Hari Biasa Pekan XXIII
“Janganlah mencintai dunia atau barang-barang duniawi, sebab dunia ini akan segera berlalu” (St. Nikolaus dari Tolentino)
Antifon Pembuka (1Kor 10:17)
Doa Pagi
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang tulus kepada sesama kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 10:14-22a)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan,
2. Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan, akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya,
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Inilah Injil Suci menurut Lukas (6:43-49)
Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan tidak ada pula pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati. Mengapa kalian berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan sabda-Ku serta melakukannya, - Aku menyatakan dengan siapa ia dapat disamakan: - Dia itu sama dengan orang yang mendirikan rumah. Ia menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena dibangun dengan kokoh. Sebaliknya barangsiapa mendengar sabda-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika dilanda banjir, rumah itu segera roboh, dan hebatlah kerusakannya.”
Renungan
Di hampir setiap agama, makanan digunakan dalam ibadah sebagai tanda persekutuan dengan yang Ilahi. Oleh karena itu dalam ibadah ada yang dipersembahkan untuk dikorbankan. Itu bisa berupa binatang, atau hasil bumi, atau makanan yang dimasak. Bahkan dalam Ekaristi, roti dan anggur dipersembahkan dan melalui konsekrasi imam, kita mengambil bagian Tubuh Kristus dalam persekutuan.
Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus harus mengingatkan orang-orang Kristen bahwa mereka memang dalam persekutuan dengan Kristus ketika mereka mengambil bagian dalam memecahkan roti dalam Ekaristi. Ekaristi diberikan sebagai kurban Tubuh dan Darah-Nya, agar dengan mengambil bagian di dalamnya, kita dapat bersatu dengan Kristus dan dengan sesama anggota-Nya menjadi satu Tubuh. (Lih. KGK 1329) Kita juga perlu ingat bahwa kita yang telah dibaptis berada dalam persekutuan dengan Kristus dan bahwa Kristus hidup di dalam hati kita. Dari kata-kata yang keluar dari hati kita, kita akan tahu betapa sadarnya kita akan kehadiran Kristus di dalam kita. Persatuan kita dengan Kristus dalam Komuni kudus, “melindungi, menambah, dan membaharui pertumbuhan kehidupan rahmat yang diterima dalam Pembaptisan.” (KGK 1392). Katekismus juga mengajarkan bahwa dengan Komuni kudus kita menerima rahmat ilahi, dan dengan demikian Ekaristi merupakan antisipasi kemuliaan surgawi. (lih. KGK 1402) Dengan merayakan Ekaristi, kita menantikan dengan rindu kedatangan Penyelamat kita Yesus Kristus, untuk mengambil bagian di dalam kemuliaan-Nya (lih. KGK 1040). “Setiap kali misteri ini dirayakan, terlaksanalah karya penebusan kita (LG 3) dan kita memecahkan “satu roti yang merupakan obat kebakaan, penangkal kematian, dan santapan yang membuat kita hidup selama-lamanya dalam Yesus Kristus” (Ignatius dari Antiokhia, Eph. 20,2).” (KGK 1405)
Kami berterima kasih atas janjimu untuk menolong kami, bila kami berada dalam kesesakan.
Kami mempercayakan diri ke dalam kasihmu yang kuasa mengeringkan air mata dan menghibur hati kami. Ajarilah kami menemukan damai di dalam diri Yesus Puteramu dan berkatilah kami di sepanjang hari-hari hidup kami.
Tolonglah kami membangun sebuah bait di dalam hati kami.
Jadikanlah bait kami itu seindah bait yang telah dibangun di atas Gunung Tepeyac bagimu.
Suatu bait penuh penyerahan, pengharapan dan cinta kasih kepada Yesus yang terus berkembang setiap hari.
Bunda tercinta, Engkau memilih tinggal bersama kami dengan menghadiahkan gambar dirimu sendiri yang amat ajaib dan suci pada jubah Juan Diego.
Biarlah kami menikmati kehadiranmu yang penuh kasih itu apabila kami memandangi wajahmu.
Berilah kami keberanian seperti Juan untuk menyampaikan pesan pengharapanmu kepada semua orang.
Engkaulah Bunda kami dan sumber inspirasi kami. Sudi dengarkanlah dan jawablah doa-doa kami.
Amin.