Minggu, 04 September 2022
Hari Minggu Biasa XXIII
Tiap warga negara dan tiap pejabat berkewajiban mengusahakan secara aktif mencegah perang. "Selama akan ada bahaya perang, dan tidak ada kewibawaan internasional yang berwenang dan dilengkapi upaya-upaya yang memadai, selama itu - bila semua upaya perundingan damai sudah digunakan - pemerintah-pemerintah tidak dapat diingkari haknya atas pembelaan negara mereka yang sah" (GS 79,4). --- Katekismus Gereja Katolik, 2308
Antifon Pembuka (Mzm 119:137,124)
Engkau adil, ya Tuhan, dan hukum-hukum-Mu benar. Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu.
Iustus es Domine, et rectum iudicium tuum: fac cum servo tuo secundum misericordiam tuam.
Mzm. Beati immaculati in via: qui ambulant in lege Domini.
You are just, O Lord, and your judgment is right; treat your servant in accord with your merciful love.
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah menebus kami dan mengangkat kami menjadi anak-anak-Mu. Pandanglah anak-anak kesayangan-mu dengan rela hati, supaya semua orang yang percaya pada Kristus memperoleh kebebasan sejati serta warisan abadi. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Minggu Biasa XXIII
Tiap warga negara dan tiap pejabat berkewajiban mengusahakan secara aktif mencegah perang. "Selama akan ada bahaya perang, dan tidak ada kewibawaan internasional yang berwenang dan dilengkapi upaya-upaya yang memadai, selama itu - bila semua upaya perundingan damai sudah digunakan - pemerintah-pemerintah tidak dapat diingkari haknya atas pembelaan negara mereka yang sah" (GS 79,4). --- Katekismus Gereja Katolik, 2308
Antifon Pembuka (Mzm 119:137,124)
Engkau adil, ya Tuhan, dan hukum-hukum-Mu benar. Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu.
Iustus es Domine, et rectum iudicium tuum: fac cum servo tuo secundum misericordiam tuam.
Mzm. Beati immaculati in via: qui ambulant in lege Domini.
You are just, O Lord, and your judgment is right; treat your servant in accord with your merciful love.
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah menebus kami dan mengangkat kami menjadi anak-anak-Mu. Pandanglah anak-anak kesayangan-mu dengan rela hati, supaya semua orang yang percaya pada Kristus memperoleh kebebasan sejati serta warisan abadi. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (9:13-18)
"Siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?"
Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap. Sebab jiwa dibebani oleh badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir. Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di surga? Siapa gerangan dapat mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus? Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu; maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
Atau Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; Ul:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon (9b-10.12-17)
Saudaraku yang terkasih, aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, dan kini dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dia, buah hatiku ini, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil. Tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai saudara terkasih. Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; Ul:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon (9b-10.12-17)
"Terimalah dia, bukan sebagai hamba, melainkan sebagai saudara terkasih."
Saudaraku yang terkasih, aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, dan kini dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dia, buah hatiku ini, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil. Tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai saudara terkasih. Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 119:135), 2/4
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (14:25-33)
"Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."
Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka, “Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau membangun sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran belanja, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Jangan-jangan sesudah meletakkan dasar ia tidak dapat menyelesaikannya. Lalu semua orang yang melihat itu akan mengejek dengan berkata, ‘Orang itu mulai membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikan’! Atau raja manakah yang hendak berperang melawan raja lain tidak duduk mempertimbangkan dahulu, apakah dengan sepuluh ribu orang ia dapat melawan musuh yang datang menyerang dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak dapat, ia akan mengirim utusan selama musuh masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikianlah setiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Saudara-saudari terkasih, masa lalu adalah sejarah, dan kita tidak bisa mengubahnya. Masa depan adalah misteri, dan kami ingin tahu tentang itu. Kita ingin tahu tentang masa depan, sehingga kita bisa berhati-hati dengan masa kini. Dan beberapa bahkan akan meminta bantuan horoskop dan peramal untuk melihat masa depan.
Ada lelucon tentang pria muda yang lajang dan tidak bahagia dengan hidupnya. Jadi dia pergi ke peramal untuk melihat seperti apa masa depannya. Peramal membaca telapak tangannya dan berkata, "Kamu tidak akan menikah dan tidak bahagia sampai kamu berusia 45 tahun." Jadi pemuda itu bertanya, “Setelah itu?” Peramal itu menjawab, “Setelah itu kamu akan terbiasa.”
Tentu saja kita tidak boleh berkonsultasi dengan horoskop atau peramal. Karena bacaan pertama memberi tahu kita ini: "Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap." Lalu siapa yang dapat menemukan apa yang ada di langit?
Ya, kita tidak tahu apa yang ada di depan, dan bagi mereka yang terobsesi dengan masa depan, mereka terus-menerus hidup dalam kecemasan dan merasa tidak bahagia tentang masa kini.
Dalam Injil, Yesus tidak berbicara tentang masa depan. Sebaliknya Dia berbicara tentang tuntutan pemuridan dan tentang memikul salib. Kita mungkin berpikir: Itu hal biasa, jadi apa lagi yang baru?
Kemudian Yesus memberi tahu kita dua perumpamaan. Salah satunya adalah tentang membangun menara, dan satu lagi tentang berperang. Kedua perumpamaan itu mungkin memberi tahu kita sesuatu tentang masa kini dan juga masa depan kita.
Jadi untuk semua yang kita rencanakan dan kerjakan, apa yang sebenarnya kita bangun? Untuk semua menara pencakar langit yang ingin kita bangun, akankah itu semua benar-benar membantu kita sampai ke surga? Bagaimanapun, monumen hari ini adalah reruntuhan masa depan.
Dengan karunia kebijaksanaan, kita akan melihat bahwa apa yang seharusnya kita bangun bukanlah menara pencapaian tetapi jembatan hubungan. Ya, itu adalah hubungan yang kita bangun dengan Yesus dan satu sama lain yang akan membentuk jembatan ke masa depan dan juga kekekalan.
Dan tentang perumpamaan berperang. Kita mungkin ingat bahwa Santo Paulus memberitahu kita untuk berjuang dalam perjuangan yang baik. Dengan kata lain kita harus memilih dengan bijak pertempuran apa yang harus kita perjuangkan, sehingga kita akan berjuang untuk Tuhan dan tidak berakhir berperang melawan orang lain. Berjuang untuk apa yang Tuhan inginkan akan memberi kita kemenangan dalam kekekalan. Melawan orang lain hanya akan membawa kita kesengsaraan-kesengsaraan.
Jadi Yesus telah memberi kita pandangan sekilas tentang masa depan serta sekilas tentang kekekalan dengan dua perumpamaan itu. Dan selain itu, Alkitab memberi tahu kita bahwa masa depan kita ada di tangan Tuhan, dan Surga adalah rumah abadi kita. Kita semua memiliki tempat duduk dalam perjamuan kekal yang telah Allah persiapkan untuk anak-anak-Nya. Untuk memiliki harapan akan masa depan yang mulia dan kekekalan itu, maka kita harus mendengarkan apa yang Yesus katakan kepada kita. Kita harus melepaskan rasa ingin tahu dan obsesi kita akan masa depan, memikul salib kita hari ini, menjadi murid Yesus dan mengikuti Dia ke dalam kekekalan.
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Kami
mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan
bapak/ibu/saudara/i baik melalui doa maupun donasi. Tuhan memberkati.
Antifon Komuni (Mzm 42:2-3; PS 425)
Bagaikan rusa merindukan air, demikianlah jiwaku merindukan Dikau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, Allah yang hidup.
Like the deer that yearns for running streams, so my soul is yearning for you, my God; my soul is thirsting for God, the living God.
RENUNGAN PAGI
**************************************
PRE ORDER buku Ordinarium Misa berbahasa Latin CANTATE edisi REVISI
2022 sudah dapat dilakukan dengan mengisi formulir berikut https://bit.ly/CANTATE2022 .
Saksikan juga pesan Romo Harry Singkoh, MSC pada video youtube berikut ini
Website https://www.cantate2022.com
GOOGLE FORM PRE ORDER
https://bit.ly/CANTATE2022
CUPLIKAN GLORIA ORDINARIUM CAPRANICA
(Advetorial)
Informasi Pasang Iklan di RenunganPagi klik tautan ini