Hari Biasa Pekan II Prapaskah
“Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk "menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Ungkapan "untuk banyak orang" bukan menyempit, melainkan menempatkan seluruh umat manusia di hadapan pribadi Penebus satu-satunya, yang menyerahkan Diri, untuk menyelamatkannya Bdk. Rm 5:18-19.. Seturut teladan para Rasul Bdk. 2 Kor 5:15; 1 Yoh 2:2., Gereja mengajarkan bahwa Yesus wafat untuk semua manusia tanpa kecuali: "Tidak ada seorang manusia, tidak pernah ada seorang manusia, dan tidak akan ada seorang manusia, yang baginya Ia tidak menderita" (Sinode Quiercy 853: DS 624)” (Katekismus Gereja Katolik, No. 605)
Antifon Pembuka (Mzm 38 (37):22-23)
Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku
Forsake me not, O Lord! My God, be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!
Doa Pagi
Allah Bapa pemelihara alam semesta, peliharalah umat-Mu dan ajarilah kami berbuat baik. Bantulah kami dengan kekuasaan-Mu, agar kami layak menikmati anugerah surgawi. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)
Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.
Inilah Injil Suci menurut Matius (20:17-28)
Renungan
Kita tentu ingat menunggu ketel air mendidih di atas kompor arang atau kompor minyak tanah, dan bagaimana kita bisa berjongkok di sana atau melakukan hal lain sambil menunggu.
Tetapi dengan segala sesuatu yang berubah begitu cepat dan begitu banyak, tampaknya hidup harus lebih nyaman dan kita harus memiliki lebih banyak waktu.
Namun, ironisnya, dengan hidup yang semakin nyaman, kita juga mulai menghindari ketidaknyamanan dan kita tidak melihat makna apa pun di dalamnya.
Pada tingkat yang lebih dalam, kita juga ingin menghindari penderitaan karena penderitaan itu negatif dan tidak berarti.
Bahkan dalam bacaan pertama, nabi Yeremia meminta Tuhan untuk membebaskannya dari musuh dan penderitaannya.
Dalam Injil, Yakobus dan Yohanes juga menginginkan kemuliaan, tetapi Yesus bertanya kepada mereka apakah mereka dapat menanggung penderitaan juga. Pertanyaan yang sama juga diajukan kepada kita.
Sama seperti air yang harus direbus sebelum layak untuk diminum, kita juga harus melalui api penderitaan yang menajam sebelum kita dapat menemukan maknanya.
Ada makna dalam penderitaan. Itu disebut penderitaan penebusan. Ini adalah jenis penderitaan yang Yesus tunjukkan kepada kita ketika Dia dipakukan di kayu salib.
Semoga kita juga mempersembahkan penderitaan kita dalam kasih seperti yang Yesus lakukan, untuk penebusan kita serta penebusan dunia... (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mat 20:28)
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
The Son of Man did not come to be served but to serve, and to give his life as a ransom for many.