Senin, 26 September 2022
Hari Biasa Pekan XXVI
“Ekaristi berkaitan dengan sengsara Kristus. Apabila Yesus tidak
menetapkan Ekaristi, kita akan melupakan peristiwa penyaliban.
Penyaliban akan terlupakan dalam masa lalu, dan kita akan lupa bahwa
Yesus mengasihi kita. Ada pepatah kalau jauh dari mata, maka jauh dari
hati. Untuk memastikan agar kita tidak lupa, Yesus memberikan Ekaristi
kepada kita sebagai peringatan akan cinta kasih-Nya. Saat kamu memandang
salib, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu pada waktu itu. Saat kamu
memandang Hosti Kudus, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu
sekarang.” — St. Teresa dari Kalkuta
Antifon Pembuka (Ayb 1:21)
Tuhan telah memberi. Tuhan telah mengambil. Seturut kehendak Tuhanlah semuanya terjadi. Terpujilah nama-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang Mahakudus,
terpujilah nama-Mu, karena Engkau telah memberi kami napas kehidupan,
dan tempat tinggal berkat sabda Putra-Mu terkasih. Kami mohon, semoga
telinga kami tetap terbuka, agar dapat mendengarkan segala sabda-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ayub (1:6-22)
“Kesalehan Ayub dicoba.”
Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan, dan di antara
mereka datanglah juga iblis. Maka bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Dari
manakah engkau?" Jawab iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan
menjelajah bumi." Lalu bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Apakah engkau
memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tidak seorang pun di bumi seperti
dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi
kejahatan." Lalu jawab iblis kepada Tuhan: "Apakah dengan tidak mendapat
apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar
sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang
dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah
di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang
dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman Tuhan
kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyai ada dalam kuasamu. Hanya
janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian
pergilah iblis dari hadapan Tuhan. Pada suatu hari, ketika anak-anaknya
yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum angur di rumah
saudara mereka yang sulung, datanglah seorang persuruh kepada Ayub dan
berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan
rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan
merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku
sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api
telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing
domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat
memberitahukan hal itu kepada tuan." Sementara ornag itu berbicara,
datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang
perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka
yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang
gurun. Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa
orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang
luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.” Maka
berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya,
kemudian sujudlah ia dan menyembahnya, katanya: “Dengan telanjang aku
keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke
dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama
Tuhan!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh
Allah berbuat yang kurang patut.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
Ayat. (Mzm 17:1,2-3,6-7)
1. Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat
apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu
malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu
kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
3. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah;
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan
orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (9:46-50)
"Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."
Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus
tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui
pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan
menempatkannya di samping-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan
barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab yang
terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar." Pada kesempatan lain
Yohanes berkata, "Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi
nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita."
Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak
melawan kalian, dia memihak kalian."Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Agar sesuatu dapat "dicoba dan diuji", perlu melalui semacam "baptisan api".
Entah
dipahami secara harafiah atau kiasan, realitas kekuatan api sudah jelas
- ia menghancurkan dan pada saat yang sama ia juga memurnikan.
Di medan perang, ketika tentara diserang, itulah saat untuk melihat betapa berani mereka.
Dalam hidup, ketika iman berada di bawah api dan menjalani baptisan api, itulah waktu untuk melihat apa sebenarnya iman itu.
Pada
bacaan pertama, kita mendengar setan berkomentar bahwa Ayub tidak takut
akan Tuhan untuk apa pun. Tuhan telah memberkati Ayub dan dia aman dan
terjamin.
Jadi setan menyarankan agar Ayub diuji, untuk membakarnya dan melihat apa yang terjadi dengan imannya kepada Tuhan.
Dalam Injil, kita mendengar tentang para murid berdebat di antara mereka sendiri tentang siapa di antara mereka yang terbesar.
Apa
pun yang dapat mereka katakan tentang diri mereka sendiri, akan tiba
waktunya ketika mereka akan diuji, iman mereka kepada Yesus akan
dikobarkan, dan kebesaran apa pun yang mereka pikir telah lenyap dalam
ketakutan.
Apapun yang dapat kita katakan tentang iman kita, kita
juga harus siap untuk iman kita untuk menjalani baptisan api, dan untuk
dicobai dan diuji.
Marilah kita percaya pada kasih Tuhan bagi
kita bahwa Dia tidak akan mencobai dan menguji kita melebihi apa yang
dapat kita terima. Tuhan untuk kita dan bukan melawan kita. Saat
menjalani baptisan api, marilah kita berdiri di sisi Tuhan, atau kita
tidak akan berdiri sama sekali.. (RENUNGAN PAGI)
|
Gambar oleh: pxfuel.com (CC)
|
Antifon Komuni (Ayb 1:21b.22)
Tuhan yang memberi. Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Dalam
kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa, dan tidak menuduh Allah berbuat
yang kurang patut.