikis penghormatan dan kedatangan Misa bisa menjadi kebiasaan dan ritualistik.
Namun, tidak dapat disangkal bahwa Kehadiran Nyata ada di altar, dan dalam Perjamuan Kudus kita memakan Tubuh Kristus dan Kehadiran Nyata hidup di dalam diri kita.
Oleh karena itu, di dalam kita dan melalui kitalah Yesus akan membuat kehadiran-Nya terasa; kita harus menjadi "teofani" Tuhan.
Sama seperti orang-orang ingin menyentuh Yesus dan mereka yang sakit disembuhkan, kita juga harus melanjutkan pekerjaan penyembuhan Yesus.
Marilah kita berdoa agar kita benar-benar bersatu dengan Yesus selalu, dan semoga orang lain melihat dalam diri kita manifestasi kehadiran Yesus.. (RENUNGAN PAGI)
Foto oleh Jonathan Díaz dari Pexels
|
Antifon Komuni (Mrk 6:56)
Semua orang yang menjamah Yesus menjadi sembuh.