"Dalam banyak negara, dewasa ini terdapat banyak orang Katolik yang meminta perceraian menurut hukum sipil dan mengadakan Perkawinan baru secara sipil. Gereja merasa diri terikat kepada perkataan Yesus Kristus: "Barang siapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina" (Mrk 10:11-12). Karena itu, Gereja memegang teguh bahwa ia tidak dapat mengakui sah ikatan yang baru, kalau Perkawinan pertama itu sah. Kalau mereka yang bercerai itu kawin lagi secara sipil, mereka berada dalam satu situasi yang secara obyektif bertentangan dengan hukum Allah. Karena itu, mereka tidak boleh menerima komuni selama situasi ini masih berlanjut. Dengan alasan yang sama mereka juga tidak boleh melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam Gereja. Pemulihan melalui Sakramen Pengakuan hanya dapat diberikan kepada mereka yang menyesal, bahwa mereka telah mencemari tanda perjanjian dan kesetiaan kepada Kristus, dan mewajibkan diri supaya hidup dalam pantang yang benar." (Katekismus Gereja Katolik, 1650)
Antifon Pembuka (Mzm 27:7-8a)
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kebahagiaan, tuntunlah kami ke alam hening untuk menemui Engkau dan curahilah kami Roh Yesus yang akan memperkenalkan kami dengan Dikau, sumber kehidupan kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sekali peristiwa tibalah Elia di Gunung Horeb, gunung Allah. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung, di hadapan Tuhan.” Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun dalam gempa pun Tuhan tak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api disusul bunyi angin sepoi-sepoi biasa. Mendengar itu segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua. Maka terdengarlah suara yang berbunyi, “Apakah kerjamu di sini, Elia?”Jawabnya, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang. Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Pergilah, kembalilah ke jalan yang sama, melalui padang gurun ke Damsyik. Sesampai di sana, engkau harus mengurapi Hazzel menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku rindu melihat wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 27:7-8.9abc.13-14; Ul: lih. 1a)
1. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari seturut firman-Mu, “Carilah wajah-Ku!
2. Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)
Inilah Injil Suci menurut Matius (5:27-32)
Verbum Domini
Renungan
Setiap kali ada bahaya atau ancaman atau semacam permusuhan, biasanya ada dua pilihan yang ada - kita melawan atau melarikan diri.
Dengan kata lain, apakah kita berdiri tegak dan menghadapi apa yang akan datang pada kita, atau kita berbalik dan lari dan mungkin bertarung di lain hari.
Adapun nabi Elia dalam bacaan pertama, ketika dia mencapai Horeb, gunung Tuhan, dia pergi ke gua dan bermalam di dalamnya.
Tapi sebenarnya itu lebih seperti bersembunyi di gua karena dia melarikan diri dari musuh-musuhnya yang mengejarnya seumur hidupnya.
Bersembunyi di sebuah gua di gunung Tuhan memang tempat yang paling aman, tapi Tuhan tidak ingin kita terus berlari dan bersembunyi selamanya.
Karena pada akhirnya, Tuhan mengirimnya kembali ke tempat asalnya dan Tuhan bahkan memiliki misi baginya untuk melanjutkan peran kenabiannya dalam mengurapi raja.
Jadi, mulai dari melarikan diri hingga melakukan pertarungan lagi dan menghadapi bahaya musuh-musuhnya.
Dalam Injil, seperti yang Yesus ajarkan tentang memotong apa pun yang menyebabkan kita berdosa, itu juga bisa berarti bahwa kita tidak dapat lari dari pencobaan kita.
Kita harus menghadapi dan melawan godaan kita dan itu mungkin berarti kehilangan mata atau tangan (dalam arti kiasan)
Tetapi Tuhan akan memberi kita kekuatan untuk melawan dan membuat iblis pergi menjauh. Tetap saja jangan sampai kita terlalu bangga atau percaya diri.
Bahkan jika kita memenangkan pertarungan, mari kita ingat untuk kembali ke gua gunung Tuhan itu. Kita perlu bersembunyi dan beristirahat di dalam Tuhan sebelum kita dapat melanjutkan pertempuran lagi.